Chapter 7

420 41 14
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba. Saatnya Mingyu dan teman-temannya berbelanja di Diagon Alley. Mereka akan naik kereta Hogwarts Express pukul 02.00 dari stasiun Hogsmeade menuju ke stasiun King Cross platform 9 3/4. Kira-kira mereka akan tiba pukul 11.00.

Khusus hari Sabtu dan Minggu, semua gerbong boleh ditempati oleh kelompok penyihir dan penembak. Di dalam kereta, Wonwoo satu ruangan dengan Mingyu, Dokyeom, Joshua, Seungcheol, dan Jeonghan.

"Aku lupa, apakah di Diagon Alley ada tempat makan yang enak?" kata Dokyeom.

"Tentu saja ada disana." kata Mingyu.

"Ngomong-ngomong, apakah Hoshi dan Woozi akan baik-baik saja? Sepertinya mereka masih belum akur." kata Wonwoo.

"Entahlah, Wonwoo... Kalau aku lihat Woozi seperti gak ada masalah, tapi Hoshi..." kata Seungcheol.

"Hoshi yang rambutnya pirang dan matanya sipit, kan? Dari tadi dia terlihat murung." kata Jeonghan.

"Apakah dia sedang sakit?" kata Joshua.

"Enggak juga. Kak Hoshi bukan tipe orang yang gampang sakit." kata Dokyeom.

"Dia terlihat seperti itu semenjak pengumuman pertukaran pelajar dari Profesor Jongkook. Dia bilang bahwa dia gak tertarik dengan sihir, tapi para profesor memasukkannya ke daftar lolos seleksi." kata Seungcheol.

"Kalau begitu, Hoshi berarti memang punya bakat tersembunyi dalam dunia sihir." kata Joshua.

"Dia meragukanku saat aku mengatakan hal yang sama sepertimu." kata Dokyeom pada Joshua.

"Aku harap dia baik-baik saja. Sungguh aneh rasanya jika melihat diam saja begitu. Biasanya aku dan Dokyeom akan bertengkar atau berdebat setiap saat, tapi kali ini terasa hening." kata Mingyu sambil melihat ke arah jendela.

CIIIITTT...

Tiba-tiba keretanya mendadak berhenti dan mengagetkan para siswa yang ada di dalam kereta.

"Haishh... Ada apa dengan keretanya?" kata Jeonghan.

"Coba aku cek di luar." kata Seungcheol sambil beranjak mengintip keluar dari pintu ruangan untuk mengecek kondisi ruangan lain.

Semuanya terlihat panik dan kebingungan, padahal hari ini sedang libur dan tidak banyak siswa yang menaiki kereta Hogwarts Express ini. Pertanyaannya apa dan mengapa.

Tiba-tiba keretanya terguncang sendiri hingga membuat Seungcheol oleng dan ambruk di atas tubuh Jeonghan.

"Maaf, Jeonghan. Tiba-tiba keretanya goyang." kata Seungcheol yang langsung refleks menyingkir dari tubuh Jeonghan.

"Gakpapa. Aku juga kaget." kata Jeonghan.

"Bagaimana kondisi yang lain?" kata Dokyeom.

"Sama bingungnya dengan kita." kata Seungcheol.

"Haduhhh... Bagaimana ini? Kita gak bawa sniper, tongkat sihir juga belum punya. Apakah gak ada yang bisa kita lakukan disini selain menunggu keretanya bisa berjalan lagi?" kata Mingyu.

"Tenang, Mingyu. Jangan panik. Kita harus cari tahu dulu apa yang membuat keretanya berhenti." kata Joshua.

"Jangan bilang kendalinya rusak? Aduhhhh..." Dokyeom gelisah dan tiba-tiba listrik mati dengan sendirinya hingga mengakibatkan situasi menjadi gelap dan mencekam.

"Aww! Dokyeom, kamu menginjak kakiku!" Joshua tercekat pada Dokyeom yang memandang ke arah jendela.

"Maaf, maaf." kata Dokyeom.

Situasinya di malam dini hari, cuaca sedang hujan, suhunya berubah menjadi sangat dingin hingga membuat air yang mengalir di jendela membeku seperti di kulkas. Bahkan air dalam botol minum Dokyeom juga ikut membeku dengan sendirinya.

SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang