20

3.5K 244 11
                                    

Pagi hari kembali menyapa. Sudah sehari Chika berdiam diri di kasur rumah sakit. Dirinya belom diperbolehkan pulang karena masih membutuhkan cairan infus. Zeernan pun belum memperbolehkan Chika pulang, karena khawatir jika terjadi apa-apa dengan istrinya itu.

Chika sekarang sedang duduk di atas kasur dengan memangku piring yang sudah ada potongan buah Alpukat yang dibalur madu. Kata dokter buah itu salah satu cara untuk memperlancar asinya. Makanya Chika mau makan, demi membuat anaknya itu kenyang dalam meminum asi. Chika makan dengan khidmat sambil memperhatikan Luca yang di gendong oleh Zeernan. Pemandangan yang indah sekali bagi Chika.

"Luca nanti kalau udah gedhe mau jadi apa?" Pertanyaan itu keluar dari Zeernan untuk Luca.

"Mau jadi astronot? Wah keren dong." Ya sedari tadi itulah yang Chika dengar, sebuah pertanyaan yang Zeernan lontarkan dan kemudian Zeernan juga yant menjawab.

"Papa dukung kamu jadi astronot." Zeernan dan Chika sudah sepakat untuk menggunakan nama Papa dan Papa sebagai panggilan saat anaknya kelak memanggil mereka.

"Liat deh boy, Mama cantik kan? Istri Papa itu," kata Zeernan. Dia mengarahkan tubuh Luca agar bisa melihat Chika.

"Hati-hati jatuh," peringat Chika. Dia masih was-was jika melihat orang lain menggendong anaknya.

"Nggak sayang, aku kan udah pro," Jawab Zeernan. Zeernan mendekati ranjang Chika dan duduk di pinggiran.

"Minta dong." Zeernan membuka mulutnya siap menerima suapan dari Chika.

"Makasih," ucap Zeernan saat Chika telah menyuapi dirinya.

"Kamu juga mau boy? Ga boleh, ya kamu masih bocil. Ga boleh makan alpukat," kata Zeernan pada Luca yang memperhatikannya.

Ceklek~

Pintu terbuka yang menampilkan Christy masuk ke dalam. "Mas Zeernan, sini deh," panggil Christy.

"Kenapa?" Tanya Zeernan pada Christy yang masih berdiri dekat pintu.

"Sini." Tangan Christy melambai meminta Zeernan untuk mendekat.

"Lu yang butuh lu yang ke sini lah," balas Zeernan.

"Ish, buruan ini penting," kata Christy kekeuh tak ingin mendekat.

"Adik kamu aneh," kata Zeernan pada Chika.

"Udah ke sana gih. Mana Luca biar aku gendong," kata Chika.

"Aa, nanti dulu, aku masih mau gendong," balas Zeernan.

"Yaudah sana, keburu Christy ngambek." Zeernan dengan malas akhirnya menghampiri Christy.

"Kenapa?" Tanya Zeernan yang sudah di dekat Christy.

"Di luar ada ayah sama bunda aku. Aku ga brani bawa mereka masuk, karena takut kalau kaka Chika shock dan marah," bisik Christy.

"Oo jadi gitu. Ga papa bawa masuk aja. Gue udah bahas hal ini kemarin sama Chika, dan Chika udah siap kok ketemu sama mereka. Makanya gue suruh elo buat bawa mereka ke sini. Jadi mereka masih di luar?" Tanya Zeernan sama-sama berbisik.

"Iyalah. Mereka nunggu aba-aba," jawab Christy.

"Bawa masuk aja ga papa."

"Serius?" Zeernan mengangguk mengiyakan. Chika dari kasur menatap bingung ke arah suami dan adiknya yang sedang berbisik itu.

"Ngapain sih bisik-bisik?" Tanya Chika.

"Ha? Nggak kok kak, nggak papa heheh...." jawab Christy.

"Aku keluar bentar." Christy keluar dari ruangan untuk mengajak orang tuanya masuk. Sedangkan Zeernan berjalan ke arah sofa yang tersedia di sana, sambil menimang Luca yang sepertinya mulai mengantuk.

Thank You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang