"Hidup itu pilihan, mau lo bahagia atau terluka. Itu udah jalanannya, nikmati aja prosesnya."_Diki.
Ditengah lapangan SMA Edu Global, semua siswa-siswi berkumpul. Pak Badrol yang menjadi pemandu berdiri di depan.
"Dengar semua, baiklah, Bapak akan mengumumkan sesuatu kepada kalian semua. Dengarkan baik-baik ya," ucapnya.
Semua murid pun berbaris dengan rapih, mendengarkan pengumuman yang Pak Badrol lontarkan.
"Baiklah, sekolah akan mengadakan liburan akhir semester, rencana kita akan ke kebun teh, Bapak harap kalian ikut semua, karena kita di sana akan seru-seruan," ujar Pak Badrol.
Semua murid bersorak gembira, para cewek pun sibuk, kelakuan para cewek sebelum berangkat. Mereka akan menyusun rencana, dan membahas apa yang akan mereka bawa.
"Ih, gue mau bawa apa ya? Aaa pasti nanti seru banget, gak bisa ngebayangin deh gue," seperti itulah suara-suara yang Ema dengar. Gadis itu sendiri diam, tidak begitu antusias seperti teman sekelasnya.
"Seperti pengumuman sampai di sini, informasi selanjutnya akan diberitahu oleh pihak osis yang bertugas, kalau begitu Bapak pamit undur diri," ucapnya. Lelaki itu berjalan jauh dari tempatnya, kembali ke kantor.
Para siswa-siswi masih berkumpul, berbincang-bicang mengenai rencana liburan mereka.
Sedangkan Ema, gadis itu memilih untuk kembali ke dalam kelas. Bukan tidak ingin bergabung, matanya terasa berat untuk dibuka. Pasalnya kemarin malam, setelah mereka tutup angkringan, Ema tidak langsung tidur. Gadis itu masih sibuk dengan pembukuan keuangan angkringan mereka. Ema sendiri, bukan tipikal orang yang bisa tenang jika pekerjaannya belum selesai.
Melihat aksi Ema, Galen dan ketiga temannya mengikuti Ema. Takut terjadi apa-apa pada gadis itu, karena dari sorot matanya terlihat sayu.
"Gal, Ema kenapa?" Galen mengedikan bahunya sebagai jawaban. Tanpa basa-basi, lelaki itu mengejar gadisnya diikuti oleh ketiga temannya.
Sampainya di kelas, Ema langsung membaringkan kepalanya di atas meja, badannya terasa sakit. Ia tidak tahu apa yang terjadi padanya.
"Kenapa perut gue tiba-tiba sakit gini sih?" gumamnya.
Tiba-tiba suara Galen terdengar. "Karena lo gak makan, kenapa? Tadi pagi gak sarapan apa?"
Ema mendongakan kepalanya, menatap Galen. "Makan kok, cuman gak tau kenapa tiba-tiba sakit," jawabnya.
"Lo kurang istirahat?" kali ini Roby yang bertanya.
"Em..., tidur kok, cuman tadi malam gue tidurnya ke malaman, soalnya masih ada kerjaan," balasnya.
Galen duduk disebelah Ema, memegang dahi sang kekasih. "Gak panas, tapi kenapa muka lo lesu, terus perutnya sakit?"
"Gak tau, gue pengen istirahat. Jangan ganggu gue dulu ya," pintanya. Galen dan ketiga temannya pun menyudahi obrolan mereka dengan Ema. Membiarkan gadis itu istirahat. Mereka pun melanjutkan aktivitasnya dengan bermain geme.
"Ah Lo Rul, beban banget sih, masa kalah terus. Gak bisa nyekil apa lo?" geram Diki. Melihat Diki marah itu mudah, cukup main geme bersamanya. Jika tidak paham, ia akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...