Chapter 7

3.6K 323 89
                                    

Bukit-bukit mengelilingi danau Derwentwater, langit masih mempertahankan birunya. Juga, sang penerang hari sedang berada di antara dua bukit itu, bukan untuk memulai, namun untuk mengakhiri. Sinarnya terpantul di permukaan danau pinggiran Keswick dan warna bukit hampir terlihat gelap . 

Tidak terlalu tengah, tapi semua pemandangan cukup sempurna dari perahu mereka. Air danau seakan menopang kendaraan kayu itu dengan seimbang, atau mungkin sang perahu memang cukup andal melakukan pekerjaannya. Tidak mengayuh lebih jauh, dayung kayu itu untuk sementara diam dan hanya ingin mendengarkan.

Tidak saling memandang, mata itu masih tersipu malu atas semua yang mereka lakukan. Bukan di danau, tapi sebelumnya. Siapa yang memulai pun tak ada yang mengaku, pertemuan kali ini memang terasa canggung. Jika hanya sebatas ciuman, mungkin senyum manis ataupun tawa masih kecil bisa terdengar, namun ini lebih dari itu. Sekali lagi, mereka tak ingin membahasnya. 

Namun apa boleh buat, harus ada yang berbicara, jika tidak maka waktu yang terisi hanya untuk menikmati danau Derwentwater dan segala pelengkapnya. Bahkan mungkin, sang dayung terbawa dalam suasana canggung itu.

"Aku tidak pernah menikmati matahari tenggelam seperti ini." Freen berkata tentang danau, dia tidak pernah menaiki perahu dan bertahan sampai sore, mereka sudah cukup lama duduk dan tak berkata apapun. Mungkin sekitar satu jam lebih. Freen sebenarnya masih malu, semua yang telah terjadi masih terngiang dalam pikirannya, bahkan jika tubuhnya sesekali mengingat semua itu, rambut-rambut halus ditubuhnya seketika berdiri menaiki rasa inginnya. 

Becca tak langsung menjawab, dia membasahi bibir itu sejenak. Sekarang matanya mencuri pandang melihat wajah Freen, lalu mengalihkan dengan cepat. Sebelum berkata, dia  melihat pantulan matahari itu, "Sekalipun?" Suaranya sedikit pelan, Becca sebenarnya tidak terlalu peduli dengan percakapan ini, yang dia inginkan sekarang adalah mengulang semua yang terjadi pada malam sebelumnya di tenda camping itu. 

Freen tersenyum dan menggeleng, Freen masih belum melihat mata yang sesekali memandang bibirnya itu, dia berkata, "Semuanya berbeda." Freen melihat sekitaran dan berkata lagi, "Danau, bukit, perahu ini," Lalu Freen melihat Becca dengan lembut, mata itu saling tatap, "Dan kamu." Senyum Freen kian tulus saat Becca menatap matanya, namun Becca tidak tersenyum, dia terhanyut dalam semua perasaan itu. Jika bukan di perahu, mungkin Becca akan berdiri dan meraih Freen dengan tanpa ragu. Namun, tak bisa, perahu memintanya untuk duduk dengan tenang. 

Becca hanya diam, tubuhnya merasakan dinginnya angin, namun sekarang dia hanya merasakan kehangatan. "Phi Freen." Selalu menyapa seperti ini, dia hanya ingin memanggilnya. 

"Hm?" Semua perhatian Freen terpusat pada wanita di depannya, dia tersenyum menunggu apa yang ingin Becca katakan. Ada rasa khawatir dan perasaan senang, raut muka Becca seakan ingin mengatakan apa yang dia rasa. Namun, pertanyaan Becca membuatnya sedikit bingung, Freen tak tau harus menjawab apa. 

"Phi Freen, kamu ingin mendayung perahu ini berdua?" Tanya Becca dengan sedikit cemas, hatinya menunggu jawaban wanita itu, namun sayangnya, Freen tidak mengerti ungkapan itu. Raut wajah Freen sungguh menggambarkan 'kita pulang?'

Freen mengangguk dan senyum itu sudah tak ada lagi di wajahnya, dia berkata sambil mengambil dayung kayu itu, "Memang sudah sore, ayo kita pulang."

Becca panik, ternyata Freen benar-benar salah paham dengan pertanyaannya. Dan dia cepat-cepat menghentikan Freen untuk mengayuh dayung itu, dia berkata, "Kamu bodoh atau apa?"

"Huh? Kamu mengatakan aku bodoh? Aku tidak salah dengar?" Freen sedikit tersinggung. 

Becca tertawa karena perkataan Freen, lalu dia menggeleng dan berkata, "Kamu salah paham. Aku bukan ingin pulang," Dia mengangguk sedikit dan berkata, "Hari memang sudah sore, kita memang seharusnya pulang. Tapi pertanyaanku bukan itu artinya." Alis Freen berkerut, dia hanya berpikir 'memangnya ada artian lain?' Becca tesenyum dan tertawa kecil melihat wanita ini, dia berkata, "Kamu ingin kita.." Becca menunjuk dirinya dan Freen lalu dirinya lagi, seakan berkata, 'kamu ingin kita ada ikatan?' ya, seperti itu.

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang