[lima]

4.2K 293 2
                                    

APARTEMEN ARKABIAN












Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, kini Mutia, Kiran dan juga Dipa sudah berada dikantin.

"Mau makan apa?" Tanya Kiran.

"Gue mie ayam, minumnya air putih aja." Kata Dipa membuat Kiran mengangguk.

"Lo?" Tanya Kiran mengangkat sebelah alisnya kearah Mutia.

"Samain bae lah." Katanya.

Kiran mengangguk dan pergi menuju penjual mie ayam.

Tak lama ia kembali dengan membawa tiga botol air mineral. Karena nantinya mie ayam yang ia pesan akan diantar oleh si penjual.

"Wagela sih kepala gue rasanya mau meledak." Kata Mutia yang mendapat anggukan dari Kiran karena memang benar adanya.

Sementara Dipa hanya diam santai, karena menurutnya ulangan mendadak seperti itu sudah biasa.

"Kiran lo katanya mau traktir gue?" Kata Dipa menagih ucapan Kiran.

"Hooh, Lo mau keripik ubi kan ambil aja nanti gue bayar," Ujar Kiran yang sudah hafal kebiasaan Dipa.

Dipa mengembangkan senyumnya, "gue ambil dulu ya." Katanya nyengir terus jalan kearah penjual ciki kripik ubi paforit nya.

"Gue sumpain semoga Senin terus hari Bu Rini." Ujar Mutia yang tiada habisnya kesal terhadap guru satu itu.

Karena tadi, saat ia mengerjakan ulangan dirinya sedikit mengintip kearah kertasnya Dipa, dan sialnya Bu Rini melihat setiap pergerakannya sehingga berujung dirinya yang mendapatkan minus.

"Udahlah, santai aja." Ujar Kiran yang sudah pasrah atas nilai yang akan ia dapat nantinya.

"Kesel tauk!" Katanya.

"Lo mau jajan kaya Dipa ga? Ambil aja." Ujar Kiran yang sudah panas kupingnya mendengar ocehan Mutia.

Mutia langsung sumringah mendengarnya.

"Boleh?" tanyanya yang diangguki Kiran.

Maka dengan kecepatan kilat, Mutia berjalan menyusul Dipa.

"Emang, gasalah gue punya temen spek Mommy." Kata Mutia saat dirinya berjalan kearah stan makanan.

Memang ekonomi Kiran itu berada diatas rata-rata berbeda dengan dirinya yang hidup hanya dikontrakan kecil.

Meskipun berbeda dalam hal ekonomi tidak menghalangi pertemanan mereka yang sudah terjalin cukup lama.

Dipa kembali sambil memeluk beberapa bungkus ciki kripik ubi didadanya, menyimpannya diatas meja membuat Kiran yang tengah memainkan handphonenya menoleh dan melotot seketika.

"Buset, banyak bener Dip?" Kata Kiran tak habis Fikri. Inimah si Dipa kaya mau buka cabang.

"Hehehh, kenapa keberatan?" Tanya Dipa kearah Kiran.

"Kagak." Katanya.

"Mutia si imut datang." Ujar Mutia yang membawa jajanan tak kalah banyaknya dari Dipa.

"Emang ya lo berdua, sama aja." Ujar Kiran memutar bola matanya.

Mutia sama Dipa ketawa, gak lama ada Rizal dateng.

"Ada apanih, join dong." Katanya yang langsung duduk dibangku sebelahan bareng Dipa.

"Bujug, makanan sape anjir, sekampung gini." Ujar Rizal.

"Noh dua curut." Tunjuk Kiran kearah Mutia dan juga Dipa.

Rizal ngegelengin kepalanya, terus dia ngaduk soto yang dia bawa. Ga lama pesenan mereka bertiga Dateng. Mie ayam.

Arkabian [Boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang