Chap -7

22.8K 1.9K 10
                                    



Malam ini Alvin dan Clay sedang berada di ruang keluarga, dengan Clay yang menonton kartun pororo sembari berbaring di karpet berbulu, sedangkan Alvin sedang bekerja dengan memangku sebauh leptop kerja miliknya.

Setelah beberapa menit sibuk dengan kegiatan masing-masing, tepat pada pukul 20:58 pintu utama tiba-tiba di buka, perlahan ada sebuah kepala yang menyembul dari balik pintu yang baru saja di buka itu.

Alvin tak sadar karena dirinya sangat fokus bekerja dan juga karena ruang keluarga dan ruang tamu lumayan jauh.

Samuel, pemuda yang baru saja membuka pintu itu perlahan masuk kedalam rumah dengan hati-hati. Dirinya menatap sekeliling ruang tamu yang lumayan gelap karena hanya satu lampu saja yang dinyalakan di ruangan yang luas itu.

Dirinya berbalik menutup pintu sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara, setelah tertutup dengan rapat dirinya kembali berbalik lalu berjalan dengan mengendab-ngendab seperti seorang pencuri.

Sedangkan Alvin masih saja bekerja dengan serius dan tak lupa juga sebuah kaca mata yang melekat di wajahnya ketika ia sedang bekerja, Alvin terdiam dirinya berhenti mengetik lalu menajamkan pendengaran nya, walau Clay tengah menonton sebauh kartun namun suara kartun tersebut sangat kecil. Jadi Alvin dapat mendengar sebauh langkah yang perlahan mendekat.

Alvin dapat melihat tepat di depannya di perbatasan antara ruang keluarga dan ruang tamu ada sebauh sosok tinggi yang tak dapat Alvin kenali siapa orang itu, karena pencahayaan yang kurang.

Sedangkan sosok yang hanya bisa Alvin lihat hitam itu diam mematung seperti menatap dirinya dengan intens.

Sedangkan sosok itu adalah Samuel, pemuda itu mematung setelah mendapati bahwa Daddynya beserta adiknya belum juga tidur, padahal biasanya jika sudah jam segini mereka sudah berada di kamar.

Samuel berjalan dengan pelan saat dirinya berada tepat di samping Tv dirinya kembali diam karena perkataan Alvin.

"Kenapa baru pulang?" Alvin bertanya dengan datar, dirinya meletakkan leptop yang tadi ia pangku pada meja yang ada di depannya. Bersandar pada sofa dengan nyaman lalu melepaskan kacamata yang tadi ia pakai, menutup matanya sejenak dan menghela nafas berat.

Sedangkan Samuel hanya diam mematung, padahal Alvin hanya bertanya kenapa ia baru pulang namun itu sudah membuat nya seperti akan di bunuh, entah mengapa jika ia di tanya seperti itu seolah-olah ia akan di bunuh karena baru pulang.

Samuel ingin menjawab namun ia urungkan saat melihat Alvin membuka matanya, dan menatap dirinya.

"Dari mana?" Alvin kembali bertanya setelah cukup lama Samuel diam membisu.

Samuel menelan ludah dengan susah payah lalu berujar dengan terbata-bata. "A-aku habis kerja kelompok d-di rumah temanku"

Alvin menatap Samuel lalu menganguk dan tersenyum. "lain kali jika kau pergi bekerja kelompok, tak boleh pulang lebih dari jam tujuh malam, paham? "

Samuel mengangguk dengan pelan.

"Daddy... Enen... Antut" Clay merubah posisi baringnya berbalik menatap Daddy nya yang tengah duduk di sofa.

"Baiklah... Dan kau Samuel masuk lah ke kamar mu dan bersihkan tubuh mu" Alvin beranjak, menuju ke arah Clay yang tenggah menatap dirinya dengan tatapan satu, dan juga beberapa kali kelopak mata itu tertutup namun di paksa untuk terbuka lagi.

Sedangkan Samuel menunduk, mengigit bibir bawahnya dengan sedikit kencang. Dirinya ingin meminta izin pada Alvin karena besok ada kegiatannya yang harus ia ikuti, terlebih katanya hal itu wajib dan tak boleh ada yang tidak ikut. Itu kata guru mereka dan mereka juga di ancam jika tak ikut maka tak akan naik kelas atau lulus.

Alvin berbalik setelah mengangkat Clay dalam gendongnya, dan juga mematikan Tv, dirinya mengernyit binggung saat berbalik masih melihat Samuel, terlebih pemuda itu menunduk.

"Ada apa?" Alvin bertanya dengan pelan, takut-takut jika berbicara dengan keras dapat membuat Clay yang sudah tertidur dalam gendongnya itu terbangun.

Samuel mendongak menatap Alvin yang juga sedang menatap dirinya dengan tanda tanya.

"A-aku ada kegiatan di sekolah.. Dan-" Samuel berhenti berbicara, dirinya menatap wajah milik Alvin/Alvino yang masih menatap dirinya dengan tanda tanya. Samuel kira Alvin akan marah karena itu ia berhenti berbicara, takut-takut akan di marahi.

"Terus?... " Alvin kembali bertanya setelah Samuel lama terdiam dan tak melanjutkan ucapan nya, membuat nya semakin penasaran.

"Dan kegiatan itu berkemah dalam beberapa hari, jika Daddy tidak izinkan aku tidak akan ikut" Samuel menunduk menunggu jawaban dari Alvin.

Sedangkan Alvin binggung, ia memang bisa mengizinkannya anak itu untuk ikut berkemah karena sudah remaja, tapi di satu sisi ia takut Samuel tak dapat menjaganya diri dengan baik.

Alvin menatap Samuel yang menunduk, lantas dirinya menghela nafas. Kalau memang Samuel ingin ikut maka ia akan izinkan, asal anak itu bisa jaga diri dengan baik. "Kau boleh ikut, tapi.. Apakah kau yakin bisa menjaga dirimu dengan baik di sana?" Alvin bertanya dengan ragu, karena dulu saat di tubuh aslinya Alvin tak pernah ikut berkemah.

"Aku janji akan baik-baik saja" Samuel menjawab dengan antusias, sepertinya anak itu sangat ingin ikut berkemah.

"Baiklah.. Cepatlah masuk ke kamarmu dan bersihkn tubuh mu yang bau itu" Alvin berujar dengan nada mengejek membuat Samuel mengernyit tak suka.

Lantas dirinya mengangkat tangan sebelah tangannya lalu mengendus ketiaknya, dan ternyata masih wangi!.

"Daddy! Aku masih wangi!" Anak itu ngambek, terbukti dengan cara jalannya dengan yang menghentak-hentakkan kaki, menuju kamar dengan tangan yang melipat di depan dadanya.

Sedangkan Alvin hanya menggelengkan kepalanya, menghadapi tingkah Samuel yang terkadang dewasa dan terkadang seperti anak kecil itu.









857 kata...

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang