1

4.2K 307 13
                                    

Seorang wanita telah bangun dari tidurnya. Dia mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Matanya memperhatikan sekitar, tempat yang nampak asing. Matanya melebar saat mengingat kejadian semalam saat kejadian keji itu, saat hendak bangun tapi tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Dia masih belum mengingat saat kejadian seorang lelaki yang menolongnya. Dia pikir sekarang ini sedang berada ditempat lelaki bejat yang telah memperkosanya semalam.

"Aaaa!" Jerit Chika terkejut saat tiba-tiba pintu kamar mandi dalam kamar itu terbuka.

"Aaaaa!" Sang pelaku yang membuka pintu, yaitu Zeernan ikut berteriak karna terkejut dengan teriakan yang disebabkan oleh Chika.

"Siapa kamu?!" Tanya Chika.

"Lah, pakek nanya, saya yang nolongin mbak semalem," jawab Zeernan.

Chika menerawang kejadian semalam, sampai akhirnya Chika ingat. Benar lelaki yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi adalah lelaki yang menolongnya sekarang. Chika memperhatikan bajunya yang telah berganti, seingatnya semalam baju yang dia kenakan basah kuyup karna mandi hujan.

Zeernan mendekati ranjang sembari berkata. "Mbak kalau mau mandi, bisa di sana. Saya ambilkan-"

Bugh!

Sebuah bantal mendarat tepat di wajah tampan Zeernan. "Baju saya yang semalam mana mas?! Siapa yang gantiin baju saya?!" Pekik Chika. Dia sudah perpikir hal yang tidak-tidak. Dia berpikie bahwa yang menggantikan bajunya adalah lelaki yang di depannya ini.

"Tenang mbak, tenang. Baju yang mbak pakai sekarang itu baju saya. Semalem memang baju mbak basah kuyup, mbak semalem ketiduran waktu di mobil, mau saya bangunin buat ganti baju dulu, tapi mbak tidurnya pules banget. Jadi saya minta tolong sama pembantu perempuan saya buat gantiin baju mbak. Bukan saya yang gantiin, berani sumpah mbak," jelas Zeernan. Dia sampai menunjukkan dua jarinya di kata-kata terakhir.

"Terus mas ngapain di sini?"

"Ini kamar saya mbak, semalem saya tidur di kamar tamu. Saya ke sini sekarang karna mau ambil anduk sama sikat gigi ini mbak." Zeernan menunjukkan handuk yang dia sampirkan dipundak dan sikat gigi warna hijau yang dia genggam.

Semalem Zeernan memang sengaja menidurkan Chika di kamarnya. Kenapa tidak di kamar tamu? Karena kamar tamu di vila ini, masih belum dibersihkan, jadi demi kenyamanan perempuan yang dia tolong, Zeernan memberikan kamarnya untik ditempati dan dirinya sendiri tidur di kamar tamu, meskipun semalam dia harus bersih-bersih kamar dadakan.

"Oh gitu... maaf ya mas, saya gatau," kata Chika merasa tak enak.

"Iya gapapa mbak. Lebih baik sekarang mbak bersih-bersih, mbak bisa pakai baju saya, pilih aja di lemari. Abis bersih-bersih mbak ke bawah, kita sarapan bersama," jelas Zeernan. Perempuan itu hanya mengangguk tak enak karna merasa merepoti lelaki yang telah membantunya sejak semalam.

"Maaf ngerepotin mas."

"Nggak mbak, santai aja. Jangan banyak di pikir. Saya ke bawah dulu ya mbak, mau bersih-bersih juga." Setelah mendapat anggukan, Zeernan keluar kamar. Dia membiarkan perempuan itu untuk bersih-bersih.

~~~

Setelah bersih-bersih perempuan itu turun dan melakukan sarapan pagi bersama Zeernan. Zeernan sesekali memperhatikan perempuan di sebelahnya ini yang makan cukup lahap. Dia seperti sudah tidak makan cukup lama. Sampai-sampai sesekali perempuan itu tersedak.

"Jangan buru-buru mbak. Pelan-pelan aja, kalau mau nambah boleh, masih banyak lauknya."

"Maaf mas."

"Gapapa, dilanjut."

Perempuan itu ini makan sedikit lebih pelan dari sebelumnya. Tak lagi tergesa-gesa. Dia menikmati makan pagi ini dengan senang hati.

Setelah makan selesai, masih berada di dapur, Zeernan pelan-pelan mulai menanyakan identitas perempuan di sampingnya ini. Dia ingin tau dimana rumah perempuan ini, agar Zeernan bisa mengantarkan pulang. Takut-takut jika keluarganya mencari.

"Mbak, maaf sebelumnya perkenalkan nama saya Zeernan, nama mbak siapa?"

"S-saya Chika, mas." Chika memainkan jarinya di bawah. Dia merasa gugup apalagi cara Zeernan menatap sangatlah dalam.

"Maaf, kronologi semalam gimana ceritanya? Kenapa mbak bisa sampai di jalanan hutan sepi seperti itu?"

Mendengar pertanyaan itu perempuan yang memiliki nama Chika itu mulai terisak mengingat kejadian semalam. "Saya diperkosa mas. Awalnya saya kabur dari rumah, karna saya mau dinikahin paksa sama orang tua saya dengan laki-laki yang saya tidak kenal keseluruhan dan juga lelaki itu sudah kepala empat usianya. Pas saya sudah kabur, sialnya barang-barang saya di jambret di jalan. Waktu itu saya sudah bingung mau apa, hari pun sudah malam. Nasib sial tak sampai itu, selanjutnya saya diculik sama orang-orang yang bahkan saya gatau siapa. Saya dimasukan dalam mobil. Dan berakhir saya diperkosa di tempat kemarin terakhir sampai saya pingsan," jelas Chika. Dia sudah kembali terisak, menangis sesenggukan.

"Saya gatau harus kemana lagi. Saya ga punya tempat tinggal."

Zeernan merasa iba dengan musibah yang dialami Chika ini. Hati kecilnya bergerak untuk membantu perempuan ini. "Kamu jangan sedih. Kamu bisa tinggal di sini dulu, gapapa. Di sini ada pembantu saya namanya Bi Emi yang tadi itu. Jadi jika butuh apa-apa mbak bisa minta tolong ke Bi Emi."

"Saya takut terus ngeprepotin."

"Nggak kok mbak. Mbak jangan sungkan-sungkan ya. Sekarang anggep aja rumah sendiri. Mbak juga kalau butuh apa-apa bisa bilang langsung ke saya, saya akan usahain bantu," kata Zeernan. Chika sampai terharu melihat ketulusan orang yang mau menolong dirinya. Padahal bisa saja Zeernan bersikap jahat padanya atau memanfaatkannya, tapi sepertinya dari sudut pandang Chika, Zeernan ini benar-benar tulus.

"Terima kasih banyak mas. Saya akan balas kebaikan mas suatu hari nanti."

"Aamiin, aamiin."































Sorry baru bisa up. Gue udah mulai sibuk parahh. Jadi slow up lagi deh wkwkwk, sabar ya.

Dah gitu aja, maap buat typo.

Thank You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang