Chapter 23

2.7K 285 22
                                    

Segar, suasana pagi menyambutnya dengan udara yang asri, tampaknya udara di sekitar Keswick memang selalu seperti ini, membuat semangat untuk menjalani hari, Freen merasakan semua itu. Dia sudah bangun dari jam lima tadi, sekarang dia masih saja duduk di atas kasur untuk membuat surat kecil yang dipenuhi gambar-gambar yang cukup unik. Ada awan, burung kecil, bunga mawar merah yang kelopaknya tampak menguncup dan mengembang. Selain itu, tulisan yang diukir dengan rapi menggunakan pensil warna sudah berada di tengah surat itu. 

Ini bukan tentang surat perpisahan, melainkan surat perayaan hubungan mereka yang sudah memasuki umur tiga ratus hari. Senyum itu tak pernah lepas, dia sungguh mendekor surat itu dengan sangat baik, walaupun dia tau Becca tidak akan mengingat hari spesial ini. Bagi Freen, sekarang dia ingin memberi kejutan yang akan menjadi salah satu momen manis dalam hubungan mereka. Freen sungguh ingin melihat wajah Becca saat menerima surat ini nanti. Dia pasti akan menyukainya, batinya berbisik pelan.

Isi surat itu memang sedikit menggelikan, dia mengakui hal itu. Sebab, dia tidak pernah menuliskan kata-kata manis dan pujian yang bergabung menjadi satu, semua yang dia tulis dalam lembaran kertas merah muda itu seolah dibuat oleh sang puitis amatir, Freen menyadarinya. Tapi apa boleh buat, perasaan malu dalam dirinya sudah dikalahkan oleh perasaan sayang dalam hati itu. Freen juga berpikir untuk memberinya esok, tepat di sore hari di perahu yang sama, di tengah danau derwentwater. 

Tapi tiba-tiba pintu itu terbuka, Freen terkejut saat melihat Becca berada di kamarnya pagi-pagi begini. Selama ini Becca selalu mengirimnya pesan untuk berkunjung atau menemuinya, tapi sekarang tidak. Freen dengan cepat menyimpan surat yang belum selesai di dekorasi itu, dia masih mau membuat matahari dan beberapa gambar lainnya, tapi apa boleh buat, Becca tak boleh melihat surat itu dulu. Itu adalah kejutan, Freen harus menyembunyikannya. 

Perlahan dia sembunyikan kertas itu dengan senyuman gugup, Freen tau Becca tampak penasaran dengan apa yang dia buang dalam lemari itu. Saat Becca ingin melihat surat tersebut, Freen dengan cepat memeluk Becca. Itu adalah satu-satunya cara agar Becca tidak membuka lemari itu, jika saja dia membukanya, maka semua rencananya dari jam lima pagi itu pasti akan sia-sia. Bisa jadi, Becca akan menertawai semua tulisannya dalam surat itu. 

Hingga akhirnya Freen mendengar dari Becca bahwa dia lolos audisi, suasana hati Freen yang semulanya takut surat itu ketahuan, akhirnya berubah drastis, dia sangat senang dan sekaligus bangga dengan pencapaian Becca, akhirnya kekasihnya bisa selangkah lebih maju menuju impiannya. Sekarang, Freen menambah rencananya, dia ingin merayakan keberhasilan itu dengan cara camping besok, dia sungguh ingin merayakan momen yang membahagiakan itu. 

Namun... 

Tampaknya Freen tak bisa melakukan keduanya, memberi surat ataupun pergi camping. 

Karena, setelah Becca pulang ke rumahnya sore itu. Malamnya, Freen harus menghadapi sesuatu yang serius. 

Ibu Rebecca, nyonya Falencia, sedang duduk di ruang tamu dengan wajah yang masam. Alisnya tak kunjung memisah, sorotan matanya sangat tajam sekarang. Dia duduk di tengah-tengah, sedangkan bibi dan paman Oliver sedang  duduk tertunduk di samping nyonya Falencia. Freen sebelumnya dipanggil oleh bibinya untuk turun dan menemui seseorang. Wanita tidak terlalu tua yang berpenampilan sangat elegan ini ingin berbicara dengan Freen saat itu juga. 

Freen turun dari tangga, pertama langkah kaki itu ringan dan biasa saja, hingga saat dia melihat ibu Becca, langkah kaki itu tiba-tiba berat dan hampir saja tak sanggup melangkah. Dia tau, dia sangat tau apa yang sedang terjadi. Ini tidak terjadi sekali, dia sudah menemui wanita tua ini kedua kalinya. Pertama, dua minggu yang lalu, namun saat itu wanita tua ini hanya menanyakan masalah keluarga Freen, namun Freen menolak untuk memberi jawaban. Kedua, saat Freen bermain di rumah Becca, dia hanya bertemu sebentar. Sekarang, wanita paruh baya itu tampaknya ingin menemui Freen dengan alasan yang berbeda. Dari wajahnya, siapapun tau bahwa nyonya Falencia tidak mempunyai perkataan baik untuk dilontarkan. 

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang