25.

1.7K 56 4
                                    

"Dia tidak melupakan, dia hanya berpura-pura tidak menghiraukan, karena nyatanya seseorang tidak akan mudah melupakan orang lain, apalagi dia pernah berperan penting di hidupnya,"


Suka?

Aku maksa kalian vote and komen!

Kalian anak ke berapa sih?

Umur berapa?

Oh iya, ayok, kalian follow akun aku🤩🖤



HAPPY READING.

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hari sudah siang, matahari yang semula biasa saja kini kian memanas. Kepala dan kaki seakan terasa ingin meleleh olehnya, tidak ada angin yang berhembus menambah kesan menyiksa untuk para manusia di bumi. Dan salah satunya adalah Arsenio. Lelaki berjaket hitam bertulis nama gengnya itu tengah duduk di atas bangku yang ada di taman.

Kini, dia sedang menunggu sang kekasih yang katanya akan kembali sebentar lagi. Namun lihatlah, hingga detik ini pun gadisnya belum datang, membuat keringat terus menetes dari pelipisnya.

Arsenio mengambil topi di kepalanya, mengibaskan secara perlahan ke arahnya hingga menimbulkan sebuah angin kecil yang sedikit membuat kehangatan pada dirinya. Arsenio tidak lupa dengan janjinya, dia akan mengakhiri hubungannya dengan Nayla hari ini, maka dari itu dia membawa gadis itu untuk berkeliling Jakarta untuk terakhir kalinya. Iya, karena setelah ini Arsenio hanya akan mengurus Naura saja, bukan Nayla.

"Sayang," Nayla menepuk pundak Arsenio, lalu mengambil duduk di sampingnya. Nayla memperhatikan wajah Arsenio yang tampak memerah akibat panasnya matahari.

Satu yang harus kalian tau, bahwa Arsenio ini sangat anti dengan matahari. Kulitnya mudah merah jika terkena matahari, dan lihatlah sekarang, betapa merahnya kulit lelaki itu. Nayla jadi merasa bersalah.

"Nio, maaf yah gara-gara aku badan kamu jadi kena panas," ucap Nayla merasa bersalah. Dia mengelus lengan kekasihnya dengan pelan, memberikan kehangatan agar kulit Arsenio tidak memerah terus menerus.

Arsenio hanya tersenyum simpul. Dia semakin dilema dengan perlakuan Nayla yang amat lembut padanya. Bahkan Nayla meniup lengannya yang tampak memerah, membuat jantungnya seakan di guncang hebat. Seperti hatinya tidak ingin terlepas dari gadis itu.

Tapi tidak! Arsenio sudah berjanji, dan itu harus tertepati. Bagaimana pun, Arsenio ini orang yang berpegang teguh pada janjinya. Karena dia selalu mengingat kata-kata sang Bunda yang mengatakan. "Nio, laki-laki itu yang di pegang tindakannya, kalau kamu berjanji, jangan pernah ingkar, Karena kamu seorang lelaki, dan sebaik-baiknya lelaki, dia yang menepati janjinya," ucap sang Mamanya kala itu.

ARSENIO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang