11) Dia Merasa Sungkan

158 18 0
                                    

"Aku tidak tidur di asrama malam ini."

Hanbin memanyunkan bibirnya, "Ini tidak adil, Aku juga ingin tinggal diluar."

Zhang hao merasa gemas, menjelaskan, "Aku harus pergi besok pagi, jadi akan menginap di rumah master Henry malam ini."

"Pergi? Berapa lama? Bisakah kau tidak pergi?" Hanbin menunjukkan ketidaksenangannya, tapi entah kenapa Zhang hao tidak merasa kesal tentang itu. Rasanya seperti bukan kali pertama mereka begini.

Mengusap Kepala Hanbin, Zhang sekali lagi dengan lembut menjelaskan, "Hanya 2 hari, aku akan pergi ke pulau jeju untuk menghadiri pernikahan disana.
Sudah larut, cepat pergi atau kau akan dihukum."

Hanbin berkompromi, dengan wajah manis meminta, "Baiklah... Tapi Hyung bisa kau lakukan itu sekali lagi? "

"Apa? "

"Tolong usap kepalaku." Zhang hao terkejut, lalu tertawa sambil mengacak-acak rambut Hanbin.

"Ah, hyung! Rambut tampanku!" Hanbin memajukan bibirnya, berpura-pura marah.

Menepuk bahu Hanbin, tawa Zhang Hao perlahan mereda, "Aigo.. Pulanglah,
Anak kecil pulangnya jangan kemalaman, nanti diculik hantu."

"Hmph!" Hanbin menghempaskan napas, lalu berjalan keluar sambil melambaikan tangannya sepanjang jalan.
"Bye, Hyung~"

Setelah tidak melihat Hanbin lagi, Zhang hao menoleh. Dia melihat Seungkwan menghela napas lega, disampingnya ada Mingyu yang terlihat penasaran.

"Bos, apa kau baik-baik saja? "

Seungkwan melambaikan tangannya, mengatakan tidak apa-apa. Meskipun ragu, Zhang Hao tidak mengatakan apa-apa. Sementara itu, Mingyu yang dari tadi dilarang bosnya untuk bicara dan menyapa tuan investor, tidak lagi menahan diri. Dengan rasa ingin tahu dia bertanya,

"Kau kenal orang tadi? "

"Maksudmu Hanbin? Dia adik kelas ku."

"Kau terlihat sangat akrab. "

Zhang Hao tersenyum, "Aku tidak sering bertemu dengannya, tapi dia anak yang baik dan manis. "

Mendengar kata 'baik dan manis' membuat Seungkwan menelan ludah, bahkan sejak pertama kali bertemu, kesan pertamanya terhadap saat bertemu dengan Hanbin adalah orang yang cerdik dan lugas. Baru tadi, dia akhirnya tahu betapa mengerikannya anak itu. Mungkinkah Zhang hao ditipu? Ya, pasti begitu! Zhang hao sangat baik, dia pasti sudah ditipu oleh orang jahat itu. Tapi tunggu, jika Hanbin adalah orang jahat, bukankah itu berarti dia adalah partner penjahat? Tidak, itu salah. Hanbin hanya menyeramkan, dia tidak jahat sama sekali.

***

Pukul 11 malam,

Bip, bip, bip.

"Oh, Zhang hao sudah pulang? "

Zhang hao mengangguk malu, dia pikir semuanya sudah tidur sekarang. "Apa aku membangunkamu? "

"Tidak, Barusan bibi haus, ingin minum. "

"Oh, begitu..."

"Zhang Hao sudah makan? Ada makanan di lemari, kalau mau bibi bisa panaskan dulu. oke?"

Zhang ingin menolak, tapi Master Henry yang baru keluar dari kamar menyela. "Jangan ditolak, sangat jarang bibimu mau memasak, Kau harus mencoba keahliannya. Ayo duduk." Zhang hao maju perlahan dan duduk di seberang Henry. "Bagaimana pekerjaan hari ini? Apa kau lelah? "

Zhang hao mengangguk, "Lelah, tapi Bos nya sangat baik, jadi terasa lebih mudah. Aku juga sudah meminta izin untuk tidak masuk beberapa hari."

"Itu bagus, jangan memaksakan diri sendiri. Jika ada masalah, ada aku, atau kau bisa mendatangi bibimu. Dia sangat ahli menyelesaikan masalah. "

Dari dapur, Kim Yewon menyahut. "Itu benar, jangan memendamnya sendiri kalau kau tidak mau menjadi seperti dia. "

"Hei! Jangan lupa karena itulah kita bisa bertemu."

Zhang hao tersenyum, "Itu merupakan berkah setelah musibah."

Kisah cinta keduanya cukup terkenal di lingkaran. Pada awal kariernya Henry sempat mengalami depresi, untungnya dia menyadari itu dan pergi menemui psikiater. Keduanya banyak berinteraksi dan kemudian saling jatuh cinta. Orang ini adalah Nona Kim Yewon yang dua tahun lebih tua darinya. Mereka menikah 5 tahun yang lalu dan hampir tidak terdengar gosip bermasalah dalam hubungan mereka, cerita yang keluar selalu tentang Keluarga bahagia. Walaupun ada isu nona Kim tidak bisa hamil, keduanya tidak pernah ambil pusing. Mereka memilih menikmatinya dan membuat semakin banyak iri pada mereka.

Sambil menyerahkan makanan, "Makanlah."

"Terima kasih, bibi."

"Bagaimana?" Henry bertanya.

"Sangat lezat!"

Henry menepuk pahanya dan tertawa, "Hahaha! Sudah kubilang masakan bibimu itu lezat, Kau harus mencobanya paling tidak sekali seumur hidup. "

Zhang hao mengangguk, ini memang sangat lezat. Dia menghabiskan satu mangkok walaupun sudah makam sebelum pulang. Zhang hao ingin bangun untuk mencuci piring, tapi segera dicegat oleh bibi Kim.
"Kau bicara saja dengan pamanmu. " Lalu segera pergi.

"Tapi-"

"Xiao Hao. "

Zhang hao duduk kembali.

"Barang-barangmu untuk besok sudah siap? "

Zhang hao mengangguk, dia langsung menyiapkannya setelah pulang sekolah dan mengantar ke sini sebelum pergi bekerja.

Henry menghela napas, "Nak, Aku tahu kamu perlu uang. Tapi jika kau terus begini, kau tidak bisa fokus berlatih. Hampir seluruh waktumu digunakan untuk sekolah dan bekerja, bahkan hari ini kau tidak berlatih sama sekali. "

Zhang hao menundukkan kepalanya, tidak berani menyela.

"Acara pernikahan yang kita hadiri kali ini milik sahabat lamaku, namanya Hangeng, dia juga orang china jadi kau tidak perlu khawatir. Dia memiliki reputasi yang tinggi di industri musik dan hiburan, walaupun bukan musik klasik seperti kita, tapi dia juga lulusan sekolah musik yang sama denganku dan memiliki banyak kenalan seperti aku.

Dia memiliki agensi besar di china dan cabang agensi mereka disini pun sudah mulai berkembang dengan meciptakan beberapa nama yang cukup terkenal. Jadi jika kau melihat beberapa tamu artis nanti jangan terkejut, paham? "

Master Henry juga menjelaskan tentang beberapa nama besar yang kemungkinan akan datang beserta karakter mereka, yang juga menegaskan kepada Zhang Hao betapa pentingnya acara ini.

"Ingatlah, besok setelah sampai di sana jangan lupa latihan, Kau akan menampilkan dua lagu di depan banyak orang. Selain bersosialisasi, kau juga harus menampilkan yang terbaik. Akan ada banyak orang yang menilaimu, Kau harus bisa meyakinkan mereka akan bakatmu, jadi jangan sampai membuat kesalahan. "

Zhang Hao mengangguk tegas. "Baik, guru! "

.
.

Henry Lau, Kim Yewon (We Got Married)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Henry Lau, Kim Yewon (We Got Married)

[BL] BACK TO YOU || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang