Sebulan berlalu, dan kini adalah hari minggu di mana orang-orang akan beristirahatlah di rumah dengan nyaman. Namun itu bukan dengan Samuel, pemuda itu sekarang tengah terduduk di ruangan Daddnya sembari menggenggam tangan milik Alvin dengan kuat, dan menatap wajah damai sang Daddy yang tampak damai tertidur.
Hari ini adalah jadwalnya untuk menjaga pria yang sudah koma selama sebulan ini, oma dan opanya harus pulang, karena tidak mungkin akan berlama-lama di rumah sakit dengan Clay yang masih kecil.
Samuel menatap wajah Daddnya yang terlihat pucat, dirinya semakin mengeratkan genggaman tanganya. Matanya berkaca-kaca, menahan tangis yang sudah berapa kali ingin meluncur ke luar dari melupuk matanya.
"Daddy kapan akan sadar? Apakah sebegitu nyamanya daddy terlelap sampai melupakan aku dan Clay? Daddy jahat sudah tak mengingat aku lagi!" Samuel menunduk setitik air mata jatuh dari pelupuk matanya, sepertinya kelopak matanya sudah tak dapat menampung air mata yang sudah beberapa kali ingin keluar.
"Daddy jahat hikss, apakah daddy tak sedih jika mendengar Clay datang dengan tangis yang keras. Apakah daddy ingin menyusul mommy dan meninggalkan kami lagi?" Remaja Sma itu meracau dengan air mata yang terus mengalir dan tak menyadari ada seseorang yang menatap nya dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.
"Daddy ingin tau? Aku baru saja mendapatkan peringkat dan masuk tiga besar, daddy tak ingin bangun? Dan merayakan nya?. Clay juga sudah ulang tahun! Daddy jahat tidak merayakan hari ulang tahun anak Daddy sendiri" Ank itu kembali meracau dan menangis sesegukan.
Sedangkan itu sosok yang mengintip mengepalkan tangannya dan berlalu dari sana.
Samuel kembali terdiam air matanya kembali ke luar, namun kali ini lebih deras. Anak itu mendongak menatap langit-langit ruangan itu, matanya memerah karena menangis.
Tak lama ia kembali terdiam namun kali ini tampa suara tangis, saat ia merasakan tangan Daddy nya yang ia genggam sedikit bergerak.
Ughh
Ia mendengar sebuah lenguhan, dan itu berasal dari Daddy nya!! Samuel menegakkan tubuh dan menatap kelopak mata Daddnya dengan intens. Kelopak mata itu tampak bergerak dengan perlahan!!.
Samuel dengan pelan melepaskan genggaman tangannya pada tangan Alvin, dan berlalu dari sana. Dirinya berlari sembari berteriak bak orang kesetanan karena mencari dokter, bahkan dirinya tak ingat bahwa ada tombol di ruangan Daddnya untuk segera memanggil.
dokter tak harus berteriak seperti orang gila.________
Beberapa menit berlalu setelah Samuel berteriak mencari dokter kini dirinya tengah duduk di depan ruangan Alvin, berusaha untuk berpositif thingking dan tak berpikir buruk tentang kondisi Daddy nya.
Pintu ruangan perlahan terbuka menampilkan seorang dokter yang bulan lalu juga memeriksa kondisi Alvin yang kritis.
Dr. Tae, seorang dokter Korea yang sudah tinggal di Indonesia selama tujuh tahun. Dokter Tae memiliki tubuh yang bagus, kulit seputih susu dan memiliki tinggi di atas rata-rata.
Ratna, Sagar, dan Samuel lantas berdiri dari duduknya dan menatap (Dr)Tae dengan tatapan bertanya sekaligus khawatir.
Ratna, dan Sagar datang beberapa menit yang lalu setelah di telpon oleh Samuel. Dan yang membuat mereka datang dengan terburu-buru karena Samuel menelpon dengan menangis histeris. Mereka kira terjadi sesuatu yang tidak mereka pernah pikirkan terhadap Alvino.
"Sungguh mukjizat Tuhan, pasien telah sadar dari koma 'nya. Dan kondisinya lumayan bagus namun masih sangat lemah, kami sarankan untuk kalian ekstra menjaga pasien" Tae berujar dengan tenang dan datar sembari menatap lembaran catatannya terhadap kondisi pasiennya.
Sagar terdiam setelah mendengar penjelasan dari Dokter Tae, dirinya tak dapat berkata dengan benar, dan otaknya terus berputar memikirkan kondisi anaknya nanti.
"Apakah penyakit gagal Jantung Alvino bisa di sembuhkan? " Sagar menatap Tae yang tengah membaca kertas yang ia pegang lalu mengernyitkan dahinya.
"Pasien memang bisa sembuh, namun.. Kondisi penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit seumur hidup dan tidak bisa disembuhkan dengan tuntas atau lebih jelasnya penyakit ini tak pernah akan sembuh total dari tubuh pasien dan terus ada bahkan jika ia operasi"
Maaf kalau slh, anggap aj gtu.
Sagar, dan Ratna mendesah kecewa saat mendengar penjelasan dokter, mereka mengangguk dengan pelan dan menatap pintu ruangan Alvino yang tertutup.
"Kalau begitu saya permisi" Dokter Tae melangkah pergi dari sana setelah pamit pada ketiga orang yang berbeda usia di sana.
Samuel melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan rumah sakit VVIP itu, membuka pintu dengan oelan agar tak menganggu orang yang berada di dalam sana.
Samuel, Ratna, dan Sagar masuk dengan langkah gontai namun bahagia dan dapat mereka lihat Alvin/Alvino yang tengah duduk setengah berbaring di sandaran brangkar miliknya.
Samuel melangkah dengan gembira setelah melihat Daddy nya telah sadar da kembali bisa menatap dirinya dengan tatapan teduh dan lembut.
Dirinya berjalan dengan sedikit berlari dengan senyum sumringah. "Dad akhirnya kau sadar!"
"S-siapa?"
Deghh...
750 kata...

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Science Fictionbagaimana jika seorang pemuda sebatang kara tak memiliki keluarga satupun, malah mengalami sebauh kecelakaan yang membuat nya ber transmigrasi ke raga seorang duda tiga anak? sanggup kah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya di raga pria ter...