Zeernan berlarian menelusuri lorong untuk sampai ke ruangan dimana Chika berada.
"Mas-mas kejablasan! Belok sini mas," kata Christy memberi tau, sebab Zeernan bukannya belok malah lurus terus yang kemungkinan bisa sampai ke kamar mayat.
"Ga bilang dari tadi!" Zeernan berbalik lalu belok ke arah dimana Christy tunjukkan.
"Salah mulu perasaan," kata Christy.
Akhirnya mereka sudah sampai di depan ruang Chika, dan kebetulan ada dokter yang baru saja keluar dari sana.
"Ada apa lagi dengan kakak saya dok?" Tanya Christy.
"Kakak kamu kembali kontraksi, saat saya periksa masih pembukaan 6. Sekarang di dalam sedang bersama perawat yang membantu menenangkan," jelas Dokter.
"Suaminya apa sudah sampai?" Tanya Dokter pada Christy.
"Saya dok! Saya suami pasien yang mau melahirkan di dalam," sahut Zeernan.
"Oh anda. Silahkan masuk, istri anda sedari tadi mencari," kata dokter.
"Baik dok, terima kasih." Zeernan bergegas masuk ke dalam. Di dalam ada seorang suster yang masih berusaha menenangkan Chika di sisinya.
"Saya suaminya sus. Istri saya biar saya yang tenangin," kata Zeernan.
"Baik mas kalau begitu saya permisi." Suster itu kembali keluar, di susul oleh Christy yang kini ikut masuk.
"Yang kuat sayang." Zeernan menggenggam erat tangan Chika. Sesekali Zeernan mengusap peluh yang keluar dari wajah istirnya itu.
"Kak Chika yang kuat ya. Sebentar lagi dedek bayinya keluar kok," kata Christy yang berdiri di sisi lain ranjang.
"Sakit banget Zeer," keluh Chika dengan suara tertahan.
"Cakar aja tangan aku, atau gigit juga gapapa, buat ngurangin rasa sakit kamu," kata Zeernan. Bukan mencakar atau menggigit tangan Zeernan, justru Chika malah mengambil rambut Zeernan dan menjambakknya, untuk mengurangi rasa sakit.
Christy yang melihatnya sontak saja tertawa tanpa rasa malu atau bersalah kepada kakak iparnya karena tertawa. Christy sekarang malah mengeluarkan ponselnya dan memotret kejadian ini.
"Sialan, diem lo Christy!" Kesal Zeernan. Christy justru malah menjulurkan lidahnya mengejek.
~~~~
Beberapa saat berlalu. Tak terasa Zeernan dan Chika kini sudah resmi menjadi orang tua. Karena Chika kini sudah melahirkan dengan keadaan selamat. Bayi yang berjenus kelamin laki-laki pun sehat dan tampan. Entah bagaimana bisa, bayi itu malah lebih mirip dengan Zeernan ketimbang dengan Chika ataupun dengan lelaki yang dulu menghamili Chika. Tapi setidaknya Chika bersyukur jika anaknya lebih mirip dengan Zeernan.
"Ganteng banget dedek bayinya," puji Christy. Bayi itu sekarang sedang berada di atas dada Chika, menyusu.
"Iyalah anak gue," sahut Zeernan. Christy melirik sinis ke arah Zeernan. Chika tersenyum mendengar perkataan Zeernan. Zeernan benar-benar membuktikan perkataanya jika akan menganggap anaknya ini adalah anaknya juga. Chika sangat bersyukur.
"Dia mirip banget sama kamu," kata Chika dengan suara yang masih lemah. Zeernan tersenyum membenarkan.
"Kalau kata orang-orang bayi bisa mirip banget sama bapaknya itu karna, sang ibu cinta banget sama suaminya, jadi ke bawa deh jiplakannya ke anak dan begitu juga sebaliknya," kata Zeernan.
"Sok tau," sahut Christy lagi menyebalkan.
"Ck, pulang sono lo. Ganggu aja," kata Zeernan pada sang adik ipar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You [END]
Teen FictionBerawal dari menemukan dirinya di antara semak-semak hingga sekarang menjadi bagian dari hidupku