CHAPTER 5

902 109 10
                                        


"KESAKITAN-2"


Seokjin berjalan layaknya Zombie, tatapan mata kosong, langkah yang lunglai seakan tak ada lagi gairah untuk hidup. Memasuki sebuah bangunan yang lebih mirip seperti kondo 2 lantai Seokjin hanya mengikuti langkah kaki Haein yang membawanya masuk kedalam sebuah kamar berukuran luas dengan jendela besar menghadap sebuah danau buatan.

"tutup tirai" arah Seokjin kepada Haein yang membetulkan posisi selimut,

"tapi tuan muda, hari masih siang-"

"tutup tirai dan tinggalkan aku sendiri" Haein memandang Seokjin dengan putus asa, sebagai orang dewasa ia tahu bahwa saat inu bukanla wajtu yang mudah bagi Seokjin.

Membungkukkan badannya, Haein melangkah perfi sebelum langkahnya kembali terhenti.

"Haein, dimana kita sekarang?"

"Denmark, tuan muda" air mata Seokjin kembali mengalir, menyembunyikan seluruh tubuhnya didalam selimut Seokjin membelai perutnya yang kini mulai berbentuk.

"berakhir, hidupku sudah berakhir" ucap Seokjin lirih, membiarkan air matanya mengalir sederas yang ia mau. Dikamar yang sunyi dan seorang diri, Seokjin berpikir bahwa ia akan melahirkan buah cintanya dengan pria yang bahkan tak memiliki perasaan sedikitpun kepadanya.

"argghhgg.. aku benci, aku membenci mu..aiu membencimu sampai mati Kim Taehyung".

.

.

.

Entah bagaimana caranya, namun Seokjin sudah terbangun dengan baju tidur yang sudah melejat ditubuhnya. Melihat nampan berisi makanan disamping meja tempat tidurnya, Seokjin yakin bahwa semalam ia ketiduran sebelum jam makan siang.

Mencari jam dinding untuk melihat waktu karena saat ini ia tidak lagi memiliki ponsel, Seokjin kembali memejamkan matanya saat ia sadar bahwa ia terbangun terlalu pagi.

Beberapa menit berlalu, nyatanya Seokjin tidak bisa lagi kembali tidur dengan nyenyak. Memutuskan untuk mengetahui lingkungan dimana ia tinggal, Seokjin memutuskan untuk keluar dari kamar.

Berpegangan pada besi pembatas saat menuruni tangga, Seokjin harus duduk sejenak ketika rasa sakit timbul di area perutnya. Tak berselang lama, Seokjin melihat Haein yang berlari menaiki tangga menghampiri Seokjin.

"tuan muda, kenapa tidak memanggil saya?"

"aku hanya ingin melihat lingkungan sekitar, perutku sakit" Haein memapah Seokjin, membantunya duduk di kursi meja makan.

"saya sedang membuat sarapan, tidak sangka tuan muda bangun sepagi ini. Tunggu sebentar hhm?"

"hhmmm".


Hanya perlu 10 menit bagi Haein menyiapkan sandwich dengan extra keju dan segelas susu di meja untuk sarapan Seokjin.

Seokjin yang memang sudah sangat merasa lapar, melahap sandwich buatan Haein dengan begitu bersemangat dan menghabiskannya tanpa tersisa sedikitpun. Haein yang dengan setia berdiri disamping Seokjin memintanya untuk meminum habis susu yang masih terisisa namun Seokjin menolaknya dengan alasan kenyang.

"Haein, aku ingin jalan-jalan keluar" kata Seokjin, mengutarakan niatnya.

"pergilah tapi...hanya 10 menit, tuan besar-"

"aku mengerti, aku tidak akan menyeretmu kedalam masalah lagi. Aku sudah cukup belajar dari kesalahan yang ku buat banyak orang yang menderita karenaku"

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang