Chapter 2.1

4K 353 27
                                    

.........

Rebecca segera turun dan mencari Saint lagi, dia mempunyai banyak pertanyaan. Akhirnya dia melihat Saint baru masuk dari pintu luar, Rebecca segera menemuinya. Dia tidak ingin berteriak memanggil nama Saint, baginya menjaga suara tetap elegan adalah salah satu pekerjaannya. 

"Saint." Dia menyapa Saint dengan senyuman, walaupun sekarang bibir itu tampak terpaksa melengkung. Dia bahkan memegang lengan Saint sedikit, "Bisa bicara sebentar." Katanya dengan pelan.

Alis Saint terangkat sedikit, dia sebenarnya sedang mencari seseorang, tapi tampaknya dia harus menyempatkan diri untuk berbicara dengan Rebecca. Mereka bejalan agak ke luar hunian, hampir tak ada orang di sana. Rebecca memulai pertanyaannya, "Mengapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu kenal dengan Freen?" Suaranya terdengar sedikit kesal dan kecewa.

Saint sedikit terkejut, lalu dia berkata, "Kamu bertemu dengannya? Di mana dia sekarang?" Saint dari tadi mencari Freen, dia ingin melihat Freen menggunakan gaun dan sepatu yang dia berikan.

"Kamu tidak menjawabku, Saint." Kata Rebecca datar.

Saint menghela napas, "Freen bilang kalian tidak dekat, jadi aku tak pernah membicarakannya padamu." Jawab Saint.

Rebecca yang mendengar kata tidak dekat langsung tertawa kesal, dia bertanya lagi, "Dia berkata seperti itu?" Emosinya pun naik sesaat, dia merasa marah dengan jawaban yang Saint katakan. Tidak dekat? What? Pikirannya hanya mengulang kata-kata tersebut.

Saint tidak menjawabnya lagi, dia berkata, "Ada apa? Kalian bertengkar?" Raut wajah Rebecca seperti ingin meninju seseorang, Saint sangat paham dengan cara bicara partner kerjanya sekarang. Saint menunggu respon pertanyaannya, tapi tampaknya Rebecca masih sibuk dengan kata-kata yang dia ucapkan sebelumnya. Saint mengabaikan emosi Rebecca, dia akhirnya bertanya, "Di mana Freen sekarang? Aku tidak menemuinya dari tadi."

Rebecca yang mendengar kata Freen, akhirnya bertanya, "Dia adik barumu?" wanita ini baru ingat masalah adik kakak ini, dia tak menyangka bahwa Freen akan menjadi adik tiri Saint. 

Saint membuang napas berat, dia tak ingin mengakui ini, tapi apa boleh buat, dia harus menjawabnya, "Benar." Dan itu menyebalkan, Saint ingin melanjutkan perkataan itu, tapi dia tahan. "Di mana dia?" Tanya Saint lagi. 

"Aku tak tau." Rebecca tidak ingin membahas Freen lagi, dia akhirnya masuk, dia ingin minum.

Saint yang tak mendapatkan jawaban apapun akhirnya juga kembali masuk dan mencari ke setiap kamar dia lantai atas. Dia sungguh ingin menemui Freen.

_________

Freen akhirnya turun, dia ingin mencari wanita yang menendang kakinya. Freen ingin mengatakan banyak hal, dia ingin membuat Rebecca emosi lagi. Freen merasa dia harus membalas jari tengah itu, dia tidak terima diberi acungan itu. 

Namun, bukan Rebecca yang dia temui, tapi tatapan kesal Saint padanya. Saint berdiri dengan raut muka tak percaya dengan pakaian Freen. Saat Saint ingin menceramahinya, Freen melewati Saint begitu saja. Dia tidak mood untuk berbincang-bincang dengan Saint tentang mana gaun yang aku berikan? Mengapa kamu datang seperti ini? Dia tak mau itu. Untunglah, saat Saint ingin mengejarnya, seseorang menghentikannya dan berbicara padanya. Dan Saint langsung tersenyum dan membalas obrolan itu. 

Freen mencari wanita bergaun hitam itu, dia melihat wanita yang dia cari sedang berdiri di dekat meja minuman. Tampaknya dia sudah meminum beberapa gelas anggur putih. Freen tersenyum, dia akhirnya mendekati wanita ini dan mengambil satu gelas anggur merah dan berdiri di samping Rebecca.

Rebecca menyadari itu, lalu dia berkata, "Tolong jangan berada di sampingku."

"Kamu ingin aku berada di atasmu?" Kata Freen sambil melihat gelasnya. 

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang