Chapter 27

171 17 8
                                    

"Profesor Jaesuk, bolehkah saya mengembalikan buku harian itu kepada Mr Jeon?" kata Wonwoo dengan buru-buru.

"Tentu saja, Wonwoo. Tetapi bergegaslah. Ada pesta setelah ini, ingat." kata Profesor Jaesuk dengan tenang.

Wonwoo pun menyambar buku harian itu dan berlari meninggalkan kantor. Dia bisa mendengar jerit kesakitan Dobby yang samar-samar ketika berbelok di sudut lorong.

Cepat-cepat seraya dalam hati bertanya-tanya apakah rencananya bisa berhasil, Wonwoo melepas salah satu sepatunya, menarik kaus kakinya yang kotor dan berlendir, dan menjejalkan buku harian itu ke dalamnya. Kemudian Wonwoo berlari sepanjang koridor yang gelap. Dia berhasil mengejar mereka di puncak tangga.

"Mr Jeon, saya membawa sesuatu untuk Anda." kata Wonwoo terengah, mengerem larinya dan berhenti di depan mereka.

Dan dijejalkannya kaus kaki bau itu ke tangan Jungsoo.

"Apa?" Jungsoo menarik lepas kaus kaki itu dari buku hariannya kemudian melemparnya dan memandang marah buku rusak itu sebelum menatap Wonwoo.

"Kau akan berakhir tragis seperti orangtuamu suatu hari nanti, Jeon Wonwoo. Mereka juga orang yang suka ikut campur. Ayo, Dobby!" Jungsoo kemudian berbalik mau pergi.

Tetapi Dobby tak bergerak saat dia memegangi kaus kaki Wonwoo yang berlendir menjijikkan dan memandangnya seakan kaus kaki harta tak ternilai.

"Tuan telah memberi Dobby kaus kaki. Tuan memberikannya kepada Dobby?" kata Dobby.

"Apa?! Apa katamu?!" gertak Jungsoo.

"Dobby mendapat kaus kaki. Tuan melemparnya dan Dobby menangkapnya. Jadi, Dobby sudah bebas." kata Dobby.

Jungsoo pun berdiri terpaku, terbelalak menatap si peri. Kemudian dia menerjang Wonwoo.

"Kau membuatku kehilangan pelayan!" seru Jungsoo.

"KAU GAK BOLEH MELUKAI JEON WONWOO!" teriak Dobby.

Tiba-tiba terdengar letusan keras yang membuat Jungsoo terlempar ke belakang. Dia berguling-guling, dan jatuh terpuruk di dasar tangga. Dia bangkit, wajahnya penuh kemurkaan. Dia menarik keluar tongkatnya, tetapi Dobby mengangkat jari panjangnya sambil mengancam.

"Kau harus pergi sekarang. Kau gak boleh menyentuh Jeon Wonwoo. Kau harus pergi sekarang." kata Dobby galak, menunjuk ke bawah ke arah Jungsoo.

"Tandai kata-kataku, Jeon! Kau akan bernasib sama seperti orang tuamu!" kata Jungsoo.

Jungsoo tak punya pilihan lain. Dengan pandangan membara ke arah mereka berdua, dia menyampirkan mantelnya ke tubuhnya dan bergegas lenyap dari pandangan mereka.

"Jeon Wonwoo membebaskan Dobby!" kata si peri nyaring, menatap Wonwoo.

Bulan yang bersinar dan tampak dari jendela terdekat, terpantul dari matanya yang menonjol.

"Jeon Wonwoo membebaskan Dobby! Bagaimana cara Dobby membalas budi?" kata Dobby.

"Cuma itulah yang bisa kulakukan, Dobby. Tapi, tolong. Berjanjilah padaku untuk jangan mencoba menyelamatkan hidupku lagi." kata Wonwoo.

"Apapun itu, Wonwoo." kata Dobby.

Wonwoo yang sudah merasa menjadi beban orang lain ini tidak ingin membebani orang lain lagi, itu sebabnya Wonwoo mengatakan hal itu pada Dobby. Itupun juga agar Dobby sendiri selamat dan aman. Wajah buruk si peri mendadak dihiasi senyum lebar yang memamerkan gigi-giginya.

"Aku cuma mau tanya satu hal, Dobby." kata Wonwoo, ketika Dobby memakai kaus kaki Wonwoo dengan tangan gemetar.

"Apakah kamu tahu bahwa semua ini ada hubungannya dengan Dia yang Namanya Gak Boleh Disebut?" imbuhnya.

SEVENTEEN : Duty After School | MinWonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang