Yujin benar-benar tak mengerti alasan Gyuvin kembali lagi ke sana, setelah setengah jam lalu pemuda itu pergi begitu saja dari hadapannya dengan tak jelas.
Sambil mengibaskan jaket kulitnya, Gyuvin kemudian duduk di samping Yujin. Menoleh kala menyadari remaja di sisinya memerhatikan dia begitu lekat.
"Kenapa?" tanya Gyuvin heran.
Yujin masih memandang Gyuvin tak mengerti. "Kenapa balik lagi? Tadi katanya ada urusan."
"Urusannya udah selesai."
"Terus kenapa nggak langsung pulang?"
Gyuvin menunjuk cuaca di depannya, "Hujan?"
'Iya juga,' batin Yujin merasa bodoh sendiri.
Keduanya saling diam, memandang jalanan di depan sambil mendengarkan suara hujan yang cukup menenangkan. Aroma petrikor membuat pernapasan Gyuvin sedikit lebih lega dibanding tadi, pemuda itu menoleh, memandang anak SMA di sampingnya.
Diam sebentar mengamati tatanan wajah Yujin yang terlihat sempurna meskipun dari samping, Gyuvin akhirnya mengulurkan tangan.
"Jangan panggil kak barista terus. Nama gue Gyuvin, Kim Gyuvin," ucapnya.
Yujin menoleh cepat, diam beberapa saat sebelum membalas jabatan tangan Gyuvin. "Han Yujin."
"Masih belum dapet kendaraan buat pergi ke tempat bimbel?" tanya Gyuvin setelah jabatan tangan mereka terlepas.
Yujin mengulum bibirnya ke dalam dan mengangguk kecil. "Gitu deh... bingung juga mau naik apa..."
Gyuvin mengerutkan alis. "Kan bisa pesen gocar?"
"Gak mungkin dibolehin papa," jawab Yujin sambil memandang layar ponselnya. "Bahaya katanya."
Gyuvin tersenyum kecil, sadar jika remaja di depannya betulan masih belum dewasa, terlihat dari jawabannya barusan.
"Takut diculik, ya?" tanya Gyuvin dengan senyum mengejek. Yang kemudian membuat Yujin menoleh dan cemberut kesal.
"Papa yang takut aku diculik! Bukan aku!"
"Masaa??"
"Iyaaaa!!"
Gyuvin tertawa puas dengan reaksi Yujin. Dia lalu memandang remaja itu dengan senyum yang ditahan sedikit, arah pandangnya beralih ke tangan kecil yang terus diremas empunya sedari tadi, mulai merah dan pucat.
"Kedinginan?" tanya Gyuvin.
Yujin menoleh, dia menggenggam kedua tangannya ke dekat perut, mengangguk pelan. "Heem..."
Gyuvin ingat kalo tidak salah dia masih punya satu sweater di dalam tas. Jadi di detik selanjutnya Yujin harus kebingungan lagi karena Gyuvin sibuk mengobrak-abrik isi tasnya sendiri.
"Nyari apa, kak?" tanya Yujin.
Gyuvin berseru lega ketika dia menemukan sweater itu. Dia mengeluarkannya dari dalam tas dan menyodorkannya ke Yujin.
"Pake nih, agak kusut gak papa, ya. Sweater cadangan soalnya, jarang dikeluarin dari tas tapi bersih kok."
Kalimat Yujin sedikit tertahan ketika hendak membalas, dia agak terkejut.
"Udah sini pake aja." Gyuvin membantu Yujin melepas tasnya terlebih dahulu, membuat remaja itu kelabakan ketika tangannya ditarik dan dituntun masuk ke lengan sweater.
"Kak tapi kakak juga kedinginan..."
Gyuvin menggeleng, merapatkan sweater biru muda yang ketika diperhatikan, malah terlihat lebih cocok jika Yujin yang memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
all you had to do was stay
Fanfiction[𝐆𝐲𝐮𝐯𝐢𝐧 & 𝐘𝐮𝐣𝐢𝐧] 'Hidup' dalam kamus Han Yujin adalah sepuluh jemari yang mencekik, beban tak kasat mata yang merenggut napas, dan sepasang tali yang mencengkeram kaki. Hingga kemudian, entah kenapa sejak hari itu, arti 'hidup' di dalam k...