Chapter 9

387 36 5
                                    

Hari pertama kelompok penembak untuk memasuki kelas sihir telah tiba. Para siswa memasuki kelas masing-masing sesuai dengan jadwal dan pelajaran yang mereka ambil.

Pelajaran pertama yakni tentang Mantra yang akan diajarkan oleh Profesor Huitaek. Saking pendeknya, Profesor Huitaek sampai harus berdiri di atas podium kecil dengan beberapa tumpukan buku agar para siswa dapat melihatnya.

"Selamat datang di kelas Mantra pertama kalian. Namaku Profesor Huitaek. Disini aku akan mengajarkan kalian cara menggunakan tongkat sihir yang benar. Hari ini kita awali dengan mempelajari mantra yang ringan dan mudah. Wingardium Leviosa. Coba ulangi kalimatku tadi." kata Profesor Huitaek.

"Wingardium Leviosa." Para siswa menirukan pelafalan mantra yang benar dari Profesor Huitaek.

"Bagus. Sekali lagi dengan tegas dan percaya diri."

"Wingardium Leviosa!"

"Bagus sekali. Mantra ini digunakan untuk membuat benda melayang. Sekarang aku ingin kalian memegang tongkat sihir masing-masing. Tirukan gerakanku. Ayunkan dan ketuk. Lakukan secara perlahan tapi tetap tegas. Ayo, tirukan."

"Ayunkan... Dan... Ketuk..."

"Ayo ulang lagi."

"Ayunkannn... Dan... Ketuk..."

"Pintar... Sekarang mari kita praktekkan bagaimana cara kerja mantra ini pada pena bulu kalian masing-masing. Silahkan dicoba perlahan-lahan. Arahkan tongkat kalian dan ketuk pada pena bulunya."

Para siswa kemudian mencoba mempraktekkan mantra tersebut pada pena bulu mereka. Namun tak semudah yang mereka kira, pelafalan dan konsentrasi sangat dibutuhkan disini.

"Wingardium Leviosa!"

"Wingardium... Leviosa..."

"WingArdiUm... LEViOuSa..."

"WinGardium LeviOUsaR." kata Dokyeom yang kemudian menghentakkan tongkatnya sebanyak tiga kali karena mantranya tidak bekerja.

Mingyu yang melihat Dokyeom seperti itu langsung menghentikannya, "Woi, berhenti! Tongkatmu jangan digitukan, nanti bisa bikin orang di depanmu buta." tegurnya.

"Masalahnya penanya gak mau terbang, Gyu. Aku kesal..." kata Dokyeom.

"Lagian pelafalanmu salah, Kyeom. Yang bener itu LEVIOSA, bukan LEVIOUSARRR." kata Mingyu sambil melebih-lebihkan dan mendelikkan matanya ke atas karena pelafalan Dokyeom yang salah tadi.

"Apa, iya? Coba sendiri, gih. Buktiin."

"Boleh... Ekhemmm... Wingardium Leviosa."

Mingyu mengucapkan mantra pertamanya dengan baik dan berhasil membuat pena bulunya melayang perlahan di udara.

"Pintar sekali, Kim Mingyu. Kau berhasil melakukannya dalam sekali percobaan." celetuk Profesor Huitaek dengan bangga.

"Terima kasih, Profesor." Mingyu kembali menurunkan pena bulunya secara perlahan di atas mejanya dengan mulus.

"Keren kamu, Gyu. Dulu di kelas dasar menembak tahun pertama aja kamu gak pernah langsung bisa dalam sekali coba begini." kata Dokyeom dengan kagum dan juga terkejut.

"Ada deh..." kata Mingyu.

"Sepertinya omonganmu tadi benar. Aku harus memperbaiki pelafalanku."

"Loh? Bukannya kamu semalam udah diajarin Joshua? Harusnya kamu juga bisa dong sekarang."

"Semalam itu gak meminta dia buat ngajarin aku pelajaran ini, tapi pelajaran Ramuan. Karena Joshua bilang kalau Profesor Dongwook itu menakutkan."

"Oalah... Kirain..."

SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang