Di pertandingan pertama malam ini aku harus kalah karena mau tak mau aku harus memilih tim Mesir. Gol di penghujung pertandingan memaksaku untuk melepas celana dalam yang kupakai.
"Gue aja yang nglepas!!" dengan semangat Maya langsung menarik celanaku dengan liar. Aku yang kaget langsung menutup bagian bawah tubuhku dengan bantal.
"Sabar woe sabarrr" kataku berusaha melawan tapi Maya yang sepertinya tak peduli terus saja menarik celanaku sampai terlepas.
"Sini balikin celananya, kan taruhannya cuma celana dalem," kataku.
"Ga mau! Biar seri sama-sama ga pake celana hahaha," jawab Maya yang langsung menduduki celanaku.
"Ah curang maennya," ujarku lagi.
"Elu yang curang, itu masih ditutupin bantal."
"Lah elu enak kaos gue panjang kalo lu pake bisa ketutup, lha kalo gue nutupnya cuma sampe bawah puser ini," aku merasa sedikit kesal. Maya malah dengan usilnya berusaha menarik-narik bantal yang kutahan untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Karena semakin kesal dengan ulah Maya akhirnya kulepas T-shirt yang kupakai lalu kupakai untuk menutup selangkanganku dan melemparkan bantal ke Maya.
"Utuk utuk utuk ada yang ngambeeekkk," lagi-lagi Maya menggodaku sambil duduk mendekat. Aku yang merasa sebal hanya melirik sinis lalu berusaha membuang muka sambil memakan keripik kentang yang tadi di buka Maya.
Entah mungkin karena aku yang cuek padanya atau malah bosan tiba-tiba Maya menyenderkan kepalanya ke bahuku lalu ikut makan keripik kentang. Aku tau dia beberapa kali menatap mukaku tapi aku tetap cuek sambil terus menatap televisi. Tangannya lalu mencoba menyuapiku dengan keripik kentang mencoba mencari perhatianku.
"Kenapa?"
"Boring dari tadi ga gol mulu," jawab Maya yang entah kenapa malah menempelkan hidungnya ke badanku.
"Bau lu enak," imbuhnya lagi.
"Jangan di makan," jawabku datar.
"Iiih ga peka bangettt," tiba-tiba Maya mencubit putingku dengan gemas. Jujur aku nggak paham maksudnya kali ini dan tetap mengabaikannya yang lagi-lagi mengendus-endus tubuhku.
Di jeda pertandingan Maroko Iran Maya tiba-tiba pamit ke kamar mandi. Tadinya aku cuek tapi entah kenapa aku jadi memperhatikannya ketika dia membawa masuk saputangan handuk pinknya ke kamar mandi. Lebih dari sepuluh menit dia masih belum keluar dari kamar mandi dan mulai membuatku penasaran. Tanpa sengaja aku mendengar suara desahan pelan lalu tak lama Maya keluar dari kamar mandi. Aku tersenyum melihatnya berjalan mendekat... aku tau yang dia lakukan hahaha.
"Ga tahan bu?" tanyaku menggoda.
"Lha si bapak ga peka sih," jawabnya sambil kembali duduk di sebelahku sambil menaruh saputangan handuknya di depan posisinya duduk.
"Mau?" sekali lagi aku menggodanya.
"Bapak mau?" tiba-tiba Maya menseriusi.
"Enggak," jawabku lagi yang langsung disambut dengan toyoran lalu gigitan Maya ke tanganku. Setelah puas melampiaskan rasa kesalnya kepadaku akhirnya dia terdiam karena aku tak meladeninya.
"ini nanti yang kalah lepas baju yak," kata Maya sambil kembali menikmati keripik kentang yang sudah hamper habis.
"Lha gue dah ga pake baju ini," jawabku.
"Ah apaan, itu masih dipake buat nutupin," kata Maya sambil berusaha merebut T-shirtku.
"Jangan-jangan udah pake celana ni pas tadi gue ke kamarmandi," tiba-tiba saja Maya membuatku terkejut. "Mau liat!!!" imbuhnya lagi sambil kembali berusaha menarik T-shirtku.

KAMU SEDANG MEMBACA
He(ll)aven
Non-Fictionini yang namanya surga dunia? atau malah neraka? harus berusaha bertahan atau malah harus segera pergi?