14.

1.6K 71 6
                                    

"Ternyata benar, sesuatu yang tidak di sukai akan begitu di butuhkan ketika hilang,"

✧ ARSENIO LAKS TAKSA ✧


HAPPY READING.

Saat ini Arsenio sudah duduk manis di atas sofa ruang pribadinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Arsenio sudah duduk manis di atas sofa ruang pribadinya. Lelaki berusia delapan belas tahun itu menatap satu-persatu sahabatnya. Matanya memicing, ia memperhatikan wajah lima manusia di depannya dengan sangat serius.


"Lo bertiga.... Apa yang Lo sembunyikan dari gue?" tanya Arsenio. Dia menatap Hendrie, Aril dan Alvin.

Hendrie tau apa yang Arsenio maksud, tetapi dia tetap terlihat santai seperti tidak terjadi apa-apa. Alisnya terangkat. "Apa?"

Arsenio menghela nafas kasar. Emosinya tersulut, dia tau bahwa ketiga sahabatnya sedang menyembunyikan sesuatu yang begitu penting baginya. "Mana Naura!" tegasnya.

Alvin menyenderkan tubuhnya pada badan sofa. "Ngak tau! Lo ngapain tanya ke kita?" cetusnya.

"Lo bertiga tau Naura di mana! Jadi, enggak usah boong!"

"Kalau kita bilang enggak, berarti enggak!"

"Ta-,"

Merasa jengah dengan keributan yang terjadi, Alvano pun mengebrak meja untuk mengalihkan atensi para sahabatnya. "Heh! Ini sebenarnya ada apa sih? Kok pada ribut?" potongnya.

Arsenio berdecak kesal. Lelaki itu masih menatap tajam pada ketiga sahabatnya.  "Mereka bertiga tau Naura di mana," pungkasnya.

Furzio dan Alvano saling melirik. Keduanya menatap tiga manusia di depannya. "Serius? Lo bertiga kenapa enggak ngasih tau kita!" kesalnya, dengan enteng Alvano menendang kaki milik Aril.

Aril yang mendapat perlakuan seperti itu langsung membalasnya. Dia langsung menendang kaki Alvano hingga membuatnya terjatuh di atas lantai.

"Mampus!"

Mulai lah perkelahian antara Tom dan Jerry.

"Setan!" gerutu Arsenio. "Jujur! Lo bertiga bawa Naura ke rumah sakit mana!" Arsenio berucap tegas pada ketiga sahabatnya. Sedangkan ketika sahabatnya justru terlihat santai saja.

"Mau sampai bibir lo monyong pun enggak bakal ngerubah jawaban kita Nio," kata Alvin.

Hendrie dan Aril mengangguk, menyetujui ucapan dari Alvin.

ARSENIO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang