Chapter 15

2.8K 300 54
                                    

......

"Argh, panas." Freen membuka topeng itu dengan hati-hati. Nam tertawa melihat ulah Freen.

"Akhirnya topeng itu berguna ya." Nam sedang bersiap untuk pergi ke Bar.

"Mm." Freen tertawa kecil, "Aku tidak menyangka ada panggilan video mendadak seperti itu. Untunglah dia tidak bertanya di mana aku tinggal."

Ketika Freen mengatakan kalimat tersebut, nama Patric muncul lagi di layar ponselnya dengan deringan akustik gitar itu. Dia pikir aktris ini sudah memahami perkataannya, tampaknya tidak sama sekali. Freen mengangkat panggilan itu, dia berkata, "Ada apa lagi?"

"Di mana apartemenmu?" Akhirnya dia bertanya alamatku, pikir Freen dalam hati. Nam melihatnya dengan tatapan tanya, Freen hanya menjawab Nam dengan ucapan tanpa suara, bintang. Nam mengerti, dia hanya tertawa kecil dan mengangguk saja.

Freen menghela napas, lalu berkata, "Sudah aku bilang, di hatimu." Dia tertawa kecil karena jawaban ini. Baginya cukup lucu.

"Aku serius Freen." Suara Rebecca terdengar seperti bos ingin memecat bawahannya.

Freen akhirnya berpikir sejenak, dia melihat layar ponselnya sebentar, bercermin, dan bertanya-tanya kapan memar ini akan sembuh, hingga akhirnya dia berkata, "Lima hari. Aku akan absen lima hari saja. Tunggu aku, ok?" Tanpa menunggu jawaban Rebecca, Freen menutup panggilan itu. Dia bahkan menghembuskan napas lagi sekarang.

Nam melihat Freen dengan tatapan tidak percaya, dia berkata, "Lima hari? Aku rasa wajahmu masih sedikit biru atau hijau." Nam berbicara tentang memar itu. 

Freen menyandarkan punggungnya di sofa itu, lalu dia berkata, "Setelah lima hari, aku akan minta tambah lima hari lagi." Freen tertawa kecil setelah mengatakan rencananya itu. 

Nam tertawa saja, dia akhirnya sudah selesai bersiap untuk pergi ke Bar, "Aku pulang dulu, lalu akan ke Bar. Kamu istirahat sana." Dari pagi, Freen tidak bisa diam. Dia bahkan sit up, push up, dan angkat dumbbell. Semua ini dia lakukan disebabkan karena dia merasa malu tidak bisa melawan dua orang yang berbadan kekar itu. Freen ingin mempunyai otot tangan yang kuat, agar dia bisa membela diri jika situasi yang sama terulang kembali. Tentang Billy, Freen akan membalas semua itu nanti.

Freen hanya tertawa kecil saat mendengar Nam berkata istirahat. Dia memang merasa harus istirahat sekarang. Ketika Freen mendengar pintu apartemennya tertutup, saat itu juga dia berdiri menuju kamar dan tidur.

________

/Bel berbunyi/ 

Freen yang tidur sekitar satu jam lebih, akhirnya perlahan bangun dan turun dari kasur. Dia menuju pintu itu, namun dia terkejut saat melihat di layar monitor bahwa Rebecca sedang berdiri di depan apartemennya. 

"Wha- Mengapa dia bisa tau apartemenku?" Freen berjalan menuju pintu, namun saat dia ingin membuka pintu tersebut, Freen akhirnya berlari ke dalam mencari topeng Iron man itu. Dia berpikir bisa membuat Rebecca pulang dalam waktu cepat. Atau, entahlah, Freen tidak punya rencana apapun. Dia hanya tidak ingin aktris ini melihat wajah preman-nya. Bagi Freen, wajah adalah aset berharganya. Tidak boleh ada yang melihat dirinya dalam situasi ini, khususnya Rebecca.

Menghirup napas dan membuangnya perlahan, Freen akhirnya siap membuka pintu itu. Dia tersenyum di balik topeng tersebut, dan berkata, "Hai, Petric." Saat dia membuka pintu itu, dia baru terpikir, mengapa aku harus membuka pintu ini? Jika aku mengabaikannya, dia pasti pulang. Freen menyesal saat itu juga.

Rebecca yang baru sudah melepas kacamata hitamnya sontak geram dengan tampilan Freen, dengan cepat dia meraih topeng itu dengan niat untuk melepaskannya. Namun Freen lebih cekatan, dia mundur dan berlari ke dalam apartemennya, tanpa menutup pintu itu. Freen membiarkannya terbuka agar Rebecca bisa masuk ke dalam. Aktris ini menyusul Freen dengan berjalan cepat, pintu apartemen tidak lupa dia tutup kembali. 

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang