Chapter 13

287 25 3
                                    

Ketika tim Wonwoo keluar menuju ke lapangan Quidditch, terdengar sambutan meriah, sorakan dan teriakan untuk menyemangati mereka, karena asrama satu dan tiga ingin melihat asrama empat kalah, tetapi para siswa dari asrama empat juga mendesis-desis keras.

Madam Amber, guru Quidditch mereka, meminta Daniel dan Sehun berjabat tangan. Keduanya berjabat tangan sambil saling melempar pandangan mengancam, dan meremas lebih keras daripada yang diperlukan.

"Mulai pada tiupan peluitku. Tiga... Dua... Satu..." kata Madam Amber kemudian peluit ditiup dan bola diterbangkan di udara.

Dengan teriakan dari penonton untuk menyemangati mereka terbang,  keempat belas pemain meluncur naik ke langit yang mendung. Wonwoo terbang lebih tinggi daripada yang lain sambil menyipitkan mata untuk mencari Golden Snitch.

"Baik-baik di sana, Dahi Pitak?" teriak Jungkook, meluncur di bawah Wonwoo seakan-akan ingin memamerkan kecepatan sapunya.

"Gak usah sok pamer kamu, brengsek! Semangat, Wonwoo!" teriak Mingyu dari kejauhan.

Wonwoo tak punya kesempatan untuk menjawab. Pada saat itu Bludger hitam berat meluncur ke arahnya. Wonwoo menghindar, tetapi hampir saja kena. Dia masih merasakan Bludger itu menyapu rambutnya.

"Nyaris saja, Wonwoo!" kata Changkyun, teman satu timnya yang melesat melewatinya dengan pemukul di tangan, siap memukul balik Bludger ke arah asrama empat.

Wonwoo melihat Changkyun memukul Bludger itu sekuat tenaga ke arah tim asrama empat, tetapi Bludger itu berubah arah di tengah udara dan kembali mengincar Wonwoo. Wonwoo cepat-cepat menukik turun menghindarinya, dan Changkyun berhasil memukulnya keras-keras ke arah Jungkook.

Sekali lagi Bludger itu berbalik seperti bumerang dan meluncur ke kepala Wonwoo. Wonwoo mempercepat laju sapunya dan melesat ke ujung lain lapangan. Dia bisa mendengar Bludger itu menderu di belakangnya.

Apa yang terjadi?

Bludger tidak pernah berkonsentrasi pada satu pemain seperti ini. Tugas Bludger sendiri sebenarnya untuk mencoba menjatuhkan sebanyak mungkin pemain.

Jooheon menunggu Bludger di ujung lain lapangan. Wonwoo menunduk
ketika Jooheon memukul Bludger sekuat tenaga. Bludger itu terbang ke luar lapangan.

"Beres!" teriak Jooheon senang, tetapi dia keliru.

Bagai ditarik magnet, Bludger itu kembali meluncur ke arah Wonwoo. Alhasil, Wonwoo terpaksa terbang dengan kecepatan penuh.

Hujan sudah mulai turun. Tetes-tetes besar air jatuh ke wajah Wonwoo hingga mengaburkan kacamatanya. Dia tidak bisa melihat apa yang sedang berlangsung sampai dia mendengar kata-kata dari komentator pertandingan Quidditch dari asrama empat bernama Zayyan.

"Asrama empat memimpin, enam puluh lawan nol." kata Zayyan.

Sapu superior asrama empat jelas-jelas menunjukkan kepiawaiannya, dan sementara itu si Bludger gila terus berusaha menjatuhkan Wonwoo dari sapunya.

Jooheon dan Changkyun sekarang terbang begitu rapat di kanan-kirinya, sehingga Wonwoo tidak bisa melihat apa-apa selain tangan mereka yang berseliweran dan ia tidak punya kesempatan mencari Snitch, apalagi menangkapnya.

"Ada yang mengerjai Bludger-nya..." gerutu Joshua.

"Apa?!" kata Mingyu.

"Siapa yang melakukannya?" kata Dokyeom.

"Kak Wonwoo! Hati-hati!" teriak Myungho.

"Kita perlu time out. Ada yang gak beres dengan Bludger itu" kata Changkyun, berusaha memberi isyarat kepada Sehun dan mencegah si Bludger untuk mematahkan hidung Wonwoo pada saat bersamaan.

SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang