"EKSKLUSIF"
"good morning tuan muda"
"happy birthday to you..happy birthday to you..happy birthday happy-"
"kalian tidak bosan menyanyikan lagu itu setiap tahunnya? Stop bernyanyi, singkirkan kue ulang tahun itu dan siapkan sarapan pagiku" kepala asisten Haein mengisyaratkan staff untuk melakukan apa yang tuan mudanya perintahkan.
"good morning tuan muda, dan selamat ulang tahun yang ke 19. Tuan besar sangat menyesal karena tidak bisa menemani anda hari ini karea ada pekerjaan yang mendesak. Cah..tuan besar menitipkan ini kepada saya untuk anda" kepala staff memberikan amplop bewarna coklat.
"bibi Haein apakah kau tidak bosan selalu berbohong untuk menutupi kegagalan Appa menjadi seorang ayah yang baik? Apa ini? Hah! Yang benar saja, dia memberikan sebuah pulau. Ck!"
"tuan Seokjin!" Haein menyambar sertifikat yang hampir dirobek oleh Seokjin,
"tuan..saya mengerti anda marah tapi jangan seperti ini. Ayah anda bekerja keras untuk membahagiakan anda-"
"sampai dia lupa bahwa aku juga perlu kehadirannya! Bibi Haein aku tidak tau apa hubunganmu dengan appa ku, tapi yang jelas jika kau selalu membela appa ku akan aku pastikan aku akan mengeluarkan mu dari rumah ini!" menggebrak meja makan, Seokjin kehilngan selera makannya dengan memilih kembali ke kamar.
"tuan muda..tuan muda, anda harus sarapan anda punya sakit magh! Tuan muda! Hah!"
"kepala staff Haein, anda baik-baik saja?" tanya salah seorang asisten rumah tangga yang melihat atasannya mengelus dada,
"anak itu semakin hari semakin menjadi pemberontak, aku hanya ingin hubungan mereka lebih baik"
"saya mengerti, tapi anda juga tau kalau tuan muda memang sedikit keras kepala" dibantu staff lain mereka membersihkan makanan yang bahkan belum tersentuh sama sekali.
.
.
"kau bersembunyi didalam selimut lagi? Haih, keluar Seokjin..aku membelikanmu sesuatu" seorang pria menarik selimut Seokjin kasar,
"Yoongi hentikan!"
"hahaha..kenaoa kau menangis hmmm? Kenapa kau selalu menangi dihari ulang tahunmu? Dasar cry baby! Ambil ini, aku membelikannya dari uang tabunganku sendiri" Yoongi melempar sebuah kotak kecil kepada Seokjin, setelahnya ia merebahkan tubuhnya di tempat Seokjin yang lebih tepatnya terlihat seperti sarang burung.
"apa ini? Kenapa kau memberikan kado dengan bungkus kecil? Isinya pasti sesuatu yang- Yoongi?! What the hell kau membelikanku mobil? Yoongi! Awwwww....so sweet, I love you Yoongi..aku tau kau memang sahabat sejatiku. Yoongiiii" Yoongi tertawa terbahak-bahak, menerima gelitikkan diseluruh badannya. Mencoba bangun dan berlari Seokjin mengejarnya hingga ke kamar mandi.
"kau tidak bisa kabur atau aku akan menyirammu" ancam Seokjin,
"haha..okay, okay stop! Aku lapar..ayo keluar ada kafe plus plus yang baru saja grand opening. Kita cari tau apa yang menarik disana sekaligus ada hal yang ingin aku bicarakan"
Seokjin menyudahi gurauannya, meletakkan shower Seokjin menghampiri Yoongi.
"apa yang ingin kau katakan? Jama berapa kita akan pergi? Aku juga lapar" Seokjin meloncat ke punggung Yoongi yang langsung sigap menahan tubuh Seokjin.
"kita pergi sekarang, bersiplah aku tunggu diluar hhm?"
"okay!" menurunkan tubuh Seokjin ditempat tidur, Yoongi berlalu meninggalkan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND CHANCE
Fiksi PenggemarKesalahan besar yang Seokjin lakukan di masa remajanya ternyata mengubah seluruh kehidupan yang sedari awal memang sudah berjalan tidak mulus. ketika cinta berujung pada penghianatan, luka yang harus Seokjin rasakan membuatnya berpikir untuk mengakh...