CHAPTER 7

844 126 30
                                    


"SECOND LIFE"


Esok paginya, dengan langkah ragu Seokjin menaiki anak tangga satu per satu guna menuju atap gedung rumah sakit. Kedua tangannya ia gunakan untuk memeluk diri, karena suhu udara yang cukup dingin dipagi hari yang masih buta.

"ish! Aku lupa membawa selimut" kesal Seokjin, ia menghentikan langkahnya dipertengahan anak tangga, mengigit bibir bawahnya Seokjin ragu untuk kembali naik ke atas.

"bagaimana jika dia tidak datang?" Seokjin kembali berdebat dengan dirinya sendiri, sampai ia memutuskan.

"jika tidak datang aku akan melihat mentari terbit sendiri".

Kini dengan langkah cepat Seokjin berjalan menaiki tangga, mengejar waktu yang sudah hampir pukul 6 pagi dimana waktu yang tepat untuk melihat mentari terbit.

"hah!hah!hah!" nafas Seokjin menderu setelah berhasil membuka pintu yang terbuat dari besi,

"kau datang?!" pertanyaan yang lebih terdengar seperti sebuah kelegaan keluar dari mulut Jungkook yang kemudian langsung berdiri menyambut Seokjin.

"hi Jin, kau tepat waktu mentari akan....terbit" Jungkook menggenggam tangan Seokjin, dibawanya ke tepi pembatas dinding gedung.

"rentangkan tanganmu" Seokjin yang tak memahami arahan Jungkook hanya diam mematung,

"kekeke..rentangkan tanganmu seperti ini" Jungkook memperagakan didepan Seokjin dengan merentangkan kedua tangan Seokjin. Setelah Seokjin sudah dalam posisi yang benar Jungkook kemudian berdiri disamping melakukan posisi yang sama.

"tarik nafasmu, hembuskan..dan rasakan betapa hangatnya sinar mentari dipagi ini"

"kenapa aku harus menuruti mu?" ketus Seokjin,

"entah..mungkin karena aku yakin kau akan menuruti arahanku. Berhenti bicara dan lakukan Seokjin, mentari akan segera naik!"

Seokjin menghentakkan kakinya kesal, karena Jungkook seakan sudah memiliki kendali atas dirinya. Rasa menyesal mulai muncul dan berpikir seharusnya ia tidak pernah datang keatap gedung.

Mengesampingkan kekesalannya pada Jungkook, seokjin melakukan apa yang Jungkook arahkan. Mulai dengan menarik nafas, menghembuskannya perlahan dan mencoba merasakan kehangatan sinar mentari.

Tarikan nafas yang kedua, dan ketiga Seokjin mulai merasakan suatu perasaan aneh menyelinap kedalam hatinya. Segala ingatan dari awal beetemu Taehyung hingga tragedi pemukulan Yoongi dan yang terakhir saat dirinya kehilangan calon baby kini memenuhi memory otaknya.

"hiks"

Isakan keluar dari mulut Seokjin,

"hiks..arrgghhhh!!!" Seokjin kembali terduduk, dan menangis sejadi-jadinya. Jungkook yang melihat Seokjin meraung dengan sigap memeluk Seokjin membiarkan dadanya menjadi tempat pelampiasan kemarahan Seokjin.

"di..dia meninggalkanku! Dia meninggalkanku seperti aku bukan manusia! Lelaki yang kucintai membuangku setelah aku memberikan segalanya!.

Aku bodoh! Aku bodoh! Dia tidak layak dicintai, tapi kebodohanku menghancurkan segalanya..arrghhh! kau..tau, baby...baby ku tidak ada! Baby ku yang malang, dia bahkan belum melihat dunia..kembalikan baby ku! Aku membencinya..aku harus membencinya!.

Appa..appa juga, dia..membuangku kesini, dia memisahkanku dengan sahabatku! Aku benci appa! Dia menelantarkan ku dan eomma! Jika appa..jika appa dirumah eomma tidak akan terlambat dibawa kerumah sakit! Mereka berdua pembunuh!".

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang