Keesokan paginya, Wonwoo yang sudah mengenakan seragam sekolahnya pun pergi ke Great Hall, alias aula besar milik Hogwarts, untuk bergabung dengan teman-temannya yang sedang sarapan disana.
"Jeon Wonwoo!" sapa Jeonghan, disusul dengan Joshua yang melambaikan tangannya ke arah Wonwoo sambil tersenyum.
"Maaf karena aku terlambat kemarin. Tas kecilku ketinggalan di kereta soalnya." kata Wonwoo sambil mengambil duduk di sebelah Joshua.
"Kebiasaan dari tahun pertama yang masih berlaku sampai sekarang, tas kecil yang selalu tertinggal di kereta. Hehe..." kata Myungho sambil terkekeh.
"Hehehe..." kekeh Wonwoo sambil menggaruk tengkuknya.
"Ngomong-ngomong, ada seseorang yang mengirimkan makanan untukmu tadi, Wonwoo." kata Joshua.
"Loh? Benarkah?" kata Wonwoo.
"Cieee... Udah dinotice Kim Mingyu, nih..." kata Jeonghan.
"Mingyu?!" kata Wonwoo sedikit tersentak.
Joshua memberikan sebuah mangkuk plastik yang berisikan ramyeon yang ditutup oleh plastik press dengan kartu ucapan kecil tertempel disana.
Aku gak tau kamu bakal suka atau enggak.
Yang penting ini spesial buat kamu.
Makasih buat semalam.
Selamat makan, Wonwoo.
Kim Mingyu.
Telinga Wonwoo seketika langsung memerah dan memendam kehebohan dalam hatinya. Mingyu benar-benar membuatkan ramyeon sesuai permintaan Wonwoo dan mengirimnya kesini.
"Bagaimana bisa?" kata Wonwoo.
"Jinsoul tadi yang menerimanya dari Mingyu. Katanya dia bertemu dengan Mingyu di Courtyard. Kamu masih di kamar kayaknya tadi." kata Myungho.
"Oh, begitu..." kata Wonwoo yang tak ada hentinya tersenyum sambil memasukkan catatan kecil itu ke saku jasnya dan membuka plastiknya.
"Ada apa ini? Apakah semalam kau juga bertemu dengan Mingyu?" kata Myungho penasaran.
Wonwoo pun menceritakan kronologi kejadian Mingyu kemarin pada teman-temannya. Wonwoo terus meminta maaf pada teman-temannya karena lebih mementingkan rasa penasarannya dan terlambat masuk asrama.
"Berhentilah meminta maaf, Wonwoo. Aku tahu kau berniat baik semalam. Untung saja Profesor Minhyun gak tahu. Kalau semalam kamu ketahuan, asrama kita bisa hilang lima poin." kata Jeonghan.
Wonwoo pun menghela napas lega saat mendengar perkataan Jeonghan mengenai Profesor Minhyun yang tidak mengetahui keterlambatan Wonwoo.
"Awalan yang bagus, Wonwoo. Lanjutkan." kata Joshua mendukung aksi Wonwoo semalam.
"Aku berusaha yang terbaik. Selamat makan." kata Wonwoo.
Aroma dari ramyeon buatan Mingyu memang berbeda dari ramyeon instan yang biasa Wonwoo buat sendiri. Mingyu memang juru masak yang hebat di asramanya. Wonwoo kemudian mencicipi ramyeon itu sambil menghayati rasanya.
"Bagaimana rasanya dimasakin idolamu?" kata Woozi.
"Hhhmmm... Rasanya seperti terbang ke surga... Tasty... Kalian juga harus mencobanya." kata Wonwoo sambil menggelengkan kepalanya saking enaknya.
Wonwoo mempersilahkan teman-temannya untuk mencicipi ramyeon buatan Mingyu. Dan mereka memberikan reaksi yang sama seperti Wonwoo, ramyeon ini lebih enak daripada ramyeon yang biasa mereka buat.
"Anjir... Ramyeon gini doang rasa enaknya bisa seluar biasa ini?" kata Myungho.
"Berasa seperti dia ngasih banyak micin, tapi bukan berupa micin." kata Seungkwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeok
FantasyKetika sebuah sekolah yang berisikan kelompok penembak dan kelompok penyihir harus bekerja sama untuk melawan makhluk-makhluk jahat yang datang ke dunia mereka. Mampukah mereka semua selama dalam misi menyelamatkan dunia mereka? *Credits to Harry Po...