30

5.3K 519 38
                                    

Udah nyicip #1 Bi

Selamat menikmati

####

[Cynthia]

Setelah sekian lama bertarung dengan segala penolakan. Akhirnya aku mendengar kalimat yang mengalun indah dalam pikiranku. Hatiku yang terluka mulai sembuh karena segala pengakuan rasanya. Greesel yang mau mengakui rasanya, cukup menjadi alasan hariku berubah jauh lebih baik.

"Ciput ciput ciput," bisiknya.

Aku menoleh, siapa sangka, sudah dua minggu berlalu sejak hari itu. Kini dia sering membisikkan panggilan sayangnya yang baru padaku bagai anak kecil yang menyayangi bonekanya (memberi nama yang unik). Aku senang dengan perlakuannya ini. Dia begitu manis.

"Apa?" balasku lembut dan memberikan senyuman tulus ke arahnya.

Ia menggenggam tanganku erat, padahal sekarang kami hanya duduk di ruang tamu bersama Ci Shani dan Ci Gre. Mereka bertiga main ke apartemen karena Mami pergi selama beberapa hari. Jadi mereka menginap untuk menemaniku selama dua hari.

"Berkas buat ngajar di tempat baru udah kamu siapin Ge?" Ci Shani mulai membahas perpindahan Ci Gre.

"Udah, lagipula aku cuma nyiapin data pribadi aja sih, sisanya kan yang urus Yayasan," jawab Ci Gre dengan enteng.

Aku tau dia sudah di Acc akan mengajar di sekolah menengah pertama swasta yang tak jauh dari rumah Greesel. Tentu itu menjadi hal yang sangat Ci Gre dambakan sejak dulu. Memiliki tempat kerja yang tak terlalu jauh dari rumah, jadi waktu istirahatnya tah habis dalam perjalanan.

Ci Gre memainkan rambut Ci Shani. Mereka selalu terlihat romantis. Greesel juga sama saja, tangannya tak pernah absen menyentuhku. Walau sekedar mengusap bagian tempurung lutut milikku. Matanya fokus menonton film rekomendasi dari Ci Shani.

"Papi kira-kira jadi nyalon DPR ga ya?" Tiba-tiba Cici menanyakan sesuatu yang bahkan tidak ada dalam pikiranku.

"Sabisanya kamu kepikiran itu Ge, haha...." Komentar Ci Shani yang tampak menertawai Ci Gre.

"Ya kan dia dah merelakan apapun nih, sampe ga jadi kan kasihan," bisa dilihat, bahwa sebenernya Ci Gre ini family friendly hanya saja harus lahir dari manusia yang toxic. Mungkin dia bibit terbaik dalam peradaban sejarah keluarganya. Aku pun tidak sebaik itu, love cici.

"Itu kenapa sik? Kenapa harus ke tempat itu lagi coba? Padahal kan.... JIYAHHH!!!!"

Aku ikut terkejut saat Greesel melompat kaget karena jump scare film yang di tonton. Dia belum menyelesaikan perkataannya dan sudah terpotong oleh kejutan itu. Ci Gre puas menertawai Greesel saat ini pun sama juga dengan Ci Shani yang tampak sengaja membiarkan Greesel kaget.

"Aku udah bilang kan dari awal, jangan percaya sama Ci Shani atau Ci Gre soal film," aku mengingatkan kembali apa yang sudah ku peringatkan dari awal.

"Ah, Ci Gre mah! Kaget!"

"Kok nangis," aku panik melihat Greesel yang tiba-tiba menangis. Mirip seperti anak kecil yang balon nya baru saja pecah.

"Plek ketiplek Gracia sih ini," komentar Ci Shani. Aku setuju dengan hal itu, keduanya sama-sama cengeng perihal film horor.

"Ayo main," ajak Greesel yang ternyata sudah mengakhiri film itu.

"Main apa jam segini?" Ku lihat jam menunjukan pukul 23.45.

"Maksud aku besok bukan sekarang put,"

"Yang jelas dong, yaudah kalo besok mau main kita tidur aja sekarang," ajakku sembari beranjak.

Scandalous (Greesel x Cynthia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang