CHAPTER 3

736 96 13
                                    


"B E S A R"


Seokjin melihat ruangan sekelilingnya yang bahkan tidak lebih besar dari kamar mandi dirumahnya. AC dengan bentuk aneh dan ranjang dengan kasur tipis membuat Seokjin semakin bertanya-tanya penginapan macam apa yang Taehyung pesan.

"sorry aku mandi terlebih dulu, kau mau aku buatkan teh?" Seokjin melihat Taehyung membawa teko listrik kedalam kamar mandi.

"kenapa kau mengambil air dari kamar mandi?"

"tentu saja untuk mengambil air dan merebusnya"

"ha? Merebus air untuk minum?" Taehyung tersenyum mulai memahami kerisauan Seokjin.

"kau tidak pernah melihat orang merebus air"

"dirumahku ada alat yang bisa mengeluarkan air panas dan dingin, appa dan Haein mengatakan hanya boleh minum air dari alat itu atau air mineral. Apakah kita bisa memesan air mineral? Oh satu lagi, apakah kau bisa meminta staff hotel untuk mengganti kasur itu?" meletakkan teko listrik kembali ketempatnya, Taehyung berdiri didepan Seokjin.

"Jin..ini motel bukan hotel, kita tidak bisa memasan makanan atau minuman dan menurutku tidak ada yang salah dengan kasur itu. Hah!pelanggan ku sebelumnya tidak pernah mempermasalahkan tempat yang ku sediakan, bagi mereka permainanku lah yang lebih penting"

"ini...ini pertama kalinya bagiku, aku..hanya ingin sedikit lebih spesial-"

"ka..kau apa? Pertama? Perjelas ucapan mu tuan Jin?" Seokjin duduk ditepian tempat tidur namun sesaat kemudian dia kembali berdiri karena ketidak nyamanan yang ia rasakan diarea pantatnya.

Memeluk Taehyung yang hanya memakai handuk, Seokjin tersenyum saat kulit pipinya merasakan kehangatan dada kekar Taehyung.

"aku masih virgin dan ingin memberikannya padamu hyung oleh karena itu aku ingin melakukannya ditempat yang nyaman" Taehyung memundurkan tubuhnya, melepaskan pelukannya pada Seokjin.

"Jin, keperawananmu sangat berharga kenapa kau ingin memberikannya padaku? Jujur saja, hanya tempat ini yang mampu aku berikan karena peraturan club yang mewajibkanku untuk membayar tempat dimana aku di booking full service" Seokjin menjinjitkan kakinya menangkap bibir Taehyung dengan bibirnya yang langsung disambut oleh lumatan dari lidah Taehyung.

"aku sudah mengatakannya, aku menyukaimu..aku menginginkanmu Tae hyung" Taehyung memejamkan matanya saat Seokjin mulai mencium area lehernya.

"Jin..aku pun menginginkanmu bahkan lebih dari seorang pelanggan, tapi..aku tidak bisa. Jika aku melakukannya maka tidak akan adil bagimu"

"jika seperti itu jadikan aku lebih dari pelangganmu please, aku menginginkanmu Tae- emh"

Taehyung kehilang kontrol, dilumat, dihisapnya bibir bawah Seokjin yang pasrah menerima setiap sentuhan ditubuhnya. Suara bibir berdecak dan setiap desahan yang keluar dari mulut Seokjin seakan menjadi pendorong bagi Taehyung untuk melakukan hal lebih jauh pada tubuh Seokjin.

"katakan..dimana kau ingin melepaskan ke-virginan mu?" Seokjin masih berusaha mengatur nafasnya ketika Taehyung mulai mengenakan pakaiannya.

"aku tau tempat yang indah, tempat yang selalu aku impikan. ikutlah".

_____

Taehyung sudah menduga bahwa Seokjin adalah orang kaya seperti pelanggan lainnya, namun ia tidak pernah menyangka bahwa Seokjin diusianya yang baru 21 tahun mengendarai Lamborghini dan membooking hotel menggunakan black card.

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang