SEMBUHNYA ARKABIAN
"Ayo sini!"
"Pelan-pelan aja."seru Dipa merentangkan tangannya supaya Arkabian menggapainya, laki-laki itu berada beberapa meter di depannya.
Gips dikakinya sudah Dipa lepas hanya tersisa gips ditangan, Dipa tak melepaskannya karena setahu dia tangan laki-laki itu patah, sementara kakinya terkilir jadi hanya kakinya saja yang ia lepas gipsnya, dan juga supaya Arkabian jalannya tidak pincang lagi.
Arkabian mulai menjalankan actingnya, dirinya berjalan pincang dan pelan-pelan kearah Dipa yang berada didepannya.
"Ayo, dikit lagi!" Seru Dipa semangat, udah kaya ngajarin anak orok jalan.
Kalo aja tau si Dipa kaki Arkabian ga kenapa-kenapa, udah kaya orang gila kali dia ngajarin anak orang jalan padahalmah kagak kenapa-kenapa.
"Sini ayo!" Seru Dipa berjalan mundur saat Arkabian mendekat kearahnya.
Dipa ga lagi mundur, dia ngebiarin Arkabian buat ngegapai tangannya.
Tapi entah kenapa, pas udah Deket laki-laki itu malah kesandung ngebuatnya terhuyung ke depan. Untung ada Dipa jadi Arkabian ga perlu jatoh kedepan.
"E-eh, pelan-pelan aja gausa buru-buru." Kata Dipa kaget pas cowok didepannya itu mau jatuh, untung ada dia jadi gajadi jatuh cuman posisinya mereka berdua jadi kaya pelukan.
"Sorry, gua buru-buru tadi." Ujar Arkabian setelah puas berpelukan.
"Santai aja." Ujar Dipa terkekeh.
"Tapi kakinya ga sakit kan?" Tanyanya yang jelas mendapat gelengan.
"Bagus kalo gitu." Kata Dipa tersenyum senang.
Bahkan kalo disuruh lari muter-muter bunderan HI juga gabakal kenapa-kenapa tu kaki, paling jadi pincang beneran.
Dan bermenit-menit berlalu Dipa lakukan untuk mengajari bagaimana caranya orang yang tidak kenapa-kenapa untuk berjalan.
"Laper ga?" Tanya Dipa yang mendapat anggukan dari si empu.
Dipa lantas berfikir sejenak sebelum dirinya kembali bertanya, "Mau makan apa? Biar gue bikin." Ucapnya.
"Gausah, gofood aja." Balas Arkabian membuat Dipa mau tak mau mengganggukan kepalanya pertanda setuju.
Karena bingung mau ngapain, Dipa lebih milih buat mainin handphonenya karena bosan, sementara itu. Arkabian melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.
Mungkin akan mandi, pikir Dipa kala melihat lelaki itu beranjak. Dan benar saja, tak lama terdengar suara gemericik air dari dalam.
Lama Dipa menggulir berbagai sosial media miliknya, hingga suara bel kini terdengar membuatnya beranjak dari atas karpet bludru itu dan segera turun kebawah untuk melihat siapa yang datang.
Pintu terbuka menampilkan sosok kurir, lengkap dengan tentengan kreseknya yang Dipa tau pasti itulah makanan yang Arkabian pesan.
"Dengan mas Arkabian?" Tanya kurir itu masih melihat handphonenya memastikan dirinya tak salah alamat.
"A-ah iya." Balas Dipa.
Mendengarnya lantas kurir itu mendongkak, "mba pasti pacarnya ya, ini pesanan mas Arkabian-nya. Silahkan diterima ya mba. Saya pamit dulu."ucap si kurir membuat Dipa melongo dibuatnya.
Yang bener aja dia disangka mba-mba?
Belum sempat protes maupun mengatakan sepatah katapun, Dipa dibuat kesal saat kurirnya sudah melengos pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkabian [Boyslove]
Teen FictionArkabian, laki-laki bebal yang hidupnya tak jauh dari rokok serta balap liar. Arkabian itu ganteng, tinggi, kekar, he's the perfect man. Many like it, tapi hanya satu yang disukai Arkabian. Yaitu Dipa, pacarnya. Arkabian, laki-laki yang berusaha me...