13.

1.6K 75 3
                                    

"Luka di tubuhku tak sesakit luka di hatiku,"

✧ NAURA DEANA CLEMENTINE ✧


HAPPY READING.

"Gimana keadaan Lo?"

"Udah mendingan,"

"Bagus deh,"

"Nio tau kalau aku di rumah sakit?"

"Ngak,"

"Ohh,"

Kedua manusia berbeda gender itu saling diam setelah salah satu dari mereka hanya menjawab 'ohh'. Entahlah, setiap kata yang di akhiri dari oh hanya akan berakhir canggung.

Naura menatap sekeliling, ia melihat ada satu jaket kebanggaan Klewang yang terpajang di atas sofa, padahal Hendrie sedang memakai jaketnya.

"Itu jaket siapa?" tanya Naura.

Hendrie melirik jaket itu, lalu kembali fokus pada ponselnya. "Aril," jawabnya.

"Aril? Berarti kamu dan Aril doang yang tau kondisi aku?"

"Alvin,"

"Hah? Maksudnya Alvin juga tau?"

Hendrie mengangguk, Karena di ruangan Naura hanya ada dirinya, tak ada Aril maupun Alvin. Kedua sahabatnya itu memutuskan untuk pulang saat subuh berkumandang tadi.

Naura pun hanya diam saja. Ia memikirkan tentang Arsenio, apa suaminya itu tak mencarinya? Atau menanyakannya pada orang-orang?

Naura mencari ponselnya, ia melihat ke arah meja kecil yang ada di sampingnya. "Ponsel aku mana Hendrie?" tanya Naura saat tak menemukan ponselnya di manapun.

"Hilang,"

Naura dengan kaget menghentikan gerakan tangannya. Ia menatap pada Hendrie, lelaki itu masih sibuk bermain ponsel tanpa melihat perubahan wajah Naura.

Merasa tak ada pergerakan sejak lima menit yang lalu, Hendrie menyimpan ponselnya dan melihat ke arah Naura yang ternyata menatap dirinya.

"Apa?"

Naura masih diam, gadis itu terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Lo kenapa?" ucap Hendrie kembali bertanya.

"Enggak papa," ucap Naura.

Hendrie mengangguk. Lelaki itu mengambil ponselnya lalu berdiri. "Gue mau ke markas," ucap Hendrie pada Naura.

"Hati-hati,"

Lelaki itu tak menjawab. Dia justru melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Naura.

Dengan perlahan Hendrie mengendarai motornya di atas jalan raya. Hendrie mengambil jalur kiri dari persimpangan jalan. Lelaki dingin bak kutub utara itu memasuki pagar markas utama Klewang.

ARSENIO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang