Chapter 20

2.8K 302 22
                                    

Berbeda? Tidak juga. Hanya tampilan sang aktris sekarang lebih mempesona, rambut yang kemarin brunette telah tergantikan dengan warna blonde. Matanya kian tajam, seolah berkata jangan pernah mengatur hidupku, aku bukan wanita yang lemah.

Tidak, dia bukan berkata pada kalian, tapi dirinya sedang menghadang perasaan yang dia rasa hampir saja dirinya terlalaikan karena perasaan itu.

Cinta? Belum.

Ini baru masalah kerinduan.

Sang Aktris tidak ingin dirinya ketahuan karena perasaan ini diam-diam mengalihkan pikirannya. Entahlah apa yang dipikirkannya, namun Rebecca punya persepsi sendiri untuk meyakinkan dirinya bahwa apa yang dilalui beberapa hari yang lalu hanyalah persinggahan semata. Dia tidak ingin dituntut oleh dirinya untuk berdiri dan berjalan mendekati orang yang sama, apalagi wanita yang membuat hatinya mulai rindu sekarang benar-benar menyebabkan dirinya menjadi lelah dengan segala sikap labilnya.

Hanya merubah warna rambut? Tidak hanya itu.

Rebecca menghabiskan uangnya untuk membeli pakaian designer ternama, dan aksesoris mahal dan banyak sepatu. Dia tidak kenal dengan arti menghamburkan uang, yang pasti dia memanjakan dirinya untuk tidak bersedih terlalu lama tentang semua yang dia alami. Em, bukan sedih, tapi kecewa. Dia menutupi semua rasa kecewa itu dengan barang-barang mewah yang ternyata lumayan berpengaruh, Rebecca merasa lebih baik dengan semua yang dia miliki sekarang. Dirinya teralihkan.

Lalu? Apa lagi?

Yep! Makanan!

Rebecca makan sepuasnya. Manajernya Irin bahkan khawatir melihat Rebecca yang tidak mengatur dietnya dua hari ini. Dia makan semua makanan kaya keju, yang memang sangat nikmat untuk disantap. Selain keju, Rebecca membeli berbagai macam kue dan cokelat yang pikirnya bisa menaikkan mood yang sempat turun itu. Benar saja, aktris ini berhasil melewati perasaan itu dengan mudah. Dia sangat mengerti dirinya sendiri, dia tau bagaimana membuat suasana hatinya lebih baik.

Dengan semua itu, tiga hari dilewati dengan mudah. Rebecca bahkan sudah mulai perlahan melupakan kerinduan yang tidak diinginkan itu.

Sekarang, dia sedang duduk di restauran mewah, Ten-two Medison Park. Sebuah tempat makan dengan kualitas bintang lima, chef yang sangat handal sedang bekerja untuk membuatkan makanan itu. Dia menunggu, tidak sendiri. Richie, saudara lelakinya sedang berbicara banyak hal, mulai dari perkembangan perusahaannya di Inggris, anjing barunya dan tentang betapa rindu orang tuanya pada Rebecca.

"Kamu hanya menceritakannya saja, Richie. Mengapa tidak kamu ajak dia bersamamu?" Rebecca melihat foto anjing yang Richie pelihara, namanya Bonbon si anjing hitam nan lucu, lidahnya tampak awet di luar mulut itu.

Richie tertawa mendengar perkataan adiknya, dia berkata, senyum itu masih di sana, "Mana mungkin Becca, aku menitipkannya pada Papa." Dia tertawa lagi, mengingat sang ayah ternyata sangat suka dengan anjing peliharaannya. "Kamu akan menemuinya nanti bulan depan."

Mendengar kata bulan depan, aktris ini sadar akan penghargaan itu. Rebecca tiba-tiba menghela napas berat, dia mengembalikan ponsel itu pada Richie, "Apakah aku bisa menang, Richie?" Sebenarnya perasaan itu tidak muncul dalam beberapa hari ini, namun saat dia mulai mengingat lagi nominasi itu, hatinya tiba-tiba khawatir dan gelisah. Dia sangat berharap bisa menang dan mengepakkan sayapnya lebih lebar lagi. Dia ingin menjadi lebih terkenal lagi. Terkadang semua ini memunculkan pertanyaan, mengapa dia terlalu terobsesi dengan semua itu? Rebecca tidak pernah mengatakan alasannya.

Richie mendengar suara adiknya yang pelan dan penuh cemas tersebut, dia tersenyum lembut dan mengangguk dan berkedip sekali, saudara lelakinya ini mengerti bagaimana perasaan dirinya, dia berkata, "Rebecca, kamu pasti menang. Aku percaya itu." Dia tidak punya keraguan apapun, baginya semua karya Rebecca di dunia hiburan akting ini sangat luar biasa. Richie selalu menonton semua movie itu, yang terakhir dia tonton berjudul the world is broken, kisah seorang wanita yang tak sengaja masuk ruang waktu, dia berkelana di masa depan dan menyaksikan semua kehancuran dunia terutama sifat manusia.

̶̶N̶o̶t Love ?  [FREENBECKY] GLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang