Chapter 27.1

2.7K 249 17
                                    

Convey Bar

Suasana hangat, beberapa lampu kuning terpasang memberikan kesan nyaman dan tenang di dalam Bar ini. Cahaya yang tak terlalu tajam ini seolah berkata diamlah di sini sejenak, kami menyelaraskan semua cerita. 

Rebecca duduk dengan nyaman di depan bar itu, sementara matanya masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Freen memberikannya hanya minuman lemon dingin bersoda, sedangkan di depan Freen sudah berjejer banyak alkohol level tinggi. 

Absinthe, devil springs vodca, rum, bir, wiskey dan berbagai macam alkohol lainnya. Freen sebelumnya meminta bartender untuk menyiapkan semua itu untuknya. Tampaknya Freen ingin memulai semua cerita ini dengan sebuah pembuktian, tentang dirinya. Sekarang mereka berdua duduk di Bar tanpa pengunjung, Freen sengaja menutup Bar itu untuk sementara, agar tak ada yang mendengar dan menganggu pembicaraan mereka berdua. 

Rebecca terlihat bingung, dia melihat gelas-gelas alkohol itu, lalu mengalihkan pandangannya ke Freen, "Kamu ingin memberiku pelajaran tentang alkohol, Freen?" Aktris ini hanya berpikir sebatas itu, dia tidak pernah menduga kalau Freen ingin meminum semua alkohol itu.

Freen tertawa kecil dan menggeleng pelan. Dia menatap Rebecca sejenak dan berkata, "Bec, apakah kamu benar-benar mau mengetahui semuanya?" 

"Freen, jangan bertanya seperti itu lagi, kamu sudah tau jawabannya." Rebecca tak ingin mengkonfirmasi hal yang sama berulang kali. 

Freen tersenyum, apakah jika dia mengetahui semua tentangku, dia akan menjauhiku? Freen masih menatap kedua mata itu. Dia sebenarnya ragu untuk mengungkap cerita itu, sebab jika dia menceritakan semuanya, itu sama saja dengan mengumbar aib keluarga dan semua masa lalunya. Freen seolah dipaksa untuk mengambil resiko sekarang, karena taruhannya adalah keberadaan dirinya yang mungkin tidak akan diinginkan lagi oleh wanita yang dia cintai ini. 

Namun, Freen tak akan menyimpan semuanya sendiri lagi. Jika dia merasa ragu seperti ini, dia lebih baik mengatakannya dengan jujur. Dalam tatapan yang sama, dia berkata dengan pelan, "Bec, aku akan menceritakan semuanya. Tapi aku rasa, jika kamu mendengarkan cerita ini, kamu pasti akan menjauhiku." 

Rebecca menghela napas, dia sudah tak sabar untuk mengetahui semua alasan itu, sementara Freen seolah mengulur waktu. "Freen, mengapa aku melakukan itu? Aku tidak punya alasan untuk mejauhimu."

Mendengar perkataan ini, Freen tertawa kecil, bukan senang, namun sedih, "Setelah kamu mendengarkan apa yang akan aku katakan, aku rasa kamu akan mempunyai alasan tersebut, Bec." Untuk menjauhi selamanya.  

Rebecca masih tidak mengerti, dia mengernyitkan alisnya, "Freen.." Rebecca tak ingin ditunda-tunda dengan banyak sekali kata-kata pendahuluan.

Freen menghela napas, tapi senyuman itu masih saja dia gunakan, sekarang dia mengalihkan pandangannya ke arah alkohol yang tersusun rapi di depannya, "Ini tentang aku, Bec."

"Huh? Apa maksudmu?"

Freen menoleh sebentar ke arah Rebecca dan tersenyum sedih, dia beralih ke arah alkohol itu lagi, "Akulah yang menjadi alasan mengapa hubungan kita berakhir dulu." Tertawa kecil, Freen mengambil satu gelas alkohol itu dan meminumnya dengan cepat, satu gelas itu habis seketika. Dia meletakkan gelas itu dan menghela napas lagi. Freen ingin mabuk, tapi tetap saja, tidak bisa. 

Rebecca terperangah melihat Freen meminum alkohol itu, dia tau minuman yang diminum oleh Freen sekarang adalah alkohol tingkat berat, tidak semua orang bisa meminumnya dengan mudah. Dan matanya tambah terbelalak saat melihat Freen meminum dua gelas lagi tanpa jeda, dengan sigap Rebecca meraih tangan Freen saat wanita ini ingin meminum gelas ke empat, "Freen! Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin mabuk?" Bagi Rebecca, siapapun yang minum empat gelas seperti itu, pasti tubuhnya sudah beralih ke mode ringan.

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang