Chapter 21

153 20 6
                                    

Dari banyak binatang dan monster menyeramkan yang menjelajahi negeri ini, tak ada yang lebih menakjubkan ataupun lebih mematikan daripada Basilisk atau yang juga dikenal sebagai Raja Ular.

Ular ini bisa mencapai ukuran raksasa dan hidup sampai ratusan tahun, ditetaskan dari telur ayam yang dierami oleh katak. Cara Basilisk membunuh sangat luar biasa karena selam taringnya yang mematikan dan berbisa. Basilisk mempunyai pandangan maut dan semua yang terkena sorot matanya akan langsung mati.

Laba-laba melarikan diri dari Basilisk karena Basilisk adalah musuhnya yang paling ganas dan Basilisk sendiri hanya menghindari kokok ayam jantan yang bisa berakibat fatal untuknya. Dan di bawahnya tertulis satu kata, dalam tulisan tangan yang dikenali Wonwoo sebagai tulisan Mingyu.

Pipa.

Wonwoo merasa seakan ada orang yang menyalakan lampu dalam otaknya.

"Dokyeom, ini dia. Ini jawabannya. Monster di dalam Kamar Rahasia itu adalah Basilisk, seekor ular raksasa! Itulah sebabnya aku selama ini mendengar suara itu di mana-mana sementara gak ada satu orang lain pun yang mendengarnya. Itu karena aku mengerti Parseltongue (bahasa ular)..." kata Wonwoo.

"Basilisk membunuh orang dengan cara memandangnya. Tetapi gak ada seorang pun meninggal disini karena mereka gak langsung menatap matanya. Seungkwan melihatnya lewat kameranya. Si Basilisk membakar seluruh filmnya, tetapi Seungkwan hanya membatu." imbuhnya.

"Song Mingi dari asrama tiga... Mingi pastilah melihat Basilisk itu menembus hantu Nick si Kepala-Nyaris-Putus! Nick yang menerima sorot mata Basilisk sepenuhnya, tetapi dia itu hantu yang gak bisa mati lagi..." papar Wonwoo.

"Sedangkan Mingyu dan Prefek asrama satu itu ditemukan dengan sebuah cermin di sebelah mereka. Mingyu baru saja menyadari bahwa monsternya adalah Basilisk. Aku berani taruhan apa saja, dia memperingatkan orang pertama yang dijumpainya agar melihat-lihat semua sudut dengan cermin dulu! Dan gadis itu mengeluarkan cerminnya—dan..." imbuh Wonwoo membuat mulut Dokyeom ternganga.

"Bagaimana dengan Jeonghan dan Kwangja?" tanya Dokyeom dengan tak sabar.

"Air... Air yang meluap dari toilet Koo Hyesun. Kwangja dan kak Jeonghan pasti hanya melihat bayangan ularnya lewat genangan air..." kata Wonwoo.

"Masuk akal..." kata Dokyeom.

Wonwoo membaca lagi kertas di tangannya dengan bersemangat. Semakin dibaca, tulisan itu semakin masuk akal.

"Kokok ayam jantan bisa berakibat fatal untuknya!" Wonwoo membaca keras-keras.

"Ayam-ayam jantan Hagrid juga dibunuhnya! Si pewaris Slytherin gak menginginkan ada ayam jantan di sekitar kastil begitu Kamar Rahasia sudah dibuka! Laba-laba melarikan diri darinya! Semuanya cocok!" imbuhnya.

"Tetapi bagaimana caranya si Basilisk berkeliaran di kastil?" tanya Dokyeom.

"Ular besar itu menakutkan... Pasti ada yang melihatnya..." Wonwoo kemudian menunjuk kata yang telah ditulis Wonwoo di bagian bawah halaman itu.

"Pipa... Dokyeom, ular itu menggunakan pipa air. Aku selama ini mendengar suara-suara itu di dalam dinding..." kata Wonwoo.

Dokyeom langsung mendadak mencengkeram lengan Wonwoo, "Jalan masuk ke Kamar Rahasia! Bagaimana kalau jalan masuknya toilet? Bagaimana kalau jalan masuknya lewat dalam..." katanya serak.

"...toilet Hyesun-sunbae." sambung Wonwoo.

Mereka dipenuhi ketegangan dan nyaris tidak percaya.

"Ini berarti aku bukan satu-satunya Parselmouth di sekolah. Pewaris Slytherin juga. Begitulah cara mereka mengontrol si Basilisk." kata Wonwoo.

"Apa yang akan kita lakukan? Kita melaporkannya langsung ke Profesor Soyeon?" kata Dokyeom, yang matanya berkilat-kilat.

SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang