CHAPTER 14

943 105 33
                                        


"SECOND MAN"


Namjoon yang sudah kesetanan mendorong tubuh Jungkook hingga merempuh lemari kaca yang ada dibelakang membuatnya hancur tak tersisa. Noda merah mulai mengotori jubah handuk berwarna putih yang Jungkook kenakan.

"arrghhh! Appa stop! Appa! Kau melukai Jungkook! Appa stop!"

"bajingan!! Aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu!"

"aakkk!!"

Jungkook tidak lagi bergerak, darah yang keluar dari kepala dan mulutnya adalah bukti betapa kuatnya pukulan yang Namjoon layangkan fitu uh Jungkook.

"Yeo..yeobo..kau baik-baik saja? Aku akan..menelpon ambulan, tunggu..tunggu- arrgghh! Appa!" kedua tangan Seokjin berusaha melepaskan tangan Namjoon yang kini menarik kuat rambutnya, menyeretnya menjauh dari Jungkook.

"ja..jangan..jangan sakit..i Seok..jin, kemari..habisi aku Namjoon- aakkk!!!"

"bangsat! Bangsat! Jangan pernah lagi menyebut nama putraku dari mulutmu yang kotor itu!. Dengar Jungkook, masa lalu tidak akan berubah..Song Nara tetap memilihku bukan dirimu!. Jangan buang waktu dengan cara membalas dendam melalui putraku karena aku tidak akan pernah tinggal diam!"

"Nara? Memilihmu? Dia tidak memilihmu..tapi kau membelinya, kau tidak pernah berubah Namjoon..kau selalu memaksakan kehendakmu kepada orang lain. Sama..seperti yang kau lakukan pada Nara, kau memperkosanya meskipun saat itu kau tau Nara adalah kekasihku!. kau membelinya dari kedua orang tuanya yang sedang berjuang melawan penyakit. Kau..kau orang yang- akkk!"

"appa! Lepaskan kakimu, kau bisa membunuhnya appa!! Lepaskan!" Seokjin terus meronta memkhin kepada asisten Namjoon untuk melepaskan dirinya agar bisa menolong Jungkook,

"kau memang harus mati Jungkook-!"

"appa! Aku bersumpah..aku bersumpah..jika kau membunuh Jungkook, maka..maka aku juga akan mengkhiri hidupku!".

Namjoon yang mendengar ucapan putra semata wayangnya rela mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi Jungkook menjadi semakin marah.

Dengan menggunakan lirikan matanya, asisten pribadi Namjoon mengerti perintah boss nya maka dengan seketika ia membekap mulut Seokjin semabri menarik tubuhnya keluar dari kamar otel meninggalkan Jungkook yang bahkan tidak ia ketahui kondisinya.

"jangan sakiti..Seokjin-"

"aku akan menyakitinya jika kau masih berani menghubungi putraku apalagi menemuinya. Mengingat dulu kita pernah berteman..kau pasti tau bahwa apa yang aku ucapkan bukan sebatas ancaman kosong. Camkan hal itu!"

"aaakkkk! Huk! Uhuk! Uhuk!" sebagai manusia yang memiliki insting, Jungkook melindungi dadanya yang berulang kali Namjoon injak menggunakan kedua tangannya yang ia silangkan.

Setelah puas dan melihat Jungkook tidak lagi berkutik, Namjoon meludahi wajah Jungkook lalu meninggalkannya begitu saja tanpa rasa menyesal sedikitpun.

.

.

.

"keluarkan aku...keluar kan aku dari sini! Arrghhh...appa! Appa! Kau di luar appa? Biarkan aku keluar dari sini appa..aku mohon appa, aku ingin menemui Jungkook...keluarkan aku!!!",

"tuan muda membuang makanannya lagi tuan besar, apa yang harus saya lakukan? Jika terus begini tuan muda akan sakit, apalagi sudah 3 hari tuan muda tidak berhenti menangis" suster yang bertugas mengawasi Seokjin menyampaikan kegelisahannya,

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang