Chapter 36.1

2.7K 187 12
                                    

Kedipan kilat memasuki ruang luas tanpa peduli dengan situasi yang menegangkan di dalamnya, suara gemuru sesekali terdengar samar dari kondo ini. Di luar cukup gelap, awan mendung tampak menyamakan warna dalam suasana yang terjadi. Untunglah dingin menggigil bukan rasa yang dipeluk kali ini, tapi tetap saja, perasaan yang tak mengenakan terasa membasahi seluruh relung hatinya. Freen merasa terabaikan, dia bahkan mempertanyakan keberadaannya. Saat dia bicara, nyonya Falencia sungguh hanya diam, tidak memberi tanggapan atau pun menatapnya. Wanita paruh baya ini hanya menatap tajam anaknya yang sedari tadi memegang tangan Freen dengan kuat tanpa berkata satu katapun. 

Ibu Becca menunggu anaknya berbicara. Dia tak ingin mendengar perkataan apapun dari wanita yang dipegang erat oleh anaknya. 

Hingga akhirnya Becca berkata, "Mama, aku mencintainya." Suaranya lirih, seolah minta ibunya mengerti perkataan itu. 

Tapi, tidak sama sekali. Nyonya Falencia menatap tajam anaknya sambil menyilangkan tangannya dan kakinya, akhirnya dia berkata dengan suara tegas, siapapun yang mendengarnya pasti tau bahwa wanita tua ini tidak suka dengan perkataan Becca, "Kamu menghancurkan semuanya. Apakah kamu menyadari ini? Mama mencari tau hasil pencapaianmu untuk penghargaan itu, dan hanya dalam waktu tidak lebih satu hari, kamu mengacaukan semuanya. Apa yang kamu pikirkan, Rebecca? Mengapa kamu gegabah seperti ini? Bukankah kamu selalu mengatakan cinta nomor dua? Dan sekarang, kamu membuat Mama kecewa."

Hal yang mudah untuk ibu Becca melihat hasil voting itu. Harapan dalam dirinya tiba-tiba runtuh saat membayangkan anaknya akan tersenyum riang untuk mendapatkan penghargaan yang selalu Becca nantikan. Tapi sekarang? Becca membuat dirinya tak bisa memikirkan apapun selain merasa kecewa berlebihan. 

Becca yang mendengar perkatan ibunya, akhirnya terdiam. Dia kira, semua ini tidak akan mengganggu hasil voting itu. Namun tampaknya penggemarnya benar-benar tidak setuju dengan hubungan dia dan Freen. Sungguh, ada perasaan menyesal menyelip di antara hatinya. Dia bahkan hampir berpikir, seandainya aku membiarkan Freen menuntaskan masalah itu dengan Rachel, mungkin semua ini tak akan seperti sekarang. 

Freen melihat raut muka itu dengan jelas, dia tau Becca menyesal sekarang. Rasanya sesak melihat orang yang dia cintai membuat ekspresi seperti itu. Freen menatapnya cukup lama, dia menoba mencari cara untuk menuntaskan masalah ini. Hingga akhirnya Ibu Becca berkata lagi. 

"Tentang Rachel, model itu. Mengapa kamu menjambaknya? Mama tak pernah melihatmu berlaku impulsif seperti itu? Apa ini pengaruh pacarmu yang tidak berpendidikan itu?"

Mendengar ini, Freen menatap nyonya Falencia dengan perasaan marah. Juga, kemarahan itu membuatnya tidak bisa berkata apapun. Dia sedih dan kesal dalam bersamaan, tidak berpendidikan? Dia ingin membela dirinya, tapi dia hanya diam, sekarang bukan waktunya untuk memulai peperangan. Tapi jujur, ini menyakiti harga dirinya. 

Becca juga begitu, dia melupakan sejenak masalah kekhawatiran sebelumnya. Dengan cepat dia mengatakan, "Mama? Apa yang Mama katakan!? Mengapa Mama menyalahkan Freen atas semua sikapku?! Mama tidak tau apa yang terjadi, dia pantas mendapatkan jambakan itu! Dia yang mencoba mengambil milikku!" 

Alis nyonya Falencia sedikit mengernyit, milikku? Dia tak suka mendengar perkataan itu dari mulut anaknya. Dia pun berkata dengan sedikit kuat, tapi tidak membentak, "Rebecca! Apa kamu tidak menyadari situasi terkini? Sekarang, kamu masih punya kesempatan untuk mengubah hasil voting itu. Mereka akan percaya kalau kamu mengatakan bahwa semua ini hanyalah prank atau kamu hanya bermain-main saja. Jangan mempertaruhkan masa depanmu untuk manusia yang tidak punya tujuan itu. Dia hanya bersenang-senang saja selama ini, mungkin dia akan meninggalkanmu setelah puas menidurimu."

Saat itulah Freen merasa benar-benar tersinggung, dia disindir dua kali. Seketika dia berdiri dengan tangan mengepal, Becca berusaha untuk menarik Freen kembali duduk, tapi Freen melepaskan tangan Becca dengan paksa. Perkataan ibunya ini sudah kelewat batas, "Anda pikir diri anda sebegitu hebatnya sampai bisa mengatakan hal rendah itu padaku? Anda bahkan tak memiliki respectku sedikitpun, anda memposisikan diri anda hanya sebagai wanita yang menilai orang lain dengan sebelah mata. Apa ibu anda mendidik anda begitu keras sehingga anda tidak bisa menilai orang lain dengan benar?!" Freen tidak tau dari mana dia bisa berani mengatakan hal kasar ini, tapi sungguh, dia tak suka dengan semua perkataan ibunya Becca. 

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang