ARKABIAN DAN ANDRA
Kini Pradipa tengah menunggu di halte yang berjarak dari gerbang sekolahnya, dirinya menunggu jemputan Arkabian.Cukup lama Dipa dibuat menunggu, hal itu tidak membuatnya bosan karena kini seekor kucing berada di pangkuannya.
Tangan Dipa sedari tadi tak henti-hentinya mengelus kucing itu membuatnya terasa nyaman berada dipangkuan Pradipa.
Sampai akhirnya, suara motor yang berhenti membuat Dipa mengalihkan pandangannya dari kucing itu.
Itu Arkabian, tanpa menunggu lama. Dipa turunkan kucingnya dan ia simpan diatas tempat duduk yang semula ia duduki.
Kakinya melangkah mendekat kearah Arkabian yang kini merubah posisinya menjadi duduk di kursi belakang. Membuat Dipa yang melihatnya bingung.
"Mas ngapain?" Tanya Dipa heran, dirinya kini sudah berada tepat didepan Arkabian.
Arkabian tak langsung menjawab pertanyaan yang Dipa berikan. Laki-laki itu kini sibuk memasangkan helm kearah kepala Dipa. Tak lupa ia pasangkan pengaitnya juga.
"Panas sayang, nanti kamu ga nyaman." Balas Arkabian membuat Dipa yang mendengar jawaban laki-laki itu tersenyum manis.
Jadi, perbuatan yang Arkabian lakukan hanya untuk supaya agar jok yang ia duduki tidak panas. Aduh, Dipa kan jadi salting.
Dipa tersenyum manis, "Aku salting tau mas." Jawabnya jujur membuat Arkabian tertawa dibuatnya.
"Biar, asal sama mas aja saltingnya." Ungkap Arkabian, tangan kekarnya terangkat untuk menguyel-uyel pipi Dipa yang berisi.
Namun, retinanya yang tajam tak sengaja melirik kearah sebatang coklat yang tengah Dipa genggam.
"Coklat dari siapa?" Tanyanya.
Dipa melirik sebentar kearah tangannya yang menjadi titik fokus Arkabian, "dari Kakak kelas aku, Mas." Ungkapnya apa adanya.
"Siapa?" Tanya Arkabian kembali seakan belum puas dengan jawaban yang Dipa berikan padanya.
Gelengan kepala Dipa berikan pada Arkabian, dirinya tidak tahu nama laki-laki yang memberinya coklat itu.
"Gatau, tapi ini dari kakel yang liatin aku terus." Ungkap Dipa kembali.
Tangan Arkabian ia gunakan untuk merampas coklat yang Dipa pegang. Dan dalam hitungan detik, coklat itu sudah terlempar kearah tempat sampah yang ada di halte itu.
Dipa membulatkan matanya terkejut, "Mas kenapa dibuang, sayang tau!" Tukas Dipa tak terima.
"Mas beliin yang baru." Final Arkabian membuat Dipa cemberut.
Padahal sayang banget, itu baru, belum Dipa icip sama sekali. Tapi yasudah lah toh udah masuk tempat sampah pula.
"Gausah Mas." Jawab Dipa.
Arkabian menggeleng, dirinya kini merubah posisinya kembali menjadi didepan.
"Mas beliin, mau berapa? Mas jabanin." Katanya.
"Gausah Mamas, mending pulang." Ungkap Dipa, kini dirinya bergerak menaiki motor besar Arkabian.
Namun, bukan Arkabian namanya jika laki-laki itu tidak menepati apa yang ia ucapkan. Motor besarnya kini berhenti tepat didepan supermarket.
"Mas kok kesini si?" Tanya Dipa, pasalnya tadi dirinya meminta untuk pulang.
Mendengar pertanyaan itu lantas membuat Arkabian menatap kearah belakang, "Singgah dulu, Mas mau beli rokok." Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkabian [Boyslove]
Teen FictionArkabian, laki-laki bebal yang hidupnya tak jauh dari rokok serta balap liar. Arkabian itu ganteng, tinggi, kekar, he's the perfect man. Many like it, tapi hanya satu yang disukai Arkabian. Yaitu Dipa, pacarnya. Arkabian, laki-laki yang berusaha me...