GILANG DIRGANTARA
Keterdiamannya Dipa membuat Arkabian yang berada disampingnya merasa jengkel, pasalnya pemuda itu jika ditanya tidak menjawab, dan jika diajak bicara pun hanya menggeleng atau menganggukan kepalanya saja."Kenapa hei?" Tanya Arkabian dan hanya gelengan yang lelaki jangkung itu dapatkan.
"Mau pulang?" Tanya Arkabian kembali yang mendapat gelengan kepala dari si kecil.
"Ma-" ucapan Arkabian terpotong begitu saja.
"Diem dulu ih, jangan ngomong. Gue malu tau ga maluu ah lo mah...," rengek Dipa merasa kesal karena lelaki didepannya terus saja bicara.
Oke, sekarang Arkabian diam.
Lama keduanya diam dan hanya diisi oleh keheningan sampai akhirnya Dipa membuka suara.
"Kok ga ngomong lagi?" Tanyanya.
Oke, Arkabian salah disini.
"Terus maunya apa?" Tanyanya lelah.
"Ya ngomong apa gitu, gue lagi malu tau ini masa harus gue yang ngomong ih," Katanya yang membuat Arkabian mengelus dada dibuatnya.
"Mau pulang?" Tanyanya lembut.
"Mau.." Jawab Dipa karena memang kini dirinya ingin pulang.
"Yaudah ayo, gua anter." Ucap Arkabian seraya bangkit dari duduknya.
Melihat itu, Dipa juga ikut bangkit dari bangsal UKS, sebelum keduanya benar-benar pergi dari sana. Dengan sempat Dipa menarik kaos yang Arkabian kenakan membuat pemuda itu menoleh karenanya.
"Kenapa?" Tanyanya,
"Mau es kul-kul," Ujar Dipa, Arkabian yang mendengarnya terkekeh dalam hati dan mengangguk.
"Beneran? Gapapa?" Tanya Dipa beruntun.
"Iya, kita beli. Dah ayo pulang," ajaknya sembari menarik tangan Dipa untuk ia genggam.
Dipa tak menolak, dirinya hanya diam, pasrah saat tangannya ditarik begitu saja.
•••••
Dipa kini sudah berada didalam kamarnya, seragam sekolah sudah tak lagi melekat ditubuhnya dan digantikan oleh baju tidur, dipangkuan ya terdapat Ubi yang tengah mendusel dengan nyaman dengan sipemilik yang terus mengelus sayang hewan berambut itu.
Tangannya sibuk menguyel-uyel tubuh ubi, "Uhh, makin gembrot aja ya ni badan," Katanya sambil terkekeh.
Dipa tak menyangka kini kucingnya tumbuh dengan baik, dulu badan Ubi tidak sebesar sekarang.
"Sekarang udah ga bisa dipakein baju lagi, udah ga muat si." Ujarnya, memang Dipa sempat mengoleksi beberapa baju kucing yang memang sengaja ia belikan dulu untuk Ubi, namun sekarang sudah tidak terpakai lagi sebab bobot tubuhnya yang kian bertambah menjadikan baju-baju yang ia belikan kini terbengkalai.
"Tapi tunggu deh, kayaknya masih ada yang muat. Yang dikasih Nda iya, waktu itu sempet kegedean tapi dimana yah?" Gumamnya, tangannya kini mengangkat kucingnya dan ia letakan diatas karpet beludru.
Pradipa kini membuka lemarinya, dirinya menggeledah isinya untuk mencari baju kucing pemberian Bundanya dulu.
"Mana sii...loh ini apa?" Tanyanya pada dirinya sendiri, Dipa mengangkat sekotak kardus yang tersimpan didalam lemarinya, dirinya baru melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkabian [Boyslove]
Teen FictionArkabian, laki-laki bebal yang hidupnya tak jauh dari rokok serta balap liar. Arkabian itu ganteng, tinggi, kekar, he's the perfect man. Many like it, tapi hanya satu yang disukai Arkabian. Yaitu Dipa, pacarnya. Arkabian, laki-laki yang berusaha me...