-¦- -¦- -¦- 15 -¦- -¦- -¦-

40 3 0
                                    

Esoknya, hari cerah tanpa awan. Biru seperti laut tanpa noda, di bawah terik matahari pagi yang menyehatkan. Satu kelas tengah berlari mengelilingi lapangan. Sekarang adalah pelajaran olahraga yang seminggu sekali hadir. Harusnya menjadi antusias yang besar ketika belajar di luar ruangan. Tapi hanya olahraga mudah saja sepertinya sangat berat bagi tiga puluh enam pelajar di sana Sejak pemanasan penuh malas-malasan, mereka kemudian diperintahkan untuk memutari lapangan selama sepuluh kali, hanya ada keluhan serta helaan napas kesal yang terdengar dari mereka semua.

"Ayo, jangan males-males. Masih lima putaran lagi!"

Pak Jetro adalah guru olahraga seluruh murid di SMA 07 Jakarta Pusat. Pria berumur 37 tahun, perut buncit, punya kumis juga jenggot tipis tajam dan selalu dengan topi bertuliskan "Nerd". Tidak ada yang tidak mengenalnya. Guru bar-bar yang tidak segan-segan menendang muridnya sendiri jika membangkang. Apa lagi jika telat, siap-siap saja terkena ceramah serta hukuman yang cukup berat. Tapi walaupun begitu, Pak Jetro termasuk guru yang konyol. Dan cukup dekat dengan para murid karena semua candaannya.

Bisa di bilang dia agak gila.

"Hei, Sultan! Yang bener kamu, ya!" tegurnya saat melihat Sultan malah berjalan ketika melintas di depannya. Sebagai guru olahraga, dia hanya duduk di kursi seperti tengah berjemur di pantai. Tidak lupa dengan es teh manisnya yang digantung di tiang net sembari sesekali dia sedot begitu nikmat. Malas-malas bersama cibiran tanpa suaranya, Sultan menurut untuk berlari tapi begitu sudah jauh dia kembali mengulangi kemalasannya. "Ayo, semangat, kalau malas-malasan gini kapan selesainya? Lari lima putaran aja lama banget,"

"Iya, Pak!" balas anak-anak.

Tidak perlu heran dengan aksi yang Pak Jetro lakukan saat ini. Semua murid sudah hafal dengan semua tingkahnya dan satu hal yang perlu di ingat. Jangan berani-berani mengkomentari apa yang dia lakukan. Jika tidak ingin dibabat habis olehnya. Ketenangannya masih damai beberapa menit tapi tiba-tiba seseorang datang berdiri di samping tiang net, menyender melihat semua orang di lapangan. "Ayo terus, jangan males-males!" Serunya.

Pak Jetro melirik sensi, apa lagi ketika melihat Bagas yang ada di sana. Yang seharusnya dia ikut berlari seperti yang lain. "Heh! Ngapain kamu di sini?"

"Ye elah, Pak! Udah duduk aja, santai, saya juga mau duduk, capek, Pak. Saya udah kurus kerempeng gini suruh olahraga Bapak mau bikin saya jadi kaya jenglot?" kata Bagas. Tanpa berdosa juga, dia mengambil es milik gurunya itu. Membuang sedotannya lalu dia teguk sampai habis. "Jadi, guru olahraga enak, ya, Pak! Bisa makan gaji buta. Saya mau, Pak! Kali aja nanti perut saya jadi gede juga." Katanya. Langsung dia turun ke lapangan seperti tidak pernah terjadi apapun. "Makasih esnya, Pak. Seger,"

"Oh alah, bangsat bener ini anak!"

Belum sempat Pak Jetro bangkit, Bagas sudah lari lebih dulu. Tapi itu tidak menghentikan Pak Jetro untuk membalas dendam. Dia melepas sepatu sportnya dan melempar itu ke arah Bagas. Sayangnya dia gagal dan Bagas menertawakannya begitu puas. Hal itu membuat beberapa anak ikut tertawa apa lagi sekarang Bagas jadi incaran Pak Jetro. Keduanya kejar-kejaran di sana.

Sementara itu, Dewa terus berlari mengitari lapangan dengan tenang. Pernapasannya stabil, keringatnya sudah banjir bahkan sepuluh putaran tampak tidak begitu berarti baginya. Mungkin ini karena dia yang sering latihan boxing juga seminggu sekali dia akan olahraga. Di antara teman-teman kelasnya, mungkin dia yang paling punya hidup sehat. Beberapa kali dia melewati teman-teman kelasnya, membalap semua orang yang malas-malasan. Tapi ketika dia melihat satu sosok langkahnya entah kenapa jadi lambat.

Dia berlari menyesuaikan tempo, jadi berlari di sampingnya. "Heh, cewek gila!" Serunya.

Fifi menoleh dengan wajah ketusnya. Begitu dia melihat Dewa di sampingnya. Dia memutuskan untuk mempercepat langkahnya. Mengabaikan laki-laki itu secara jelas. Mendapatkan hal itu tentu saja Dewa kesal tapi dia tidak menyerah. Dia butuh bicara dengan perempuan itu.

How To Get You [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang