CHAPTER 11

741 106 17
                                    


"ENEMY"


Tubuh Jungkook dan Seokjin bersatu, enggan untuk melepaskan satu sama lain meskipun bel kamar berbunyi mereka tidak ingin melepaskan pelukan mereka dihari terakhir mereka bersama sebelum Seokjin kembali kerumah ayahnya.

"aku tidak yakin aku bisa hidup tanpamu, rasanya sulit" keluh Seokjin, ia menenggelamkan wajahnya di leher Jungkook menghirup aroma khas tubuh suami yang akan dirindukannya.

"chagiya..kita masih bisa bertemu, aku sudah memberitahu mu dimana rumahku dan bagaimana agar kau bisa mengunjungi ku saat aku berada dikantor. Kita tidak benar-benar berpisah chagi"

"aku akan sangat merindukanmu. Selama kita menikah tidak pernah semalam pun kita tidur terpisah..bagaimana aku bisa menghadapi semua ini yeobo"

"saling percaya dan pastikan kita selalu berkomunikasi. Chagiya..kau harus selalu ingat jika kau sudah menikah. Maksudku..aku tidak melarangmu untuk melakukan kegiatan apapun dan berteman dengan siapapun. Aku hanya ingin kau terbuka dan selalu mengatakan keberadaanmu dan dengan siapa kau bersama. Entah..aku merasa takut-"

"no please yeobo..jangan takut. Aku akan selalu mengingat statusku. Kita sudah menikah dan tidak ada yang bisa mengubah ikatan suci kita, hanya 7 bulan bukan?"

"hmm..hanya 7 bulan, setelah usiamu legal..aku akan membawa mu pergi. Sayang..kau jadi kembali kuliah?" Seokjin bermain dengan rambut Jungkook, sesekali membelainya,

"aku tidak tau, aku tidak tertario dengan kuliah. Aku mungkin akan bekerja part time di kafe atau kantor kecil, aku tidak ingin sekolah"

"okay, jangan paksakan hal yang tidak kau sukai. Kau lapar? Sudah jam 11 siang sayang, makanan yang hotel siapkan pasti sudah dingin"

"aku hanya ingin berada di pelukanmu" Jungkook tertawa, ia merasa tersentuh dan tergelitik dengan jawaban Seokjin disaat bersamaan.

"meskipun begitu kita harus tetap makan, tunggu disini..kita makan di tempat tidur bagaimana?"

"aku suka idemu yeobo, ingat pakai boxermu sebelum membuka pintu" membuka selimut, Jungkook baru sadar jika dirinya dalam keadaan telanjang,

"Ya! Kenapa aku telanjang? Sayang?" Jungkook menaikkan satu alisnya,

"sayang? Hey! Jangan menatapku seperti itu! Kau yang meminta ku untuk memberikan blow job ditengah malam...ugh!! Kau pelupa!" melempar bantal guling ke wajah Jungkook, Seokjin turun dari tempat tidur berlari menuju kamar dan menguncinya,

"Seokjin..buka pintunya! Kita sudah sepakat untuk selalu mandi bersama!"

"hihihi..aku tidak mau! Yeobo..ambil makanann, aku lapar!" Jungkook berdecak pinggang namun senyuman tidak lekang dari bibirnya. Mengambil gagang telepon ia kemudian menghubungi staff hotel untuk meminta dikirimkan makanan yang baru.

.

.

.

Seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya, Jungkook dan Seokjin pada akhirnya berpisah tempat tinggal untuk sementara waktu. Memeluk tubuh suaminya yang masih terisak Jungkook berulang kali memberikan pengertian kepada Seokjin.

"sayang..jangan menangis seperti ini. Aku semakin sulit untuk melepasmu"

"hiks..aku benci, aku tidak ingin tinggal terpisah denganmu. Aku pikir kita akan bersama selamanya"

"jika itu maumu, aku minta padamu untuk tetap setia selama aku dipenjara-"

"no please..okay, kita hanya LDR kan? Janji padaku kau tidak akan tergoda wanita atau pria diluar sana, aku sudah pernah patah hati dan-"

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang