MORNING VIBE

369 10 2
                                        

Aku terbangun dengan rasa kaget. Aku merasakan ada sesuatu yang basah di batang senggamaku yang mengeras. Ini masih gelap bahkan sinar matahari belum nampak ketika aku membuka mata. Aku mencoba memfokuskan pandanganku dan melihat Maya yang sedang melahap batangku.

"Ngapain sih lu May?"

"Nyari sarapan" jawab Maya singkat sambil terus menaik turunkan kepalanya berusaha menyedot 'sarapan'nya. Aku yang masih sangat lelah akhirnya tak mampu menahan lama akhirnya membanjiri mulut Maya dengan sari-sariku. Maya yang nampak puas lalu mereguk semua itu dengan liarnya hingga tak bersisa. Bahkan lidahnya terus saja menari mencari-cari tumpahan yang mungkin masih ada.

"Iseng banget sih lu, belum juga pagi udah dibikin lemes gini."

"Tadi gue yang diisengin mami sampe kentang gegara bilang kalo elu barusan aja merem... tuh digolerin dilantai tadi," jawab Maya sambil menunjuk selimut yang berantakan di lantai. Perlahan dia merangsek untuk ikut berbaring di ranjang. Di lehernya mash tergantung dildogag double side yang mungkin dipakai oleh mami untuk 'iseng' tadi.

"Tumbenan mami ngisengin elu subuh-subuh gini, bukannya dari kemarin sore sama bang Raja ya?" tanyaku sambil melongok jam di layar handphone.

"Tadi mami minta gue siapin sarapan buat pagi ini, soalnya siang bang Raja udah harus balik," jawab Maya sambil membersihkan diri dengan tisu basah.

"Kok ga WA ato telpon aja? Biasanya juga gitu kan kalo nyuruh-nyuruh pas ada tamu."

"Lu tau sendiri kan kalo bang Raja nggak suka keganggu apapun, semua harus dilepas termasuk handphone juga ga boleh pegang kan..."

"Iya juga sih, bahkan ngeroko pun ga boleh deh seinget gue," timpalku.

"Iya iya gue inget mami pernah kelupaan terus dipaksa makan itu rokoknya," jawabnya lagi.

Aku yang masih sangat mengantuk jadi semakin mengantuk karena ulah Maya tadi. Akhirnya kupejamkan mataku karena sudah sangat terasa berat dan tak peduli lagi dengan apapun yang diucapkan oleh Maya karena lelahku. Tiba-tiba saja tangannya menarik tubuhku untuk memeluknya lalu menjejalkan putingnya masuk kedalam mulutku lalu menyamankanku hingga aku terlelap dalam tidurku.

Entah berapa lama aku kembali tertidur, suasana sudah terang benderang ketika kubuka mata. Jam di layar handphone sudah menunjuk pukul delapan pagi. Suasana sepi... Maya sudah tak ada disebelahku. Tentu saja dia harus menyiapkan sarapan untuk pagi ini. Entah dia sempat tidur atau langsung bergegas ke dapur ketika tau aku sudah terlelap.

Setelah meneguk air putih di meja samping ranjang, kupakai lagi celanaku yang sempat ditelanjangi oleh Maya tadi lalu mulai berjalan keluar dari kamar. Kudengar ada suara dentingan sendok dan piring di area teras belakang, sepertinya yang lain sedang sarapan pikirku. Dan betul saja seperti apa yang kupikirkan... mereka semua sedang sarapan dan juga 'sarapan' seperti biasanya.

"Eh dah bangun ternyata, sini duduk sarapan dulu," sapa bang Raja ketika melihatku muncul mendekat. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman lalu duduk di kursi yang ada di sebelahnya. Kulihat Maya yang duduk bersimpuh dibawah dengan piring makan kosong yang diletakkan di lantai. Kulihat mukanya yang nampak cukup lelah mungkin belum sempat tidur tapi tetap berusaha menyunggingkan senyuman di wajahnya.

"Udah makan?" tanyaku yang dijawab dengan gonggongan pelan.

"Cape itu bocah digarap terus sama mamimu," tiba-tiba bang Raja menyodorkan sekaleng susu beruang padaku. aku yang paham langsung membuka kaleng itu dan meminumkannya ke Maya untuk memberi sedikit tenaga padanya.

"Ya mau gimana lagi bang, ga bisa ngelawannya kan kalo si Maya.. ga sempet tidur juga keknya sih, orang subuh tadi masih sempet ngelonin gue," jawabku.

"Yaudah kasih dia istirahat dulu gih, mamimu biar tak kondisikan. Kasian juga itu si Anggun dari tadi juga ga kelar-kelar dimaininnya," Ujar Bang Raja sambil mukanya mengarah ke taman belakang. disana tampak Mami sedang asik menyiksa Anggun yang terikat tak berdaya.

Bang Raja beranjak dari kursinya dan berjalan ke taman sambil membawa rantai leash. Tanpa babibu tangan kirinya langsung meraih collar yang dipakai mami lalu langsung memasang leash dan menariknya turun. Mami yang sedari tadi asik menyiksa Anggun dengan leather whipnya langsung ambruk karena tidak siap ketika leash ditarik. Dari kejauhan kulihat badan Anggun yang begitu banyak memar merah karena cambukan mami terikat erat tak berdaya di pancang yang memang ditanam di tengah taman belakang. Ini adalah pemandangan yang biasa kulihat tiap pagi ketika kami berkunjung ke villa ini. Entah sudah siapa saja yang pernah diikat di tiang pancang penyiksaan itu.

Mami merangkak mendekat bersama bang Raja yang memegang leashnya dan langsung memposisikan mami bersimpuh di depan meja. Diambilnya 1 piring makan lalu diletakkan di depan mami bersimpuh lalu melemparkan sepotong roti ke atas piring itu.

"Buruan makan dulu, itu si Maya jadi jatahmu pagi ini," sekali lagi Bang Raja mengkodeku utuk segera membawa Maya pergi.

"Aaaah dia kan jatahkuu hh.. uuhh.. hh... " suara mami mencoba menyela tapi tiba-tiba menggelepar karena ternyata bang Raja mengaktifkan vibra yang menjejali lubang senggamanya.

"Bilang apa? Sekali lagi aku mau denger?!" telapak tangan bang Raja langsung melayang ke pipi Mami.

Sekali lagi karena tak siap lagi-lagi mami harus tersungkur karena tamparan yang didapat. Sambil bergetar mami berusaha kembali bersimpuh dan menggelengkan kepalanya sembari menahan getaran vibra yang membuatnya mendesah. Berulang kali mami menggelengkan kepalanya karena bang Raja masih menatapnya tajam. Aura bang Raja memang sangat berbeda ketika dia masuk pada mode dominannya. Dilemparnya borgol ke mami yang langsung direspon dengan memborgol diri dengan tangan di belakang. Aku tahu mami masih berusaha menahan cumnya sampai seluruh badannya keliatan bergetar.

"Can I cum please," suaranya memohon pelan sambil terus menahan semampunya.

"No!, eat your bread!"

"y..yy.. yyeess sir." Jawab Mami sambil mencoba mengunyah roti yang ada di piringnya sembari terus mendesah berusaha menahan.

"Pleeaassee ss ssiirr.. I c.. cant.. hol..ld itt..." suara mami semakin bergetar.

Bang Raja langsung mengambil serbet makan yang ada di meja lalu disumpalkan ke mulut mami dan diikatkan menjadi cleave gag. Mami yang tak mampu lagi menahan diri langsung saja bergetar kuat dan membanjiri lantai dengan squirtnya yang sangat deras. Vibra yang tertahan celana dalam sedari tadi pun akhirnya sampai menggelinding keluar. Celana dalam yang basah kuyup langsung ditarik lepas dan dijejalkan ke dalam mulut mami sebagai hukuman dari bang Raja dan dikunci dengan serbet makan yang tadi sempat menjadi cleave gag. Mami tampak semakin takut ketika Bang Raja menutup matanya dengan serbet lain lalu meninggalkannya bersimpuh di genangan squirtnya sendiri. Bahkan Mami semakin panik sampai menangis ketika tubuhnya tak juga disentuh.

"Dah sono bawa masuk si Maya, lepasin juga tu si Anggun," ujar Bang Raja pelan padaku. aku hanya mengangguk dan bergegas mengamankan dua 'mainan' mami ini sebelum beliaunya mendapat hukuman lain dari bang Raja. Kubiarkan mereka berdua meledakkan emosinya masing-masing sebelum kembali berpisah siang nanti.


He(ll)avenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang