Sembilan Belas

2K 68 4
                                    

Bantu vote, ya.

Setelah jam makan siang tadi, kedua insan yang berstatus tunangan itu pergi ke salah satu Supermarket terdekat untuk membeli sebagian bahan makanan. Sebenarnya ini tugas Bi Sonya selaku Asisten Rumah Tangga di mansion miliknya, tapi berhubung gadis mungil yang merangkap sebagai pujaan hatinya ini ingin jalan-jalan, jadi ia putuskan untuk sekalian belanja bulanan. Tak ada salahnya juga, sesekali.

Dan kini di perjalanan pulang, didalam mobil mewahnya hanya diisi dengan keheningan. Ini ulah Zhelica yang sedari tadi terfokus pada ponsel milik Maxi yang berada digenggamannya.

"Lagi liat apa, baby girl?" tanya Maxi dengan sebelah tangan yang mengusap pelan rambut terurai milik Zhelica.

Dalam fokusnya Maxi mengernyit saat tak mendapat jawaban dari gadis disampingnya.

Ia menoleh sejenak. Zhelica-nya sedari tadi hanya fokus pada ponsel.

Ia beralih menggenggam satu tangan Zhelica. Mengecupnya lalu menyimpannya dipaha miliknya. Gotcha! Itu membuat bayinya menatap bingung kearah dirinya.

"Liat apa, sayang? Kok aku-nya dicuekin?" tanya Maxi, pandangannya sudah terfokus kembali pada jalanan didepannya.

Dengan antusiasnya Zhelica mengarahkan benda pipih berwarna hitam itu kedepan wajah lelakinya.

"Liat! Cantik, kan?"

"Lica mau kesini Lian" lanjutnya merengek.

Maxi kembali mengecup jari jemari Zhelica satu persatu, menyalurkan rasa gemasnya kala melihat puppy eyes milik Zhelica.

"Kamu mau ke Thailand?" tanyanya saat melihat sebuah gambar perbukitan yang ia yakini berada di Thailand, lebih tepatnya Kanchanaburi.

"Ini di Thailand, Lian?"

"Iya, sayang. Ini Puncak Galaxi"

"Tapi jangan kesini, ya?" lanjutnya.

Zhelica menunduk lesu.

"Ke puncak terlalu beresiko, baby girl. Bahaya buat kamu, aku gak mau baby kenapa-kenapa, sayang. Kamu paham kan?"

"Lica mau kesini. Liat! Pasti disana cantik banget pemandangannya"

Maxi tersenyum maklum.

"Kita tetep ke Thailand, sayang. Tapi gimana kalo ke pantai? Baby suka pantai, kan?" tanya Maxi mencoba bernegosiasi.

Zhelica termenung sejenak, seolah tengah berfikir mengenai tawaran dari Maxi. Di satu sisi ia kekeh ingin ke puncak, tapi ia sendiri pun takut saat Maxi mengatakan bahwa itu terlalu beresiko. Sebahaya apa puncak bagi dirinya?

"Hm, terserah Lian aja. Lica ikut asal nanti kita pergi ke Thailand. Yeyy!" putusnya dengan bersorak kegirangan, tangannya sudah tak berada di genggaman Maxi.

Maxi tersenyum lebar. Jadi tugasnya kali ini adalah membuat jadwal keberangkatan dirinya dan sang gadis.

***

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, kini keduanya telah berada didalam Supermarket, dengan sebelah tangan Maxi yang mendorong troli dan sebelah tangannya lagi bertengger apik di pinggang Zhelica.

"Kita beli bahan mam kamu dulu, ya? Kalo kamu mau sesuatu, ambil aja. Tapi inget! Jangan makanan yang aneh-aneh" ujar Maxi sembari menggiring Zhelica ke lorong yang berisi rak sayuran.

Zhelica hanya mengangguk mengiyakan. Matanya sedari tadi berbinar kala melihat berbagai macam cemilan.

"Lian" panggilnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

Maxi yang tengah memilih beberapa sayuran seketika menoleh kearah Zhelica dan ikut menatap objek yang ditatap oleh netra coklat terang milik gadisnya.

"Kenapa, sayang?" tanyanya, tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus pipi berisi gadisnya. Hal itu membuat tatapan Zhelica beralih padanya.

"Mau itu, ya?" tunjuknya pada snack yang sedari tadi menarik perhatiannya. Snack yang berbahan dasar kentang itu adalah objek yang pertama Zhelica lihat kala dirinya memasuki Supermarket.

Maxi tersenyum tipis.

"Satu aja ya, selebihnya kita beli yang lain"

"Heem, satu aja, Lian"

Setelahnya, keduanya mengitari lorong-lorong yang terdapat rak kebutuhan Zhelica dan Maxi. Seperti sayuran, perdagingan, buah-buahan, cemilan, susu, minuman soda untuk Maxi, dan tak lupa barang-barang lainnya.

***

"Huh, Lica mau bobo" keluh Zhelica kala dirinya bertemu dengan kasur setelah menghabiskan waktu diluar.

"Mandi dulu, babygirl. Abis dari luar loh, banyak kumannya" ujar Maxi dengan kedua tangannya menggapai ketiak Zhelica untuk ia gendong, sebelum Zhelica-nya rewel tingkat akut.

Zhelica hanya bergumam tidak jelas. Selain cape karena berkeliling Supermarket, jam tidur siangnya pun sudah terlewat.

"Mandi ya sayang yaa. Aku tunggu diluar, kalo udah, kasi tau aku nanti aku gendong lagi kamunya"

***

Maximillian the Possessive GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang