Chapter 33

2.7K 211 22
                                    

Starry Night Club, Midtown, Manhattan

Cahaya biru tak terlalu terang menemani suara musik dari DJ andalan, suasana ramai dengan gerakan tari yang menggila dari para penikmat malam, sambil enjoy dan melirik sosok yang diincar, para peminum bir dan vodca sekarang mencari pelampias nafsunya pada wanita-wanita yang berbaju seksi. Namun, di sisi lain, para tamu vip biasanya menikmati suara musik itu di lantai atas sambil menikmati minum dan berbincang. 

Dua hari telah berlalu, Jonatan masih saja membicarakan kejadian malam itu pada siapapun yang dia temui. Terakhir kali dia melampiaskan amaranya pada Nata dan Jack, teman yang sekaligus aktor juga.

Jonatan tau siapa wanita yang dipeluk Rebecca saat itu, dia adalah Freen, Mina pernah menceritakan sedikit tentang dia. Terutama tentang mobil yang dikembalikan oleh Freen saat itu. Dulu, Jonatan tak percaya jika Freen akan mengembalikan itu dengan mudah, namun saat dia mendapat kabar dari Mina bahwa dia telah mendapatkan mobil itu kembali. Saat itu juga Jontahan merasa, mungkin Freen menyukai Mina. Dia sering menggoda sepupunya mengenai ini. Saat itu juga, dia tau Freen menyukai wanita. Dia tak masalah dengan itu, baginya Freen berhak memilih siapa yang dia sukai. 

Namun, saat melihat Rebecca dengan cepat berbalik dan memeluk wanita itu di acara pestanya, Jonathan tak sanggup menahan rasa cemburunya, dia langsung tau bahwa Rebecca punya perasaan pada Freen, seorang pembalap liar dan mantan penata rias Rebecca dulu. Sekarang, dia mengadu semua itu pada Saint, teman aktor lainnya. Di klub ini, dia berbicara tanpa henti mengungkapkan rasa kesalnya atas perbuatan wanita yang tiba-tiba muncul itu. 

"Aku masih tak mengerti mengapa cecunguk itu bisa menyusup dalam acaraku. Jelas aku memberi kartu undangan itu tidak pada sembarang orang, Rebecca juga tidak bersamanya sebelumnya. Dia benar-benar merusak semuanya. Hiss." Satu gelas wiski diminum setelah dia mengatakan luapan hatinya.

Sementara Saint melirik tajam Jonathan karena sebutan cecunguk yang dia ucapkan. Bagaimanapun Freen tidak pantas dikatakan itu, Saint merasa marah sekarang. Namun dia tetap duduk santai, kaki duduk sambil bersilang, dia juga hanya memutar minuman itu dari gelas yang dia pegang dengan pelan, Saint menunggu waktunya untuk berbicara. Dia membiarkan Jonathan mengatakan unek-uneknya.

Mata Jonathan melihat Saint, "Jika saja aku tidak mendengarkan perkataanmu sebelumnya, mungkin aku akan sangat malu, Saint. Aku tidak tau mengapa kamu tiba-tiba berubah pikiran tentang mengundang media itu, padahal kamulah yang pertama kali menyarankan untuk membuat acaraku go publik." Tertawa kecil, "Tapi tetap saja, beberapa aktris bahkan mengirimku pesan sindiran atas kekacauan itu." Jonathan marah lagi, "Mereka berkata aku membuat acara untuk mempermalukan diriku sendiri. Like what? Aku tak pernah ingin merusak pestaku! Ini semua karena Freen jalang itu!"

Sontak Saint marah lagi, "Perhatikan kata-katamu, Jonathan." Saint tak suka mendengarnya. 

Jonathan membantah cepat, "Saint! Kamu bahkan tak hadir! Jika kamu jadi aku, kamu juga akan merasakan hal yang sama! Wanita itu tak seharusnya masuk dalam spot light dan menganggu momenku." Jonathan tak pernah selesai marah, mungkin ini efek malu yang luar biasa dalam hidupnya, lelaki ini seperti direndahkan dengan semua itu, "Aku yakin pasti terjadi sesuatu di antara mereka, apapun itu, aku akan cari tau." Menghembuskan napas kesal, "Dia tak pantas bersama Rebecca, dia bukan siapa-siapa." 

"Apa katamu?" Suara Saint mulai terdengar serius, dia tak terima perkataan Jonathan. Saint meletakkan gelas minumnya, dan melihat Jonathan dengan kesal, "Dia tak pantas dengan Rebecca? Dia bukan siapa-siapa?" Saint bahkan mengulang perkataan itu dengan alis terangkat, suara yang rendah. 

Jonathan bingung, alisnya berkerut, "Saint, mengapa kamu membelanya? Aku meminta kamu ke sini untuk mendengarkanku, bukan untuk memarahiku karena merendahkannya."

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang