[duabelas]

3.4K 242 3
                                    

KELUARGA










Kini jam sudah menunjukan pukul empat sore, Dipa sudah berada dirumahnya. Dirinya baru saja sampai.

Membuka pintu rumah yang terkunci pertanda bahwa Bunda Anin belum pulang, menghela nafasnya saat memasuki rumah yang begitu sunyi itu.

Dipa memutuskan untuk mandi saja, karena kini badannya terasa begitu gerah.

Seusai membersihkan tubuhnya, Dipa ketiduran diatas kasur.

Tak terasa yang awalnya masih sore kini berubah menjadi malam, Dipa tertidur cukup lama dan dirinya terbangun dengan keadaan kepalanya yang terasa pusing. Karena waktu tadi ketiduran, rambutnya masih basah. Dan kini rambut Dipa sudah mengering.

Mengambil air putih yang berada diatas nakas, lantas Dipa meminumnya sampai habis.

Memutuskan untuk keluar kamar, Dipa harus menyalakan lampu rumah dan menutup gorden.

Akan tetapi saat membuka pintu, rumahnya sudah terang. Pasti Bundanya sudah pulang.

"Eh, baru aja mau Nda susul kekamar. Nih pesenan kamu," Ujar Bunda Anin saat akan menaiki tangga dan berpapasan dengan Dipa yang akan turun tangga.

Dipa mengerutkan keningnya bingung, pesanan apa?

"Pesenan apa Nda?" Tanya Dipa sambil berjalan agar lebih dekat dengan Bunda Anin.

Bunda Anin yang mendengar pertanyaan dari anaknya merasa bingung.

"Loh, ya pesenan kamu ini makanan," balasnya.

"Hah?"

"Apa Nda, Ade ga beli apa-apa," kata Dipa, karena memang benar adanya. Dirinya kan sedari tadi tertidur masa iya mesen makanan jalur dirinya ngigo.

"Ade tidur tadi,"

"Lah, terus ini punya siapa?"

"Salah alamat mungkin Nda," jawab Dipa membuat Bundanya menggeleng.

"Engga, bener kok. Nih liat alamatnya udah betul atas nama kamu lagi," Tunjuk Bunda Anin memberikan secarik kertas kepada Dipa.

Dipa merogoh handphonenya dan mengecek apakah dirinya memesan sesuatu lewat aplikasi, takutnya sebelum tertidur dirinya memesan sesuatu. Namun nihil, tidak ada yang pemuda itu pesan sama sekali.

"Emang itu isinya apa Nda?" Tanya Dipa membuat Bunda Anin memeriksa isi kantong plastik yang ia jinjing itu.

"Mie ayam" jawabnya.

Dipa tersenyum sumringah, "yaudah, rejeki anak gapunya bapak kali Nda," celetuk Dipa membuat Bunda Anin memukul kepalanya menggunakan remote tv yang sedari dari dipegangnya.

Takk..

"Aduh..," Ringis Dipa memegangi kepalanya yang terpukul remote tv.

"Apalah kamu ini, ada-ada aja," ujar Bunda Anin memberikan kantung plastik itu kepada Dipa.

"Awas ada racunnya," kata Bunda Anin sebelum dirinya melangkah pergi dari sana.

"Yang bener aja dong Nda!"

Dipa jadi ragu kan, gimana kalo yang ngirim ini makanan bukan dari orang baik-baik.

Gimana kalo setelah dia makan ini, dia meninggal.

Berbagai pemikiran muncul dibenak Pradipa sebelum suara dering ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk.

+62 821xxxxxx

Arkabian [Boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang