MAMI

683 10 0
                                    


Aku tersentak dari lamunanku, aku teringat kondisi mami yang terikat di luar saat aku dan Maya mandi. tentang awal mula Maya masuk ke kehidupanku membuatku terlena menikmati hangatnya air bersama Maya yang masih terpenjara oleh 'perang rindu' kami. Kami bergegas keluar dari kamarmandi dan menemukan mami yang sudah sangat basah dan lemas oleh vibra dan dildo yang sedari tadi bersarang di kedua lubang di selangkangannya.

"Rapiin kamarnya ya, gue mandiin mami dulu," perintahku ke Maya lalu segera menggendong Lisa masuk ke kamarmandi lalu memandikannya. Badannya sudah sangat lemas, mungkin malah pingsan. Pelan pelan kubasahi tubuhnya dengan air hangat lalu menyeka mukanya. Dengan lembut kuusap tubuhnya dengan shower puff dan melihat betapa banyak bekas memar yang memerah dari buah tanganku. Begitu selesai memandikannya, aku segera membaringkan Lisa ke tempat tidur. Aku melihat senyumnya tersimpul ke arahku ketika aku meletakkan tubuh telanjangnya di tengah-tengah tempat tidur.

Dengan cekatan aku menyambar air mineral lalu menyodorkan bibir botol ke mulutnya. Diteguknya perlahan-lahan air mineral itu sambil tangannya menggenggam erat tanganku yang mengarahkan botol air mineral ke mulutnya. Sudah pasti Lisa cukup haus karena begitu banyak saliva dan juga semua cairan yang keluar dari tubuhnya sedari tadi.

"Nyamankan dulu badannya, gue pesen makanan dulu buat kita makan bareng-bareng," ujarku yang dijawab dengan anggukan pelan.

Aku segera meraih handphoneku lalu membuka aplikasi pemesanan makanan. Aku duduk di sebelah Lisa yang mulai menggelendot lalu meletakkan kepalanya di pangkuanku, Sedangkan Maya masih sibuk mengepel lantai yang sudah basah kuyup oleh apapun yang dari mereka berdua. Semua peralatan dikumpulkan di kursi sedangkan semua kain yang sudah basah Maya letakkan ke dalam mesin cuci.

"Siapin alat makan May, nanti kita makan di depan tv... ini lagi otewe makanannya," kataku ke Maya sambil berjalan keluar untuk menuju lobby menunggu ojek yang mengantarkan makanan pesanan kami. Tak perlu menunggu lama, ojek yang membawa pesanan kami sudah sampai dan menemuiku di lobby. Aku memesan ayam goreng spicy lengkap dengan nasi, French fries dan juga cola untuk menu kami kali ini.

Begitu masuk kembali ke kamar, kuletakkan makanan itu di piring yang telah disiapkan oleh Maya lalu duduk dan menyalakan tv. Kupanggil Maya dan Lisa yang sedang asik dengan kegiatannya masing-masing. Lisa masih asik gegoleran di tempat tidur sambil sibuk dengan handphonenya sedangkan Maya yang sepertinya masih sibuk di dapur langsung mendekat setelah namanya kupanggil. Seperti biasa Lisa akan duduk di sebelahku sedangkan Maya akan bersimpuh di lantai.

"Udah bisa jalan?" tanyaku sambil meledek ke Lisa.

"Bisa donk," jawabnya dengan muka yang memerah sambil membuka bungkusan yang kubawa dan menatanya di piring.

"Kenapa cuma dua piring? kan gue pesen tiga?" tanyaku melihat Lisa yang hanya membuka dua porsi makanan.

"Kan nanti Maya makan sisanya Mami Ndom," jawab Maya mencoba membela Lisa.

"Ya gak gitu ah, gue pesennya tiga, masing-masing satu. Nggak pake makan sisa," jawabku sambil mencoba mengeluarkan porsi terakhir yang masih di dalam kantung.

"Nggak gitu Ndom sayang, ini Mami nyiapin buat Ndom sama Maya dulu, yang itu nanti buat Mami," jawab Lisa sambil berusaha menghentikanku. Tangannya dengan cekatan menyuwir ayam goreng lalu mencampurnya dengan nasi lalu meletakkan piringnya di lantai tepat di hadapannya. Maya yang tanggap langsung mendekat dan mulai ritual makannya layaknya seekor anjing.

Jujur aku muak dengan pemandangan ini. Serendah-rendahnya posisi seorang slave, aku tak berharap orang itu diperlakukan selayaknya seekor binatang. Tapi aku pun tak bisa menginterupsi itu, karena itu dinamika mereka. Dinamika d/s antara Lisa dan Maya... walaupun sebenarnya posisiku adalah alpha pada hubungan segitiga ini.

He(ll)avenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang