CHAPTER 6

923 132 50
                                        


"MENTARI TERBIT"


shout out untuk Lili dan Vitha yang selalu menunggu buku ini, thank you.

Namjoon berjalan kesana kemari tak tentu arah didepan ruang operasi dimana Seokjin sedang ditangani oleh dokter. Kembali memeriksa jam tangan ditangannya Namjoon meluapkan rasa frustasinya dengan mencengkeram rahang Haein.

"jika putraku tidak selamat, aku akan membunuhmu! Aku mempercayakan Seokjin padamu tapi lihat..anakku berada diantara hidup dan mati! Seharusnya aku menggugurkan-"

"tuan besar saya mohon cukup! Saat ini yang tuan muda perlukan adalah doa dan dukung-arrghh!"

"siapa kau mengajari ku? Kau hanya budak ku! Budak! Jika bukan karena aku yang membiayai operasi ibumu saat ini aku yakin kau sedang meratapi kematian ibumu!. Daripada mengajarriku akan lebih baik jika kau berdoa untuk putraku seperti yang kau katakan.

Haein, Seokjin putraku semata wayang. Dia adalah penerus ku, penerus Kim enterprise. Kau adalah orang terdekat yang aku ber ijin untuk merawat putraku! Jangan kecewakan keputusan yang sudah ku buat Haein. Kau faham?!" Namjoon melepaskan cengkramannya dari rahang Haein, membuatnya terjerembab ke lantai.

"saya akan menjaga tuan muda dengan lebih baik"

"stop berjanji dan lakukan tugasmu dengan baik!" Namjoon meninggalkan Haein yang masih terduduk dilantai untuk mencari udara segar.

.

.

Seokjin membukanya perlahan, mendengar suara yang sangat ia kenal sedang bersitegang dengan seseorang yang dipanggil sebagai dokter.

"aku ingin putraku ditangani oleh dokter profesional, pastikan tidak ada bekas luka apapun ditubuh putraku!"

"appa..appa?" panggil Seokjin dengan suara rintih,

"nak..dokter akan memeriksamu sebentar hhm?" Namjoom memberikan ruang kepada dokter yang langsung memeriksa kondisi putranya.

"putra anda dalam keadaan stabil Mr.Kim"

"aku ingin kalian terus memantau kesehatan putraku sampai pulih"

"pasti Mr.Kim, kalau begitu..kami permisi"

"baby..bagaimana dengan baby ku, kenapa kalian tidak membahas kondisi baby ku?" meskipun dengan tenggorokannya yang terasa kering Seokjin tidak lupa menanyakan kondisi bayi yang ia kandung.

"tuan..kami sudah berusaha semaksimal mungkin tap-"

"NO!"

"Seokjin..dengarkan apa yang dokter katakan lebih dulu" Namjoon menenangkan putranya,

"NO appa! Mereka akan mengatakan bahwa baby ku tidak selamat dan aku tidak mau itu terjadi! Katakan pada mereka untuk mengembalikan vaby ku! Aku mau baby ku appa! Aku mohon!"

"tuan, anda mengalami pendarahan hebat. Dengan usia kandungan anda yang masih terbilang muda, hal ini membuat calo baby anda tidak dapat bertahan. Dengan sangat menyesal-"

"NOOOOO APPA KATAKAN PADA MEREKA APPA! KEMBALIKAN BABY KU, AKU INGIN BABY KU! APPA! APPA AKU MOHON, BABY..AKU INGIN BABY KU ARRGGHH!".

Melihat Seokjin tidak dapat lagi terkontrol, dokter memutuskan untuk memberikan suntikan penenang setelah Seokjin mulai menyakiti dirinya sendiri dengan memukul kepala dan perutnya tanpa henti sembari berteriak.

Obat penenang yang mulai bereaksi membuat Seokjin semakin lemah dan akhirnya kembali tertidur. Namjoon yang melihat kondisi putranya meraup wajahnya kasar kemudian keluar untuk berbicara dengan dokter.

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang