Para siswa-siswi dari sekolah akademi kemiliteran dan departemen sihir bernama HOGWARTS yang terletak di dunia fantasi itu kini telah memasuki tahun ketiga mereka.
Hogwarts disini adalah sekolah fantasi yang mengajarkan kepada siswa-siswinya tentang dunia sihir dan tembak-menembak dengan tujuan untuk melatih pertahanan diri dari makhluk-makhluk jahat yang datang ke bumi. Tentu saja kedua ilmu ini tidak boleh dilakukan atau diperlihatkan secara sembarangan di dunia Muggle alias dunia di luar Hogwarts. Tembak-menembak saja harus dilakukan dengan izin pihak kemiliteran.
Jeon Wonwoo, yang akan menjadi fokus utama kita dalam cerita ini terlihat sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam koper di kamar untuk bersiap-siap berangkat ke stasiun King Cross. Wonwoo tinggal di perumahan Privet Drive bersama neneknya. Rumahnya sederhana, tapi memiliki desain yang modern.
Wonwoo merupakan anak yatim piatu, karena orang tuanya meninggal saat ia masih berumur dua tahun oleh serangan seorang penyihir. Nenek Wonwoo sendirilah yang membesarkan Wonwoo hingga berumur 19 tahun saat ini. Lelaki berkacamata itu tidak bisa melakukan apapun jika bukan karena neneknya yang sangat baik hati itu.
"Wonwoo, sayang. Jangan lupa sarapan dulu." seru neneknya dari luar kamar.
"Siap, nenek." jawab Wonwoo setelah selesai merapikan tas dan kopernya, kemudian Wonwoo keluar dari kamar dan bergabung dengan neneknya untuk sarapan di meja makan.
Nenek Wonwoo memasak nasi goreng dengan sosis dan susu sebagai minumannya. Di sela sesi sarapan, neneknya selalu mengajak Wonwoo bercerita.
"Wonwoo?" tanya neneknya.
"Hmm?" dehem Wonwoo sambil menikmati sarapannya.
"Ini sudah tahun ketigamu, kamu masih punya teman, kan?"
"Pastinya masih, dong."
"Apakah kamu sudah punya pacar?"
"Uhukk... Uhuk... Ekheemmmm...." Wonwoo seketika nyaris tersedak saat mendengar pertanyaan itu.
"Aku masih belum punya pacar, nek." sambungnya.
"Loh? Sudah tiga tahun sekolah disana kenapa masih belum punya pacar?"
"Nanti saja, nek. Dia akan datang padaku suatu saat nanti."
"Apakah kamu menyukai seseorang dari kelas lain mungkin?"
"Aku hanya sekedar mengaguminya saja, nek. Seperti seorang penggemar. Dia adalah siswa paling populer dari kelas penembak."
"Oh, dari kelas penembak? Baiklah. Kirimkan kabar pada nenek jika kau sudah menemukan pacarmu."
"Kirimkan kabar padaku juga jika nenek ada apa-apa."
"Tentu saja. Ponsel lipat andalan hadiah ulang tahunku ini gak pernah jauh dari genggaman nenek."
"Baguslah kalau begitu."
Saat masih tahun pertama dan kedua, Wonwoo terbilang masih belum dewasa dan belum mandiri. Ia selalu menggantungkan diri pada teman-temannya karena ia butuh waktu cukup lama untuk beradaptasi disana. Namun saat mengakhiri tahun keduanya, Wonwoo berhasil menjadi lelaki dewasa dan pemberani. Sehingga bisa dikatakan bahwa Wonwoo sudah bisa memiliki pacar atau partner saat tinggal di sekolah.
Lima belas menit sesi sarapan telah berlalu. Saatnya Wonwoo harus berpamitan dengan neneknya dan berangkat ke Hogwarts. Sebelum menuju ke stasiun, Wonwoo pergi naik bus dengan mencegatnya di halte bus dekat rumahnya. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ke stasiun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeok
FantasyKetika sebuah sekolah yang berisikan kelompok penembak dan kelompok penyihir harus bekerja sama untuk melawan makhluk-makhluk jahat yang datang ke dunia mereka. Mampukah mereka semua selama dalam misi menyelamatkan dunia mereka? *Credits to Harry Po...