CHAPTER 12

827 93 26
                                    


"KETERLALUAN"


Suasana hati Seokjin yang jauh lebih baik setelah bertemu dan menghabiskan bersama Jungkook yang bahkan meluangkan waktunya untuk mengunjungi beberapa tempat kursus yang ia minati.

Setelah memberikan kecupan dibibir Seokjin, Jungkook melambaikan tangan saat Seokjin turun dari mobilnya yang berhenti didepan gerbang utama area perumahan mewah milik Namjoon.

"sayang..Hati-hati, besok kita bertemu hhmm?"

"tentu yeobo, aku akan ke kantor mu. Jangan bosan okay?"

"aku tidak akan pernah bosan, I love you sayang" Jungkook masih setia memandangi punggung Seokjin yang mulai berjalan menjauh. Sampai akhirnya tubuh Seokjin tidak terlihat lagi,Jungkook akhirnya menutup jendela mobilnya.

"Mr.Jeon, anda ingin kembali ke kantor?"

"tunggu" Jungkook membuka ponselnya, menghubungi seseorang..

"bos..kami sudah siaga di tempat yang anda perintahkan"

"good, jangan lengah sedikitpun dan kabari setiap 2 jam sekali. Jika kalian berganti shift, pastikan mereka memahami tugas yang aku perintahkan"

"kami mengerti".

Melandaikan tubuhnya dikursi mobil, Jungkook menghela nafas berat..pikirannya melayang, memikirkan banyak hal yang mungkin akan terjadi selama 7 bulan kedepan. Ketakutan dari dalam dirinya semakin membesar, saat ia membayangkan jika rahasianya dengan Seokjin akan terbongkar sebelum Seokjin mencapai usia 21 tahun.

"ke apartment" arah Jungkook pada supirnya.

.

.

Seokjin memasuki rumah dengan senyuman masih terhias dibibirnya, namun senyum tersebut seketika hilang ketika ia melihat ayahnya sedang duduk sendiri dengan botol whiskey ditangannya seakan menunggu kedatangannya.

"darimana? Security melihatmu turun dari mobil yang tidak dikenal"

"oh, aku menumpang mobil temanku. Appa..berhenti memata-matai ku"

"teman yang mana? Temanmu hanya ada Yoongi dan Jimin-"

"stop! Please stop appa! Sehari saja, bisakah kau menjadi orang tua yang mendukung keinginan anaknya?!. Hah! Percuma bicara padamu, kau titak akan pernah mengerti" Seokjin berlalu meninggalkan Namjoon, menaiki tangga menuju lantai 2 namun baru dipertengahan suara Namjoon yang jelas terdengar seperti perintah menghentikan langkah Seokjin.

"besok kau akan bertemu dengan salah satu rekan bisnis appa yang baru, appa sudah merencanakan semuanya. Cukup bersiap dan pakai baju terbaik mu. Supir akan mengantarmu ke tempat tujuan" mendelik tak percaya, Seokjin kembali turun dari anak tangga kemudian berdiri didepan ayahnya.

"appa..apa lagi ini? Kau serius? What the hell appa! Kenapa ucapanmu terdengar seperti kau akan menjualku-"

"jaga bicaramu! Appa tidak mungkin menjual mu. Appa hanya minta kau bertemu dengannya. Nasib appa mu ini bergantung pada hasil pertemuan mu dengannya"

"aku tidak akan pergi!" Seokjin memberikan penekanan disetiap ucapannya,

"kau harus pergi, dan kemarikan ponselmu"

"no! appa lepas! Kau tidak berhak..argghh! appa!!" Namjoon mengambil ponsel dari tangan Seokjin yang tersungkur dilantai, mencoba bangkit Seokjin kembali terjatuh saat merasakan pergelangan kakinya kesakitan.

THE SECOND CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang