[limabelas]

5.9K 388 37
                                    

MAS BIAN DAN DIPA












Keadaan Arkabian cukup baik, akibat penanganan dokter yang cepat laki-laki itu tidak mengalami cedera yang serius, hanya saja kini sekujur tubuhnya penuh dengan lebam yang menghiasi.

Didalam ruangannya hanya ada Asep, Bima dan juga Arhan. Ketiganya masih berada disana menemani Arkabian yang masih belum sadar akibat efek obat yang dokter berikan.

"Anjing gua gatau bokapnya Bian!" Helaan nafas berat Bima keluarkan seusai dirinya berkata seperti itu.

Arhan mengangguk, dirinya juga tidak mengetahui seluk-beluk keluarga Arkabian. Menjadikan mereka tidak dapat menghubungi keluarganya perihal kondisi Arkabian.

Memang, Arkabian sangat tertutup mengenai keluarganya, yang teman-temannya tahu hanya Arkabian yang mempunyai Papa karena Mamanya sudah berpulang. Hanya itu saja.

"Mau kemana maneh Sep?" Tanya Arhan begitu melihat Asep yang tengah memakai jaketnya.

"Aing kudu ngabejaan si Dipa!" Ujar Asep lugas membuat kerutan kening diantara Bima dan juga Arhan.

(Gue harus ngasih tau Dipa)

Belum sempat Bima dan Arhan bicara, Asep sudah terlebih dahulu keluar ruangan dan pergi begitu saja.

•••••

Pradipa kini tengah duduk bersila diatas kasurnya, tangannya sedari tadi begitu aktif membuka lembar demi lembar surat yang tersimpan apik didalam dus.

"Ternyata pacar aku itu kamu toh Mas, Mas.." Ujar Dipa.

"Tapi, Mas Bian kok gak ada ngomong apa-apa ya?" Tanyanya pada diri sendiri, begitu membingungkan.

Karena tidak ada aktivitas yang harus Dipa lakukan, akhirnya pemuda itu lebih memilih untuk membaca satu persatu surat yang disetiap isinya pasti berbeda-beda.

Dipa terkekeh begitu membaca deretan kalimat yang menggelitik matanya, "Mas Bian alay ih, ini apa coba?!" Katanya sembari terkekeh geli.

Dipa dengan segera mengambil handphonenya yang berbunyi notif, sejak tadi dirinya tengah menunggu balasan dari Arkabian yang nampaknya belum juga membalas pesannya.

Mendesah malas kala netranya menangkap itu bukan balasan dari Arkabian melainkan pesan sms.

"Mas Bian kemana sih?! Kalau ketemu mau gue jambak rambutnya!" Dengusnya sembari menutup kardus yang dalamnya surat sewaktu ia masih SMP.

"DIPA INI ADA TEMENNYA!!" Teriak Bunda Anin dari lantai bawah berhasil membuat fokus Dipa teralihkan dari layar handphonenya.

"DIPA SINI TURUN!!" Teriaknya lagi membuat Dipa dengan segera beranjak dan turun kebawah.

"IYA NDA INI TURUN!" Teriak balik Dipa supaya Bunda Anin tidak kembali meneriaki dirinya.

"Siapa Nda?" Tanya Dipa begitu sampai dibawah, dirinya menemukan sosok yang tak asing.

Asep yang merasa Dipa sudah berada didekatnya lantas berbalik dan kini keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang berbeda.

"Loh Asep?"

"Dip, ikut gua bisa?" Ajak Asep membuat kerutan dikening Dipa.

"Kemana?" Tanyanya.

Bunda Anin masih berada disana, dirinya sudah mengetahui tujuan Asep datang kerumahnya untuk apa.

"Arkabian, masuk rumah sakit." Katanya membuat Dipa terkejut.

Bagaimana bisa?

•••••

Arkabian [Boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang