Heppy Reading
.
.
.
Seorang pemuda miskin, hidup sebatang kara dan tinggal di sebauh kost kecil, pemuda tersebut adalah Alvin Aditama pemuda yang berusia 19 tahun.
Awalnya dirinya tinggal bersama kedua orang tuanya hingga saat dirinya berusia 10 tahun kedua orang tuanya meninggal dan saat itulah dirinya tinggal bersama sang nenek namun, itu tak bertahan lama saat ia berusia 12 tahun sang nenek juga meninggal dan dirinya terpaksa harus tinggal sendiri di rumah kecil milik neneknya. Namun, saat dirinya berusia 16 tahun Alvin memutuskan untuk merantau di sebauh kota untuk mencari kerja dan membiayai seluruh kebutuhannya. Dan kini dirinya tenggah tinggal di sebuah kost kecil.
"Lapar..." Alvin berujar dengan pelan, pemuda berusia 19 tahun itu berjalan di trotoar jalan yang sepi, memenganggi perutnya yang terasa nyeri akibat sudah 2 hari tidak makan.
Alvin baru saja di pecat dari pekerjaannya beberapa hari yang lalu, akibat terlalu lalai saat bekerja membuat dirinya terkena masalah dan langsung di pecat. Pemuda itu kini adalah seorang pengangguran, luntang-lantung di jalanan mencari pekerjaan yang sampai sekarang belum ia dapatkan.
Uang pemuda tersebut kini hanya tersisa 10 ribu, dan kini alvin tenggah berusaha mencari toko atau kios yang menjual makanan murah, agar dirinya dapat makan walau hanya sedikit.
Dari jauh alvin dapat melihat sebauh toko kecil yang berada tak jauh dari dirinya sekarang berdiri. dengan pelan Alvin berjalan ke arah kios tersebut.
Hingga dirinya tiba dan langsung segera membeli sebaih roti dan air mineral yang cukup dengan uang 10 rb miliknya.
Alvin segera mendudukkan dirinya di sebauh kursi yang memang tersedia di sana, membuka bungkus roti tersebut dengan perlahan hingga roti tersebut akan masuk kedalam mulutnya, namun ia urungkan karena seseorang yang berdiri di depannya dan memanggilnya.
"Nak.."
Seorang Wanita paruh baya yang berdiri di depan alvin berujar dengan lirih, menatap sendu roti yang sedang Alvin pegang.
"Saya boleh minta sedikit, saya belum makan..." Tuturnya pelan menundukkan kepalanya kala Alvin menatapnya, takut jika dirinya akan di bentak lagi, seperti kejadian beberapa waktu lalu. Saat dirinya meminta makanan pada sepasang remaja tak jauh dari tempatnya sekarang.
Alvin menunduk memandang roti dan air yang ia pegang, jika dirinya memberikan roti tersebut pada nenek di depannya itu, pasti ia tidak akan makan karena uang miliknya telah habis.
Tapi, setelah beberapa lama terdiam, ia tersenyum dan mengangguk, lebih baik roti ini ia berikan pada nenek itu. Karena jika dirinya makan nenek tersebut pasti tak bisa makan. Sedangkan jika mencari pekerjaan, pasti nenek itu tidak akan sanggup karena sudah termakan usia. Tapi jika dirinya pasti bisa, jika dirinya berusaha.
Sedikit mengangkat kepala lalu tersenyum, dirinya berdiri lalu menyodorkan roti dan air mineral tersebut pada tangan sang nenek dengan lembut.
"Untuk nenek saja.. Saya bisa beli lagi" Ucap Alvin dengan pelan sembari tersenyum hangat.
"Terimakasih nak" Wanita paruh baya tersebut menjawab dengan pelan, membalas senyuman Alvin sembari menerima pemberian nya.
"Kalau begitu saya pamit nek, di makaan rotinya" Alvin beranjak dari duduknya, melangkah dengan pelan menjauh dari kios tersebut. Namun baru beberapa langkah ia barjalan dirinya kembali berhenti, berbalik dan menatap nenek tersebut.
"Semoga keberuntungan selalu mengikuti mu nak" Ujar nenek tersebut dengan pelan, dan tersenyum ramah pada Alvin.
Alvin mengangguk dan tersenyum, saat ingin membalas perkataan si nenek. Nenek tersebut lebih dulu berlalu pergi.
Alvin yang melihat itu tak ambil pusing, lebih memilih pergi dengan keadaan lapar.
'Mau makan apa nanti' batin nya, melangkah dengan pelan sembari menendang bebatuan yang ia lalu, memandangi kendaraan yang berlalu lalang di jalanan.
Alvin menunduk, kembali memandang bebatuan yang ia lalu tanpa memperhatikan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya.
Alvin mendongok, menatap mobil yang hanya beberapa meter dari tempat dirinya berdiri sekarang, dengan mata yang membulat sempurna.
Alvin terbang dengan tinggi saat mobil berwarna hitam tersebut menabrak dirinya hanya dengan beberapa detik saja. Setelah terbang dengan bebas, Alvin kembali terseret oleh sebuah truk yang kebetulan lewat dan malah menabraknya.
Alvin terperosok ke dalam truk hingga badannya serasa akan terpotong, hingga dirinya jatuh ke sebauh sungai yang memiliki arus sangat deras.
Alvin meninggal tepat sebelum dirinya jatuh kedalam sungai. Alvin tersenyum sekilas, dirinya senang karena tidak perlu lagi bersusah payah mencari pekerjaan dan ia akan segera menyusul kedua orang tuanya beserta kakek neneknya.
Sebelum hal tak terduga terjadi padanya.
***
"What!"
695 kata...
Sudah di revisi, ada beberapa kata yang di ubah dan di tambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...