Sinar matahari kembali menyilaukan mata. Zeernan melenguh dan menggeliat. Dia baru saja terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang masuk dari balkon. Tangan Zeernan meraba sisi sebelahnya yang terasa kosong.
"Chikaa~" panggil Zeernan.
"Chik, kamu dimana?" Mata Zeernan masih terkatup, terasa berat karena rasa ngantuk yang masih melekat.
"Ada apa panggila-panggil. Udah bangun kamu?" Chika keluar dari kamar mandi hanya menggunakan bathrobe, menghampiri Zeernan yang terbungkus selimut tapi dibalik itu kondisinya telanjang dada dan hanya menggunakan kolor tanpa dalaman.
"Kamu udah mandi?" Tanya Zeernan. Dia mendekat ke arah Chika yang duduk di tepi ranjang.
"Udah." Tangan Chika menyisir rambut Zeernan yang kusut.
"Kok ga ajak-ajak aku?"
"Yang ada gajadi mandi kalau sama kamu," jawab Chika.
"Kan olahraga pagi dulu biar sehat."
"Halah, dasar mesum! Semalem udah ya." Balas Chika. Dirinya masih ingat seberapa ganas suaminya itu semalam saat menerkamnya. Dia hanya bisa pasrah di bawah kungkungan Zeernan.
Sudah 7 bulan berlalu. Trauma yang pernah Chika alami itu sudah hilang. Dirinya sekarang juga sudah menerima kehadiran Zeernan sebagai pasangan hidupnya. Rasa cintapun kini sudah hadir diantara mereka berdua. Benar apa perkataan banyak orang, bahwa cinta itu akan datang karena terbiasa. Seperti pasangan ini, karena terbiasa berdua mereka kini tak ada lagi rasa canggung saat bersama. Zeernan dan Chika juga sekarang sudah tak lagi tinggal di rumah orang tua Zeernan. Karena sekitar dua minggu setelah pernikahan duli, mereka memutuskan untuk kembali mentetap di vila Zeernan dan membangun keluarga kecilnya di sana.
"Mesum sama istri sendiri ga papa dong. Dari pada mesum ke orang lain, emang boleh?"
"Berani kamu?!"
"Y-ya nggaklah sayang. Aku cuma bercandaa." Zeernan langsung memeluk pinggang istrinya dengan masih posisi rebahan dikasur.
"Hay baby, lagi apa di dalem?" Zeernan bermonolog di sebelah perut buncit Chika.
"Sehat-sehat ya nak, Daddy tunggu kamu di sini. Nanti kalau kamu udah lahir, kita main sepak bola bareng ya. Nanti kita bareng-bareng usilin Mommy." Zeernan mengusap perut Chika yang terbalut robe putih.
Jika sudah begini bagaimana Chika bisa marah dengan Zeernan. Perlakuan Zeernan yang lembut dan penih perhatian membuat dirinya bisa luluh begitu saja. Selama dia menjalani pernikahan ini tak ada rasa menyesal yang mendasari. Chika sangat bersyukur bisa bertemu dengan Zeernan yang mau menerima dirinya apa adanya, tanpa memperdulikan latar belakang dirinya itu.
"Main bola? Gimana kalau anaknya cewe?" Tanya Chika. Memang keduanya belum tau jenis kelamin bayi mereka ini. Karena tak ada niatan mereka untuk melihat jenis kelamin itu, biarkanlah itu menjadi kejutan saat lahir. Toh mereka berdua tak mempermasalahkan mau anak mereka lahir dengan jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan, yang penting bagi mereka adalah kesehatan nomor satu.
"Ya kalau cewe aku ajak masak-masak. Aku kan jago masak," jawab Zeernan dengen pede. Namun, memang begitu adanya. Jika Zeernan sudah memasak, jangan ditanyakan lagi bagaimana rasanya. Sangat memuaskan.
"Iya deh yang jago masak. Buruan bangun, mandi. Kamu bau!" Ejek Chika di akhir.
"Mana ada aku bau. Aku selalu wangi. Ga mandi seminggupun juga bakalan tetep wangi kok. Ga percaya? Sini cium." Zeernan bangkit mendekatkan wajahnya berniat mencium wajah Chika.
"Aaa~ kamu modus banget. Jangan cium-cium, kamu bau!" Chika menahan wajah Zeernan dengan tangannya.
"Nyicip dikit sayang," kata Zeernan.
"Ga ada nyicip-nyicip. Kamu kira aku makanan?"
"Iya. Kamu bikin nikmat. Jadi pengen makan lagi," jawab Zeernan menggoda Chika.
"Zeernan ih!"
"Apa sayang?"
"Kamu belum pakek baju, jangan-jangan emang mancing aku ya?"
"Nggak! Tadi ga keburu, karna kamu udah manggil-manggil."
"Ah yang benerr, boong?" Zeernan semakin menjadi menggoda Chika. Suka sekali dirinya jika menggoda Chika hingga kesal. Karena ekspresi wajah istrinya itu sangat menggemaskan baginya.
"Ish nyebelin!" Chika beranjak pergi, untuk memakai baju.
"Kamu mandi! Kalau ga mau mandi gausah deket-deket aku!" Ancam Chika yang sudah masuk mode senggol bacok.
"Iya sayang iya," jawab Zeernan kemudian tertawa. Dia berhasil lagi dalam menjahili sang istri.
Akhirnya bisa up lagi. Kesibukan ga ada abis"nya, nambah mulu. Kesel ngrasakno.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You [END]
Teen FictionBerawal dari menemukan dirinya di antara semak-semak hingga sekarang menjadi bagian dari hidupku