16. someone that is worth fighting for

704 116 28
                                    

Hujan secara tiba-tiba turun dengan deras.

Untungnya Gyuvin berhasil membawa Yujin dan tasnya untuk ikut berteduh di salah satu tempat makan bertemakan seafood yang tidak terlalu ramai. Mereka aman dari basah kuyup.

Satu-satunya yang tidak aman adalah hati Gyuvin.

Dia tadi bangkit dengan hati-hati, memutuskan untuk mengangkat Yujin yang masih terlelap dengan kedua lengannya, membawanya pergi saat tetesan gerimis pertama turun menyentuh pipi. Dia tidak ingin mengganggu istirahat Yujin.

Tapi dia jadi bingung saat telah menemukan tempat duduk, dia harus menaruh Yujin di mana? Anak itu pasti akan bangun jika dia didudukkan di salah satu kursi, kalaupun memang Yujin sedang selelah itu dan dia tidak bangun, pasti kualitas tidurnya yang akan buruk.

Dan akhirnya Gyuvin memutuskan duduk terlebih dahulu, sebelum dengan pelan menurunkan Yujin ke atas paha, membiarkan dia tidur di pangkuannya.

Yang membuatnya gila adalah ketika si Han tampak terusik dan hampir bangun kalau Gyuvin tidak dengan panik mengusap punggungnya, menarik anak itu untuk kembali tidur di pelukannya, dan Yujin yang masih setengah sadar malah melingkarkan tangannya di leher Gyuvin, lalu menjatuhkan wajah di ceruk bahu pemuda itu sebelum kembali terlelap dengan nyaman.

Meninggalkan Gyuvin yang membeku sendirian berbelas-belas menit gara-gara terlalu salah tingkah.

Tangannya penuh keringat dingin saat merogoh ponsel dari saku celananya, tiba-tiba kepikiran untuk menghubungi Jingxiang. Tangan kirinya menahan punggung Yujin, sedangkan tangan kanannya sibuk membuka ruang pesan.

Ternyata Jingxiang sudah menghubunginya lebih dulu.

Jingxiang:
Tadi kata Ricky lu kabur pas dikejar Catherine? Wkwkwk anjing lucu banget dah

Jingxiang:
Dulu elu yang ngejar, sekarang elu yang dikejar

Gyuvin mengerutkan alisnya kesal, jadi ingat tadi dia sempat kejar-kejaran dengan Catherine di lorong kampus karena gadis itu memaksa untuk menuntut penjelasan kenapa Gyuvin tiba-tiba menjauhinya. Dan Gyuvin masih belum siap untuk berhubungan lagi dengan gadis itu, jadi dia memilih lari, sampai beberapa kali menabrak teman-temannya, salah satunya Ricky dan Brian, yang memutuskan untuk membantu dengan menahan Catherine dan pura-pura ada sesuatu yang harus disampaikan.

Dia berhasil lolos berkat bantuan itu, mood-nya yang sedang bagus karena hanya ada sedikit kelas untuk diikuti jadi sedikit memburuk, lalu entah kenapa dia tiba-tiba impulsif memasang helm, menaiki motor, dan pergi ke SMA Yujin, siapa tau dia bisa bertemu remaja itu dan memperbaiki suasana hatinya.

Suasana hatinya memang membaik sih. ‘Tapi ya gak sampe pangku-pangkuan gini juga dong...’ batin Gyuvin.

Pesan dari Bunda kemudian memecahkan ketertegunannya.

Bundaaa:
Mas Gyuvin masih di kampus nggak nak? Hujannya tiba-tiba turun deras, bunda ingat kalau bunda lupa nyelipin jas hujan di tasnya mas Gyuvin 😢

Selain karena Yujin yang membuat angin di luar tidak terlalu terasa dingin, pesan dari Bunda juga membuat hati Gyuvin jadi semakin hangat.

You:
Mas udah selesai kelas bunda. Sekarang lagi neduh di tempat makan 😁👍

Bundaaa:
Syukurlah 😁👍

Bundaaa:
Mas nggak ke kafe?

You:
Ke kafe, masuknya nanti jam 1 siang

Bundaaa:
😁😁

all you had to do was stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang