FLASHBACK
Arkabian sudah menduduki kelas 11 SMA, sementara Pradipa masih berada dibangku kelas 10 SMA awal.
Perbedaan sekolah membuat keduanya sedikit kesulitan berkomunikasi, hanya sekedar bertukar kabar melalui handphone saja yang bisa keduanya lakukan.
Seperti saat ini, jam menunjukan pukul sebelas siang. Kini Arkabian tengah berada diwarung Teh Aci dikarenakan sekolahnya pulang lebih awal lantaran guru-gurunya mengadakan rapat.
Setelah bubaran, laki-laki itu memutuskan untuk singgah bersama teman-temannya kewarung yang terletak tak jauh dari sekolahannya.
Kartu Uno yang berada ditangan laki-laki itu kian menipis dengan berjalannya waktu, sebelah tangannya Arkabian gunakan untuk menghimpit rokok yang ia hisap sedari tadi.
Tiba-tiba Aldi muncul sambil menyodorkan pesan dari seseorang kearah Arkabian membuat laki-laki itu melihatnya.
"Malem ini gua gabisa," Jawab Arkabian seusai dirinya membaca pesan tersebut, yang berisikan pesan dari seseorang untuk mengajaknya balapan.
Melihat raut tanya dari wajah temannya, Arkabian lantas kembali berujar, "Gua nginep, dirumah Dipa," jawabnya sambil menyesap rokok yang kini ia buang ketanah lalu ia injak menggunakan sepatunya sampai padam.
"Ar, lo tau kan yang ngajak siapa?" Tanya Aldi membuat Arkabian menatapnya.
"Dia gaakan diem sampe lo setuju." Lanjutnya membuat Arkabian mendesis.
"Masalahnya bukan kita-kita yang diganggu, tapi pacar lo." Kata Aldi membuat Arkabian mengeraskan rahangnya.
Andra, laki-laki yang selalu berambisi mengalahkan Arkabian dalam hal apapun. Dirinya tidak akan tinggal diam sebelum melihat Arkabian sengsara.
Bukan sekali dua kali Andra mengirimi pesan untuknya hanya untuk sekedar mengajaknya balapan atau tawuran.
Sudah puluhan kali atau bahkan ratusan sampai Arkabian sendiri muak mendengarnya.
Tolakan sudah Arkabian berikan, namun nampaknya laki-laki itu enggan menerimanya.
Menurut Arkabian, mengiyakan ajakan dari Andra adalah suatu hal yang sia-sia. Karena jika laki-laki itu kalah, maka laki-laki itu akan terus mengajaknya hingga dirinyalah yang menjadi pemenangnya.
Arkabian tidak perduli siapa yang menang. Namun, masalahnya jika dirinya menolak terus menerus maka Andra akan mengusik Dipa. Pacarnya, Arkabian benci itu!
"Gua turun malem ini." Finalnya membuat beberapa anggota yang mendengarnya mengembangkan senyumnya karena sudah lama sekali rasanya Arkabian tidak turun ke arena balap.
Arkabian merogoh handphonenya yang berada didalam saku jaket, entahlah tiba-tiba saja dirinya ingin mengetahui kabar Dipa.
Namun, belum juga membuka handphonenya Arkabian sudah mendapat notif dari Dipa sendiri.
Senyuman tipis dari belah bibir laki-laki itu kian terbit.
Pacar🤍
| MASSS
| PANAS BANGET, aku dijemur dilapangan tau
| Kakel nya galak-galak mas, huhu aku tadi dimarahin:((
| Mas kok pesan aku dibaca?
| Bukannya masih jam pelajaran ya mas?
11.27
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkabian [Boyslove]
Teen FictionArkabian, laki-laki bebal yang hidupnya tak jauh dari rokok serta balap liar. Arkabian itu ganteng, tinggi, kekar, he's the perfect man. Many like it, tapi hanya satu yang disukai Arkabian. Yaitu Dipa, pacarnya. Arkabian, laki-laki yang berusaha me...